MEMAHAMI TUHAN

2 Korintus 3:18, Efesus 3:18-20

Elohim itu adalah Roh (Yohanes 4:24), maka untuk bisa memahami pikiran dan kedaulatan Elohim tidaklah cukup hanya dengan menggunakan Akal dan Pikiran saja. Tuhan kita adalah Tuhan yang Supranatural / Ilahi. Kita selaku manusia memiliki keterbatasan yang sangat besar dibandingkanNya, namun bukan berarti kita tidak bisa memahami pribadiNya karena Tuhan juga yang menginginkan kita untuk mengenalNya secara pribadi.
Dengan cara bagaimanakah kita bisa mengenal Tuhan?
1. Menggunakan Manusia Baru
• Efesus 4:23-24 menjelaskan bahwa kita yang percaya bahwa Yesus Tuhan dan menerima karya penebusanNya di salib untuk kita adalah manusia yang baru.
• Kolose 3:9-10 menjelaskan bagaimana kita adalah manusia baru yang harus terus menerus diperbaharui.
• Memahami Tuhan haruslah dengan intim / melekat kepada Tuhan. Di saat kita mendekatkan diri kita kepadaNya lewat Firman, Doa, Pujian dan Penyembahan maka kita akan berada dalam satu “gelombang” dengan Dia.
• Lihatlah Abraham, ia dapat memiliki iman yang luar biasa karena ia berjalan Bersama dengan Tuhan.

2. Menggunakan Pola Pikir Tuhan
• Filipi 4:25 mengatakan bahwa kita harus menaruh pikiran dan perasaan yang sama dengan Kristus Yesus. Pikiran dan Perasaan Kristus dapat kita kenali dari Firman Tuhan, bagaimana Ia bertindak, berkata-kata dan bersikap.
• Sebagai ilustrasi, kita dapat melihat bagaimana lewat Filipi 2:6-11 sifat dari pribadi Kristus yang mau merendahkan diri, bahkan tidak menganggap kesetaraannya dengan Elohim sebagai milik yang harus dipertahankan. Kita juga dapat melihat dalam Injil bagaimana Ia mengajar supaya kita mendahulukan orang lain dibandingkan diri kita sendiri. Itulah pola pikir Tuhan, dan banyak lagi yang dapat kita pelajari dari Firman Tuhan mengenai Pola Pikir dan isi hatiNya.

PENUTUP
Cerminan kehidupan Kristus seharusnya tercermin dari kehidupan kita sebagai orang percaya. Kalau cermin dari kehidupan kita adalah Kristus, maka kita pasti akan berusaha untuk mengenal dan memahami Tuhan sepanjang kehidupan kita karena kita sadar, lewat kehidupan kita yang mencerminkan Kristulah maka orang-orang disekitar kita dapat menemukan jalan untuk mengenal Tuhan. Amin!

JADI KEPALA DAN BUKAN EKOR

Ulangan 28:13-14

Mengawali tahun dimensi yang baru, pesan Tuhan yang kuat bagi kita adalah Tuhan menyatakan dua pilihan: Jadi kepala atau jadi ekor!
Tentu semua kita akan memilih untuk menjadi kepala, tapi tahukan kita bahwa justru “kepala” berbicara mengenai berbagai macam makna :
1. Penyembahan
Wahyu 4 menggambarkan bahwa Surga penuh dengan penyembahan, para Tua-Tua menyembah Tuhan dengan tersungkur, dengan kepala menyentuh sampai ke lantai. Menjadi kepala adalah berarti mendedikasikan hidup kita sebagai penyembahan kepada Tuhan (Roma 12:1)

2. Pengurapan
Mazmur 133 berbicara bahwa pengurapan dimulai dari kepala. Menjadi kepala adalah mempersiapkan diri kita untuk menerima impartasi kuasa / pengurapan dari Tuhan dan juga dari otoritas yang ada di atas kita. Kita belajar untuk menghormati dan taat kepada otoritas yang ada di atas kita.

3. Pikiran Kristus
Kepala adalah tempat di mana otak berada dan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita berpikir. Menjadi kepala adalah memilih untuk memiliki pikiran Kristus dan tunduk serta taat kepada tuntunan Roh Kudus, hidup dalam pimpinan Roh.

4. Mahkota
Kepala adalah tempat di mana kita mengenakan mahkota. Dalam Kekristenan, ada 5 mahkota yang Tuhan sediakan bagi kita yaitu Mahkota Kehidupan (Wahyu 2:10c, Yakobus 1:12), Mahkota Kemuliaan (1 Petrus 5:2-4), Mahkota Kemegahan (1 Tesalonika 2:19-20), Mahkota Kebenaran (2 Timotius 4:8) dan Mahkota Abadi (1 Korintus 9:25). Menjadi kepala, berarti kita harus siap untuk dimahkotai oleh Tuhan, dan untuk dimahkotai oleh Tuhan maka kita harus menggenapkan ayat2 tadi dalam hidup kita.

PENUTUP
Marilah kita bercermin, apakah kehidupan kita saat ini sedang mengarah menuju menjadi Kepala atau menjadi ekor? Kuatkan dan teguhkanlah hati kita untuk secara tekun mengejar kehidupan yang intim dengan Tuhan, karena dengan demikian kita tengah memilih untuk menjadi Kepala dan bukan Ekor! Amin!

JANGAN SALAH PILIH!

Filipi 1:21

Manusia tidak dapat memilih kapan ia dilahirkan, siapa orang tuanya dan kapan kita akan mati. Sejak dari hari kita dilahirkan dan sampai kita mati dan berpulang kepada Tuhan, kita mengisi hidup kita dengan pilihan demi pilihan. Pilihan demi pilihan itulah yang akan menentukan siapa diri kita. Khususnya bagi kita orang percaya, kitapun harus memilih dengan apa kita akan isi hidup kekristenan kita. Apakah kita akan isi dengan menjadi seperti apa yang Tuhan rancangkan ataukah kita isi dengan hal-hal yang sia-sia.

Beberapa factor ini akan mempengaruhi pilihan-pilihan hidup kita, yaitu :

  1. Apa yang mengendalikan pikiran kita?

    Apa yang sering memenuhi pikiran kita akan mempengaruhi pilihan-pilihan kita. Oleh karena itu kita harus memenuhi pikiran kita dengan Firman, supaya Firman juga yang akan mempengaruhi setiap jalan pikiran dan pilihan-pilihan yang kita ambil, sehingga kita selalu memikirkan pikiran-pikiran yang di atas dan pikiran-pikiran yang positif. (Kolose 3:2 dan Filipi 4:8)

  2. Bagaimana pergaulan hidup kita?

Pilihan-pilihan hidup kita akan gampang dipengaruhi juga oleh lingkungan kita. (1 Korintus 15:33)

  1. Sejauh mana hidup kita berjaga-jaga?

    JIkalau kita senantiasa waspada, menjaga hati, pikiran dan perkataan / perbuatan kita (Amsal 4:23), maka setiap pilihan yang kita buat akan menjadi pilihan yang lahir dari sebuah kehati-hatian, dan bukan sebuah pilihan yang asal.

Penutup

Hanya orang yang sudah menetapkan pilihan hidupnya hanya kepada Tuhan saja yang berani berkata “Hidup adalah bagi Kritus dan mati adalah kebetuntungan!” Oleh karena itu jadikanlah pegangan dan pedoman, bahwa semua yang kita (pilih) untuk lakukan akan kita lakukan seperti untuk Tuhan (Kolose 3:17,23)! Amin!