JALAN SALIB MENUJU KEMENANGAN

2 Korintus 12:1-10

Tuhan Yesus menjadi Sang Pemenang melalui “jalan salib”. Sebagai murid-muridNya, kita seharusnya hidup sama seperti hidup Kristus, melakukan hal yang sama agar bisa menjadi pemenang. Jalan salib bagi Kristus adalah jalan bagi keselamatan kita. Namun kitapun harus menempuh jalan salib, bukan supaya selamat, tetapi sebagai sebuah sarana untuk memurnikan dan menyucikan kita. Jalan salib adalah membuat Kristus semakin “besar” dan kita semakin “kecil”. Jalan salib adalah mematikan kedagingan kita dan menguatkan roh kita.
Mempraktekan jalan salib dapat dilakukan dengan mencontoh apa yang dilakukan oleh Rasul Paulus :

1. TIDAK MENINGGIKAN DIRI (ayat 7a)
• Seberapa pun tingkat kerohanian seseorang, tidak menjaminnya bisa tetap menjadi pribadi yang rendah hati. Kesombongan bisa tetap terjadi.
• Jangan berbangga diri dengan segala pengalaman rohani maupun pelayanan di ladang Tuhan selama ini, karena itu semua hanya karena anugerah Tuhan saja

2. MERELAKAN DURI DALAM DAGING (7b)
• Duri dalam daging bentuknya bermacam-macam, bisa kelemahan tubuh, kekurangan fisik, atau rintangan / kesusahan / dll, tapi intinya adalah suatu kondisi yang membuat seseorang terhindar dari dosa kesombongan / tinggi hati.
• Dalam kondisi tersebut, ia akan selalu bergantung / berharap pada Tuhan saja.

3. BERMEGAH ATAS KELEMAHAN (9)
• Kelemahan yang dimaksud bukan kelemahan berbentuk dosa, karena jika kita berdosa, kita harus segera bertobat, bukan bermegah.
• Kelemahan dalam konteks jalan salib, berbentuk penderitaan, penganiayaan, dan kesusahan yang dialami demi Kristus (terkait status kita sebagai Kristen).
• Kelemahan-kelemahan demikian, akan diubahkan menjadi hal-hal mulia, karena Tuhan punya tujuan baik dan punya cara mengatasi situasi tersebut.

PENUTUP
Tuhan Yesus mengalami jalan salib yang teramat sangat menderita melalui berbagai penyiksaan yang berujung pada kematianNya di Golgota, tapi apa yang dilakukanNya justru menjadi kemenangan teramat besar bagi kita semua yang percaya kepadaNya. Jalan salib membawa kita menjadi pemenang atas dosa dan atas maut; iblis sudah dikalahkan! Amin!

JANJI PENYERTAAN TUHAN

Tahun yang baru selalu identik dengan harapan yang baru. Akan keadaan yang lebih baik dari tahun yang sebelumnya. Namun ada juga orang-orang yang pesimis dengan tahun yang baru, dan ada juga orang yang pasrah dan kehilangan gairahnya akan tahun yang baru.

Tuhan memberikan tema bagi Gereja kita, yaitu Tahun Permulaan yang Baru, dimana Tuhan berjanji untuk memberikan berkat, anugerah, penyertaan bahkan mujizat yang baru atas kita. Berikut ini adalah nasehat Tuhan bagi kita di Tahun yang baru :

  • Jangan terikat masa lalu (Filipi 3:12-14)
    • Jika kita lihat kembali kepada Alkitab, kita dapat melihat bagaimana bangsa Israel disaat keluar dari Mesir, walaupun mereka sudah dijanjikan kondisi dan keadaan yang lebih baik di tanah perjanjian, mereka terus membandingkan dengan keadaan mereka sebelumnya di Mesir. Ikatan masa lalu mereka lebih kiat dibandingkan harapan mereka akan masa depan.
    • Istri Lot, ketika meninggalkan Sodom hatinya masih terikat dengan apa yang ia miliki sehingga ia menoleh ke belakang dan akhirnya menjadi tiang garam.
    • Yusuf, ketika melewati semua proses mulai dari dijual sebagai budak sampai ia keluar dari penjara, ia memilih untuk tidak tinggal di masa lalu, ia memilih untuk maju dan berharap pada masa depan yang lebih baik sesuai apa yang Tuhan janjikan bagi dia.
    • Paulus, sebelumnya adalah seorang penganiaya Jemaat, namun ketia Tuhan “memanggilnya”, ia menolak untuk tinggal di masa lalu dan meresponi dengan benar panggilan Tuhan.
  • Arahkan pandangan kepada Tuhan (Kolose 3:1-2)
    • Kalau kita memandang Tuhan, maka kita tidak akan takut akan masa depan kita, karena Tuhan menjanjikan penyertaanNya bagi kita. Kita tidak sendirian!
    • Ketakutan adalah musuh dari iman dan tanpa iman kita tidak akan mendapatkan apa yang sudah Tuhan janjikan bagi kita. Bahkan dalam Ibrani 11:6a tertulis bahwa tanpa iman kita tidak berkenan di hadapanNya.
    • Ketika pandangan kita terarah kepada Tuhan, kita mendapatkan kekuatan yang baru. Oleh karena itu janganlah melihat ke masa lalu, janganlah khwatir dan terfokuskan kepada masa depan, mulailah bersama-sama dengan Tuhan maka Ia akan membawa kita melalui Tuhan ini dengan dashyat!

