MENJADI PERSEMBAHAN YANG HIDUP

Roma 12:1
Jikalau kita berbicara mengenai persembahan di dalam PB dibandingkan dengan persembahan dalam PL, sesungguhnya takarannya jauh lebih besar dibandingkan dalam PL karena yang harus kita persembahkan bukan lagi sejumlah materi, namun seluruh hidup kita, karena Tuhan Yesus telah terlebih dahulu memberikan hidupNya bagi kita. Jikalau kita mengerti hal ini dengan baik, kita tentu tidak akan bersungut-sungut mengenai “jumlah” persembahan yang kita berikan kepada Tuhan, sebab jika tubuh saja kita persembahkan, apalagi materi. Dua makna mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup :
1. Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup artinya tidak mati rohani.
Jikalau kita masih bernafas, itu tentu berarti jasmani kita masih hidup. Tetapi rohani kita bisa saja mati. Kematian rohani adalah terputusnya hubungan kita dengan Tuhan, terpisah dari Tuhan. Orang yang mati rohani adalah orang yang sudah tidak melibatkan lagi Tuhan di dalam hidupnya dan tidak lagi membangun hubungan dengan Tuhan melalui doa, pujian dan penyembahan, tidak lagi tekun membaca Firman dan enjauhkan diri dari kegiatan ibadah. Untuk orang-orang seperti ini, Alkitab katakan dalam Efesus 5:14 agar bangun dan bangkit! Tidak ada cara lain selain dengan bertobat dan Kembali cara wajah Tuhan dengan sungguh-sungguh.

2. Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup artinya tidak suam-suam kuku
Suam-suam kuku adalah sebuah kondisi “sekarat rohani”. Dalam Wahyu 3:16 Tuhan mengingatkan agar jangan menjadi orang yang suam-suam kuku. Orang yang usam-suam kuku adalah mereka yang kompromi dengan dunia dan menjadi serupa dengan masyarakat di sekelilingnya. Mengakui dirinya Kristen, namun hidupnya menjauhi nilai-nilai kekristenan dan bahkan melakukan apa yang dunia lakukan. Kita dipanggil untuk menjadi garam, memberikan rasa bagi sekitar kita. Menjadi lilin, untuk menjadi terang dan menerangi lingkungan kita yang gelap, bukannya menjadi sama seperti dunia di sekitar kita. Mereka yang suam-suam haruslah segera bertobat!

PENUTUP
Marilah kita persembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, mari jaga dan pelihara hidup kerohanian kita. Jangan sampai suam-suam kuku, apalagi sampai mati rohani. Tidak ada kata terlambat untu bertobat dan Kembali “on fire” dengan Tuhan Yesus. Amin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.