Benci Dengan Benar
Kita sering mendengar dari mimbar bahwa benci adalah suatu sikap yang harus kita hindarkan. Demikian seringnya kita mendengar, timbulah persepsi bahwa benci itu adalah sesuatu yang negatif dan harus dijauhkan dari kehidupan seorang Kristen.
Sesungguhnya benci adalah bagian dari karakter manusia. Kita bisa melihat bagaimana kepribadian seseorang dengan mengetahui apa yang Ia cintai dan apa yang Ia benci. Contohnya, jika saya membenci kebohongan dan mencintai kejujuran, maka kita dapat berasumsi bahwa pribadi saya adalah pribadi yang berkarakter jujur, apa adanya, dan tidak berpura-pura.
Lalu bagaimana dengan Karakter Tuhan? Apakah ia membenci sesuatu atau seseorang? Apakah yang Firman katakan? Kita dapat melihatnya di Amsal 6:16 dan Maleakhi 2:16. Dari kedua ayat ini, kita bisa menyimpulkan seperti apakah karakter Tuhan itu.
Hal-hal yang kita cintai di dalam hidup menunjukan fokus kita di dalam hidup. Kita akan melakukan hal-hal yang memang kita cintai. Fokus kita akan bera da di situ.
Hal-hal yang kita benci di dalam hidup menunjukan hal-hal yang ingin kita hindari. Sebagai contoh, kalau kita benci dibohongi, maka kita tidak akan berbohong. Kalau kita benci kepada ngaret, maka kita tidak akan ngaret di saat datang untuk bertemu dengan orang lain.
Oleh karena itu kita dapat memanfaatkan rasa benci sebagai sebuah tameng bagi integritas kita. Membenci dengan benar dapat melindungi nilai-nilai kehidupan kita, seperti immune system bagi karakter kita. Oleh karena itu kita harus membenci dengan benar, sehingga kita terhindar dari melakukan hal-hal yang memang kita tidak sukai untuk kita alami dalan kehidupan kita.
Di dalam pekerjaan saya, lazim terjadi orang menunda pembayaran. Biasanya karena pengaturan cash flow yang ketat. Tapi ada juga orang yang menunda karena memang dasarnya ia tidak rela untuk memberikan apa yang menjadi hak orang lain itu. Karena saya paling tidak suka untuk ditunda pembayarannya padahal orang yang harusnya membayar dalam keadaan yang mampu, maka saya pun berusaha untuk tidak menunda pembayaran yang menjadi hak orang lain, apalagi karena memang itu tertulis dengan sangat jelas di dalam Firman.
Dengan benci yang benar, kita dapat melindungi nilai-nilai positif kehidupan di dalam kita dan membangun karakter yang baik yang pada akhirnya nanti akan membuat kita berbeda dengan orang lain. Amin
dengan kata lain membenci hal-hal yg merupakan lawan dr integritas kita sebagai anak Tuhan…kalau terhadap orang lain..mungkin yg kita “benci” adalah tingkah lakukanya, bukan ke orgnya, krn kita harus mengasihi sesama kita.
well..dengan tameng “kebencian” yg benar, kita bisa menjaga integritas kita dan tidak terseret oleh arus dunia.
nice post 🙂 thx diingatkan Gbu
nice writing bro..
very inspiring..:)