IMAN YANG TULUS

2 Timotius 1:5

Iman seseorang akan nampak saat ia sedang menghadapi tantangan hidup. Demikian juga yang terjadi atas murid Rasul Paulus yang bernama Timotius, di mana ia harus menghadapi berbagai penentangan dari orang lain; diusik, tidak disukai, yang iri hati, tidak didukung, dll. Namun semuanya itu tidak membuatnya jadi lemah dan kecewa, karena Timotius memiliki suatu kekuatan, yaitu iman yang tulus. Orang-orang seperti ini tidak akan mundur dari Tuhan, bahkan keyakinannya pada Tuhan semakin menguat. Sikap hati seseorang yang memiliki iman yang tulus adalah sbb:

1. YAKIN SEPENUH HATI PADA TUHAN
• Selalu percaya bahwa Tuhan pasti beri yang terbaik; apakah hal-hal yang dia minta dikabulkan atau tidak Tuhan kabulkan.
• Fokus pada kemenangan dari Tuhan, di setiap tantangan hidup.
• Tidak ijinkan kuatir / kecewa / curiga untuk berkuasa atas hidupnya.

2. TIDAK SUKA KEMUNAFIKAN
• Ketulusan dalam iman menghasilkan gaya hidup dalam kebenaran, yaitu hidup sebagai terang dan garam bagi dunia ini.
• Tidak ada maksud tersembunyi saat menghibur maupun menegur sesama, karena motivasinya berdasarkan kasih.

PENUTUP
Iman yang tulus menjadikan seseorang tidak pernah keluar dari hadirat Tuhan. Dia tidak akan “kehilangan Tuhan” atas apapun yang terjadi di hidupnya. Ujian hidup menggeser hatinya ke arah yang Tuhan mau, dan bukan menggeser Tuhan ke arah yang ia mau. Amin.

MEMBAGIKAN KASIH KRISTUS

1 Petrus 1:22-25

Manusia yang hidup dalam dunia umumnya menjalani kehidupan untuk dirinya sendiri serta memperjuangkan segala hal untuk kepentingannya sendiri, bahkan sampai mengorbankan orang lain dalam hidupnya. Hal ini berbeda dengan orang-orang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus dan mengalami kelahiran baru, di mana mereka diberi kemampuan untuk melakukan perbuatan baik (Efesus 2:10) dan menyatakan kasih persaudaraan kepada sesama (1 Petrus 1:22). Seperti halnya mereka menjalani hidup demi bisa membagikan kasih Kristus, demikianlah kita yang hidup saat ini melakukan hal yang sama juga, dengan:

1. TULUS (ayat 22a)
• Ikhlas / rela / tanpa meminta balasan; jangan seperti orang Farisi yang melakukan kebaikan demi dihormati / dihargai orang lain.
• Jangan demi pamrih, karena itu artinya ada motivasi tersembunyi (=munafik).
• Kita melakukan kebaikan (kasih Tuhan) karena kita telah lebih dulu menerimanya dari Tuhan.

2. SUNGUH-SUNGGUH (ayat 22b)
• Kesungguhan terlihat dari kualitas apa yang dapat kita berikan; seperti apa yang kita lakukan kepada diri sendiri, demikianlah kita buat / beri / lakukan kepada orang lain.
• Lakukan dengan semangat dan tidak ditunda-tunda.
• Sadari waktu kita terbatas, artinya kesempatannya pun terbatas; lakukanlah sekarang karena kesempatan belum tentu akan terulang.

PENUTUP
Bagikanlah kasih Kristus, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan dan lakukanlah semuanya itu dalam kebenaran (1 Yohanes 3:18). Tuhan pasti sanggupkan kita untuk melakukannya dan bersyukurlah untuk kesempatan yang masih Dia berikan untuk membagikan kasih-Nya. Amin.