Penutup

Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita, oleh karena itu arahkanlah pandangan kita kepada Tuhan dan yakinlah bahwa Ia akan membawa kita melalui 2018 dengan luar biasa. Amin!

TAHUN PERMULAAN YANG BARU

Dalam penanggalan Ibrani, mulai dari 21 September 2017 sampai dengan 28 September 2018 kita memasuki tahun “Ayin Chet” yang artinya ” Tahun Permulaan yang Baru”. Artinya yang lama sudah berlalu, yang baru sudah datang (2 Koritus 5:17). Yang tidak baik sudah berlalu, yang baik sedang datang. Yang sakit disembuhkan, yang lemah dikuatkan. Yang miskin diperkaya. Marilah kita imani bahwa 2018 menjadi sebuah tahun di mana Tuhan memberikan pemulihan, kesembuhan, dan berkat yang berlimpah. Bersama Tuhan tidak ada yang mustahil. Syaratnya kita harus melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan di Tahun yang baru ini, yaitu :

  • Harus mengasihi Tuhan di atas segalanya
    • Sesuai dengan perintah Tuhan di Matius 22:37-39
    • Juga merupakan buah Roh (Galatia 5:22)
    • Harus menghasilkan buah (Yohanes 15:6)
    • Percaya dan jangan ragu (Mazmur 37:5)
  • Harus menjadi pemenang
    • Jangan lari dari persoalan (Yakobus 1:12)
    • Dengan cara dan rancangan Tuhan (Yesaya 55:8-9)
    • Dengan sepenuhnya mengandalkan Tuhan (Yeremia 17:7)
    • Bukan melawan darah dan daging (Efesus 6:12)
  • Harus dipenuhi dengan Roh Kudus
    • Karena Roh Kudus adalah Kuasa (Kisah Para Rasul 1:8)
    • Dapat melihat seperti apa yang Tuhan lihat (Matius 14:31)
    • Dapat menerima Mujizat (1 Raja-Raja 17:7-16)

Penutup

Firman Tuhan ini dapat menjadi bekal bagi kita untuk menghadapi tahun 2018. Marilah kita renungkan dan tanamkan kuat di hati kita agar Tahun 2018 kita mengalami perubahan karakter menjadi seperti Yesus dan juga menikmati pemulihan dan berkat berlimpah-limpah dari Tuhan. Amin!

 

 


 

SELAMA MASIH ADA KESEMPATAN

Roma 14:12

Alkitab menunjukan kepada kita bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang penuh dengan belas kasih kepada setiap orang. Elohim adalah kasih. KerinduanNya adalah untuk semua orang diselamatkan dan hidup kekal bersama denganNya di Surga. Namun Alkitab juga mengajarkan kepada kita bahwa Ia adalah Tuhan yang Konsisten dengan janji dan perintahNya, bahwa segala sesuatu yang kita perbuat di dalam hidup ini suatu saat nanti harus kita pertanggungjawabkan kepadaNya. Kita bersyukur kalaupun kita berdosa, maka Dia memberikan kepada kita kesempatan untuk bertobat dan berubah. Namun tidak selamanya kesempatan itu ada.

Beberapa orang berikut ini menjadi peringatan agar kita terus hidup dalam takut akan Tuhan :

  • Daud (2 Samuel 11:27)
    • Daud melakukan sesuatu yang jahat di mata Tuhan. Tuhan kemudian mengutus nabi natan untuk menegur Daud (2 Samuel 12:9). Daud menyesal (2 Samuel 12:13) dan ia bertobat.
    • Alkitab mencatat bahwa Daud tidak pernah melakukan dosa yang sama.
    • Tuhan memulihkan keadaan Daud, bahkan Tuhan berkenan atas hidupnya (Kisah Para Rasul 13:22)
  • Paulus (Kisah Para Rasul 9:1-4)
    • Saulus adalah seorang yang menganiaya orang-orang percaya. Namun Tuhan memberikan kesempatan bagi Saulus untuk bertobat dan berubah.
    • Saulus berganti nama menjadi Paulus, dan menjadi murid Tuhan yang luar biasa. Hampir seluruh isi Perjanjian Baru adalah hasil dari tulisannya yang diinspirasikan oleh Roh Kudus.
  • Hizkia (2 Raja-Raja 20:1-6)
    • Tuhan memberikan kesempatan kepada Hizkia dengan memperpanjang hidupnya 15 tahun lagi. Namun Hizkia tidak menggunakan kesempatan tersebut dengan baik.
    • Hizkia berubah menjadi tinggi hati dan tidak mendidik keturunanya (Manasye) untuk hidup takut akan Tuhan.
    • Pada akhirnya, harta dan kerajaannya hancur. (2 Raja-Raja 20:17)

Penutup

Jikalau saat ini kita masih diberikan kesempatan untuk hidup, maka kita masih diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk berubah semakin lagi lebih baik dan berkenan di hadapan Tuhan. Selama masih ada kesempatan, marilah kita manfaatkan hari-hari kita untuk terus diproses menjadi pribadi yang serupa dengan Tuhan Yesus. Amin!