MENABUR KEBAIKAN
Amsal 3:27-33
Betapa pentingnya sebagai umat percaya, kita melakukan kebaikan pada sesama, namun bukan sekedar untuk menunjukkan moralitas, tapi untuk mencerminkan karakter Allah kita yang penuh kasih, keadilan, dan kesetiaan. Janganlah hidup seperti orang dunia yang dipenuhi egoisme, sehingga perbuatan baik menjadi sesuatu yang langka. Jangan sibuk hanya dengan urusannya sendiri, sehingga melupakan panggilan Tuhan untuk menjadi berkat bagi sesama:
1. BERBUAT YANG BAIK (Amsal 3:27-28)
• Jika kita mampu, jangan tahan kebaikan dan jangan tunda memberikan pertolongan.
• Menolong bisa dalam berbagai cara: Memberi pada yang kekurangan, menyediakan waktu untuk mendengarkan, dsb.
2. TIDAK MERENCANAKAN KEJAHATAN (Amsal 3:29-30)
• Jangan “memanipulasi” sesama. Jangan hidup dengan maksud-maksud yang tidak baik pada sesama.
• Hiduplah dalam damai dan harmonis. Jaga hubungan yang sehat.
• Jangan bergosip / menjelekkan / menghakimi sesama.
3. JAUHI SIKAP IRI PADA ORANG FASIK (Amsal 3:31-33)
• Jangan terpukau atas keberhasilan orang fasik, karena itu semua hanya sementara.
• Jalan hidup orang benar lebih berharga daripada orang fasik, karena orang benar menjadi berhasil dengan cara-cara yang benar.
• Jangan tiru perilaku yang fasik (menindas, keras, kejam, dll)
Alasan teologis bagi orang percaya untuk menabur kebaikan adalah sbb:
(1) Meneladani Tuhan Yesus (1 Yohanes 2:6).
(2) Melakukan perintah Tuhan (Matius 22:39).
(3) Menghasilkan buah roh (Galatia 5:22-23).
(4) Menjadi kesaksian (Matius 5:13-16).
PENUTUP
Lakukan bagian kita untuk terus menabur kebaikan pada sesama dan senantiasa hiduplah dengan kasih, tanggungjawab, dan integritas. Semuanya itu pasti berdampak pada penuaian jiwa atas orang-orang yang ada di sekitar kehidupan kita, karena mereka akan tertarik untuk mengenal Tuhan, melalui kasih Tuhan yang kita taburkan. Amin!