(Lagi – lagi) The Passion Of The Christ (1)
Jumat kemarin, tanggal 25 Maret 2005, umat Kristiani memperingati hari wafatnya Yesus Kristus (Paskah). Peringatan ini sangat penting dalam konteks keimanan orang Kristen, karena inti dari pengajaran Injil ada dalam kejadian penyaliban dan kebangitan Yesus Kristus.
Tahun ini ada sesuatu yang luar biasa dalam perayaan Paskah ini. Trans TV, salah satu stasiun TV swasta baru di Indonesia menyiarkan film The Passion of The Christ, sebuah film fenomenal karya Mel Gibson, di hari Jumat jam delapan malam, tanpa iklan sama sekali. Sebuah hal yang luar biasa, mengingat pemasukan utama TV swasta adalah iklan. Belum lagi biaya hak siar yang tentunya sangat mahal karena film ini belum lama muncul di bioskop.
Ada beberapa hal yang menarik perhatian gue mengenai seluruh kejadian ini, dan gue mau sharingkan di sini.
1. Mel Gibson
Siapa yang ngga kenal beliau? Dia salah satu artis besar Amerika. Selain ganteng, film-film yang dibintanginya bukan film sembarangan. Di saat dia berinisiatif membuat film The Passion, semua orang kaget, dan apalagi setelah melihat skenarionya, bos-bos film Amerika, yang sebagian besar Yahudi, menentang dan menolak untuk membiayai, bahkan mendistribusikan film ini. So,…Mel harus membiayai sendiri film ini dari kocek dia sendiri, dan ternyata perbuatannya tidak sia-sia, karena seperti yang dilansir majalah Forbes, saat ini dia menjadi actor paling kaya di dunia dengan kekayaan total mencapai 720 juta dollar Amerika! Kalau dalam rupiah berarti sekitar Rp. 6.840.000.000.000 — enam triliun rupiah! Busset, banyak banget nolnya. Menurut Forbes, 600 juta dollar dia peroleh hanya dari film The Passion saja.
2. Film The Passion Of The Christ
Film ini sangat ditentang karena menurut orang Yahudi film ini berbau anti Yahudi. Memang kalau kita lihat dalam film ini, the bad guy nya adalah para Imam Yahudi dan antek2nya, tapi ya itu kenyataan dalam sejarahnya tokh? Dan menurut gue ngga ada di dalam film ini bagian mengenai orang Yahudi yang terlalu dilebih-lebihkan.
Setelah gagal diboikot oleh bos-bos film Amerika, film ini beredar ke seluruh dunia. Uniknya, beberapa Negara Islam yang biasanya anti terhadap film2 yang berbau barat dan kekristenan, mengijinkan film ini diputar di negaranya. Uni Emirat Arab sebagai salah satu contoh, mengijinkan film ini diputar di bioskop2 mereka. Mengapa mereka mau? Karena mereka piker, karena film ini sudah membuat berang orang2 Yahudi, berarti film ini anti Yahudi, senafas dengan sikap sebagian besar negara2 Arab.
Ngga ketinggalan, di Indonesia pun film ini sempat diputar di bioskop, walau ngga lama.
Bersambung………