DIBERKATI DAN TETAP “ON FIRE”
Matius 19:24
Apakah salah dan berdosa jika kita menjadi kaya dan diberkati? Tentu saja tidak, tetapi tentu ada alasan mengapa Tuhan Yesus mengatakan Firman tadi. Hal ini dipertegas dengan apa yang dinyatakan dalam Kitab Wahyu 3:14-22 merupakan pesan Tuhan Yesus kepada jemaat di Laodikia. Jemaat di Laodikia adalah jemaat yang kaya secara materi. Mereka berdagang emas, salep mata yang sangat terkenal, dan juga berdagang baju-baju. Mereka berkata: aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa. Tuhan Yesus berkata kepada mereka: “Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” Jadi tipu daya kekayaan dan kenikmatan hidup akan membuat orang Kristen suam-suam kuku dan tidak berbuah itu akan dimuntahkan oleh Tuhan Yesus. Artinya mereka akan kehilangan keselamatan kalau mereka tidak bertobat.
Bagaimana agar kita diberkati namun tetap bertumbuh dan “on fire”?
1. Jangan mengejar kekayaan
Mengejar kekayaan sangat berpotensi membuat seseorang menjadi kehilangan banyak waktu untuk bersekutu dan beribadah dengan Tuhan Yesus, memiliki waktu yang berkualitas dengan keluarga dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Mereka yang mengejar kekayaan selalu mengukur waktunya dengan uang. Tidak memiliki waktu untuk bersekutu dan beribadah kepada Tuhan Yesus tentu berdampak secara langsung terhadap kerohaniannya. Dan dapat dipastikan yang model seperti ini tidak akan bertumbuh secara rohani. “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang”. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” (1 Tim 6:10)
2. Jangan menggantungkan pengharapan kepada kekayaan
Apa yang dialami oleh Ayub, menjadi suatu bukti hidup bagi kita bahwa harta yang kita miliki dengan mudahnya dapat habis dan hilang hanya dengan sekejap mata saja (Ayub 1:13-17). Ayub belajar melalui proses kehilangan harta, namun ia mendapatkan yang jauh lebih berharga, yakni pengenalan secara pribadi akan TUHAN yang disembahnya. Sangat berbeda dengan seorang pemuda kaya yang datang kepada Tuhan Yesus di Matius 19:20-22. Ketika Tuhan menyuruh kepada pemuda tersebut untuk menjual hartanya dan mengikut Tuhan Yesus, pemuda tersebut malah bersedih.
3. Pergunakanlah kekayaan untuk menjadi berkat bagi orang lain
Janji Tuhan dalam Kejadian 12:2 adalah kita akan “diberkati. “Diberkati” tidak bisa dilepaskan dengan “menjadi berkat”, sebab itu adalah salah satu tujuan utama mengapa TUHAN memberkati kita, yakni agar kita menggunakan kekayaan tersebut untuk menjadi berkat bagi banyak orang dan bukan sekedar hanya untuk dinikmati diri kita sendiri atau keluarga saja. (1 Timotius 6:18-19)
PENUTUP
Tidak salah diberkati berlimpah-limpah dan menjadi kaya, tapi ingat: jangan mengejar kekayaan, jangan menggantungkan diri pada kekayaan dan gunakan kekayaan kita untuk menjadi saluran berkat bagi yang lain. Be blessed, keep on growing and always on fire! Maranatha!