MENYIKAPI KEGAGALAN

Ayub 42:2

Semua orang tentunya mendambakan keberhasilan / kesuksesan di dalam hidupnya, tidak ada seorang pun yang dengan sengaja menghendaki kegagalan / keterpurukan. Untuk bisa mengalami keberhasilan / kemenangan, maka setiap orang tentu (suka atau tidak suka, terima atau tidak terima), harus menghadapi “pertandingan / tantangan kehidupan”. Namun kemenangan bukanlah suatu jaminan karena kita pun dapat gagal / kalah ketika kita menghadapi pertandingan kehidupan tersebut.
Bagaimanakah sikap yang benar saat kita mengalami kegagalan?

1. TETAP MEYAKINI RENCANA TUHAN ADALAH KEBAIKAN (Yer.29:11).
• Kegagalan ketika kita jalani bersama dengan Tuhan adalah bagian dari rencana Tuhan yang dashyat dan luar biasa, oleh karena itu pasti ada nilai2 kebaikan dalam kegagalan yang mungkin kita alami.
• Dalam sudut pandang Tuhan, tidak ada yang gagal dari kehidupan kita, karena rancangan Tuhan atas hidup kita tidak tergapai oleh pikiran kita.

2. TETAP MENGUCAP SYUKUR DALAM SITUASI TERSEBUT (1Tes.5:18)
• Mengucap syukur di saat kita tengah terpuruk atau dalam kegagalan bukanlah sebuah penyangkalan atas situasi yang terjadi, melainkan sebuah Langkah iman, bahwa kita percaya dalam kegagalan pun Tuhan tetap berdaulat dan tetap dapat menyatakan karyaNya yang luar biasa bagi kita, oleh karena itu kita mengucap syukur.

3. TETAP TIDAK BERUBAH PIKIRAN UNTUK MENGANDALKAN MANUSIA (Yer.17:5-6)
• Menguatkan iman kita kepada Tuhan agar tidak tergoda untuk mencari jalan sendiri dan bahkan mencoba mengandalkan kekuatan manusia.

4. TETAP MENJAGA KUALITAS KEINTIMAN BERSAMA TUHAN (Yoh.15:5)
• Walau mungkin ada pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab, ada hati yang gundah, tetaplah memelihara iman kita kepada Tuhan. Tetaplah jadikan Tuhan sebagai tempat kita mengadu, tempat kita meminta hikmat dan kebijaksanaan, jangan menjauh daripadaNya. JanjiNya, walau kita gagal dalam satu hal, selama kita melekat kepada pokok Anggur, kita akan tetap dapat berbuah banyak.

PENUTUP
Kita diijinkan Tuhan mengalami kegagalan, supaya kita tidak menjadi sombong, artinya kita harus terus bergantung sepenuhnya kepada Dia. Penderitaan Ayub adalah suatu bentuk kegagalan kehidupan yang luar biasa beratnya, tapi Tuhan tetap dapat memberikan jalan keluar dan pemulihan serta berkat besar atas Ayub (Ayb.42:10). Sampai saat ini pun Tuhan mampu melakukan hal yang sama atas setiap umatNya yang mau selalu melekat kepada Tuhan. Saat kita terus melekat dengan Tuhan, pasti ada hikmat ilahi yang Dia berikan agar kita kembali kepada jalan keberhasilan. Amin!

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.