TAAT SETENGAH HATI
2 Tawarikh 25:2, 1-28
Setengah hati artinya adalah segan-segan / malu-malu / tidak ikhlas / tidak sungguh-sungguh. Mengerjakan sesuatu dengan setengah hati artinya mengerjakannya dengan tidak sungguh-sungguh dan akibatnya pasti menghasilkan sesuatu yang tidak akan maksimal. Hal ini berlaku juga dalam hal ketaatan kita kepada Tuhan (Yak.2:10). Lihatlah kehidupan Raja Amazia yang awalnya benar dalam mengikuti Tuhan, namun karena setengah hati, ia banyak mengalami kesulitan dalam hidupnya.
Ciri orang yang setengah hati:
1. TIDAK MENGANDALKAN TUHAN (5-6, 7-12).
• Ada rasa kurang percaya diri. Lupa ada Tuhan yang sanggup menyertai. – Jika mengalami keberhasilan, beresiko jatuh dalam dosa kesombongan / merasa paling mampu.
• Mendua hati (Wahyu 3:16). Di satu sisi seolah andalkan Tuhan, tapi di sisi lain mengandalkan hal-hal di luar Tuhan. Sumber semangat kita bukanlah dari dunia, tetapi dari pengharapan kita kepada Tuhan (Amsal 23:18 dan Yeremia 29:11). Orang yang bersemangat memiliki komitmen untuk melakukan sesuatu yang lebih baik daripada sebelumnya. Orang yang berkomitmen tidak mungkin berhenti di bibir, tapi ada Tindakan (action), entah itu komitmen terhadap Tuhan, diri sendiri, keluarga atau pelayanan dan lain sebagainya.
2. BERSEBERANGAN DENGAN TUHAN (20,7).
• Tidak mau mendengarkan nasehat Firman Tuhan = menjauhi Tuhan. – Keyakinan terhadap Tuhan tidak kokoh
• Keyakinan terhadap Tuhan tidak kokoh. Berpeluang menggunakan pola dunia dalam penyelesaian masalah hidup.
PENUTUP
Hidup takut akan Tuhan harus dilakukan sepenuh hati, jiwa, dan akal budi (Ulangan 6:5). Jika setengah hati, bisa berakibat sama dengan Amazia, hidupnya mengalami banyak perlawanan dari sesama (ayat 17, 20-24). Tantangan hidup harus dihadapi dengan bulatnya hati kita dalam mengikuti Tuhan. Tidak sedikit yang hidupnya berakhir dengan kegagalan demi kegagalan walaupun nampaknya mereka berstatus orang percaya (bahkan melayani pekerjaanNya); karena itu … jangan hidup taat kepada Tuhan dengan setengah hati.