Kesaksian Jujuk Srimulat

salibkristusPanggilan Tuhan Membuatnya takut mati

Bagi penggemar panggung komedi di tahun 80-an, pasti mengenal sosok
wanita yang satu ini. Dulu, bersama Gepeng, Asmuni, Timbul, dan
Tarzan, ia sering tampil di berbagai acara panggung. Nama itu terus
berkibar, setelah dirinya sering didaulat berperan sebagai seorang
juragan atau boss dalam setiap lakon, baik itu di televise maupun
panggung-panggung terbuka, seperti di kota Surabaya, Solo, dan
Jakarta.

Nama wanita itu adalah Jujuk. Lalu apa sebenarnya yang menarik dari
komedian yang satu ini? Istri tercinta pencetus sekaligus pimpinan
teras Srimulat Teguh tersebut, pada tahun 2003 lalu memproklamirkan
diri sebagai pengikut Kristus. Banyak orang mengenalnya, tetapi
sedikit yang tahu kalau dirinya sekarang jadi kristen. Kepada GAHARU
wanita yang selalu tampil ayu bak putri Solo ini berkisah dan
menuturkan bagaimana proses pengenalannya terhadap Kristus.

Eksistensi Srimulat dalam perjalanannya memang mengalami pasang surut,
bahkan sempat vakum dalam kurun waktu yanhg cukup lama. Kehadirannya
kembali berkibar sekitar tahun 90-an, ketika salah satu stasiun
televisi swasta mengontrak grup ini dalam acara panggung srimulat di
indosiar. Sepeninggal Teguh yang dipanggil Tuhan beberapa tahun silam,
jujuk memutuskan menikah kembali dengan seorang perjaka. “Maaf namanya
tak usah disebut ya,” pintanya sambil tersenyum. Dalam pernikahan yang
diharapkan akan menuai kebahagian, seperti yang direguknya bersama
Teguh dulu, ternyata jauh panggang dari api. Malah sering terjadi
kesalahpahaman yang ujung-ujungnya terjadi pertengkaran. “Rumah tangga
saya bagaikan neraka,” tandasnya.

Dengan berbagai persoalan yang begitu pelik itulah membuat fisik dan
mental ibu empat orang anak ini lemah. “Saya tertekan, bahkan tak
kuasa menahanya. Kejadian ini saya rasakan saat manggung bareng
bersama pelantun tembang-tembang campur sari, Didik Kempot. Sampai
dirumah tubuh saya limbung dan gelap sekali. Saya benar-benar rapuh.
Dalam kegelapan itu saya mencoba memanjatkan doa permohonan sesuai
dengan kepercayaan saya dulu. Tiba-tiba saya mendengar panggilan dalam
bahasa jawa “Muliho-muliho” artinya pulanglah-pulanglah. Mendengar
panggilan itu saya ketakutan luar biasa. Sebab yang saya pahami dari
nenek moyang saya dulu, pulang itu bisa berarti dipanggil Tuhan alias
meninggal. Inilah yang membuat saya takut luar biasa. Jujur saja saya
belum siap kalau Tuhan panggil. Maka secara spontan saya mengajukan
permohonan kepada Tuhan, jangan Kau panggil saya sekarang Tuhan,
karena saya belum siap mati. Tetapi suara itu tetap terdengar bahkan
sampai tiga kali. Nah pada panggilan ketiga, suara itu menambahkan
supaya saya pulang dengan membawa semua barang-barang saya yang ketika
itu dikuasai oleh suami kedua saya ini. Disinilah saya meyakini bahwa
panggilan pulang itu supaya saya kerumah dulu dasn membawa
barang-barang saya, Saya meyakini bahwa itu adalah suara Tuhan,”
jelasnya.

Minta didoakan

Dengan sisa tenaga yang masih ada, Jujuk segera pulang ke rumahnya.
Seperti perintah yang duyakini sebagai suara Tuhan, ia mengambil dan
membawa serta barang-barang berharga miliknya. “Sebenarnya
barang-barang itu juga hasil jerih lelah saya selama ini. Saya semakin
yakin itu suara Tuhan, seminggu setelah saya mendapatkan kabar ada
masalah dengan orang yang bersengketa dengan saya. Dari situlah saya
menyadari bahwa Tuhan itu memang baik. Karenanya saya minta keempat
anak saya untuk mendoakan. Sebab mereka sudah terima Yesus terlebih
dahulu. Awalnya mereka kaget. “Mama tahu kan apa doa saya?”tanya
mereka. Lalu saya katakan saya tahu, tetapi tolong mama didoakan.
Sewaktu didoakan itulah saya menangis sejadi-jadinya dan bicara tidak
karuan. Sekarang saya baru tahu kalau yang saya alami itu adalah
bahasa Roh. Saya mengerti apa yang saya katakan, tetapi anak-anak dan
hamba Tuhan yang mendoakan waktu itu sama sekali tidak tahu apa maksud
kata-kata saya itu. Sejak itulah, saya memutuskan untuk menerima
Yesus, bahkan sekarang aktif di GBI Keluarga Allah Solo, dan pelayanan
secara Oikumene,” kisahnya.

Ternyata hanya di dalam namaNyalah ada kelegaan. Melalui peristiwa
inilah segala beban berat yang ada dalam dirinya terangkat. Dan yang
lebih dasyat lagi, Tuhan meminta untuk mengampuni orang yang
bermasalah dengannya. “Jujur itu sangat berat, sebab orang seperti itu
tak layak mendapat pengampunan. Selama satu tahun saya bergumul untuk
bisa mengampuninya. Dan luar biasa akhirnya saya bisa melakukannya,”
ujarnya. Setelah menerima Yesus. Mujizat demi mujizat terjadi dalam
hidup saya, “Rasanya saya sampai tidak bisa bercerita mukjizat yang
saya alami satu persatu karena saking banyaknya, wis kalau mau tahu
lebih banyak mujizat yang saya alami datang ke Solo saja nanti pasti
saya akan bercerita banyak”, tukasnya dengan gaya Srimulatnya.
–YU-TUK.

Diambil dari Majalah GAHARU EDISI 54 tahun ke 7 – 2008

You may also like...

2 Responses

  1. Dongan sahuta says:

    Puji TUhan.
    Roma 10 (mari kita baca bersama):
    10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
    10:10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
    10:11 Karena Kitab Suci berkata: “Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.”

    Haleluyah. …………

  2. Oscar says:

    Jadinya bukan Ibu Jujuk lagi, tapi Miss Jujuk, ngomongnya bukan Jawa lagi, tapi Inggris….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.