DISUKAI TUHAN DAN MANUSIA

1 Samuel 2:26, Lukas 2:52

Sebagai pengikut Kristus, kita haruslah bertumbuh. Pertumbuhan itu bukan hanya mengenai hal-hal rohaniah, tapi juga mencakup kepada hal-hal lahiriah, salah satunya adalah karakter. Karakter anak-anak Tuhan haruslah bertumbuh menjadi lebih baik, sehingga buah-buahnya dapat dikecap oleh orang-orang di sekitar kita, sebagaimana Samuel, Ia bertumbuh dalam Kebenaran sehingga ia semakin disukai baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia.

Ciri orang yang disukai Tuhan dan Manusia adalah :

  1. Suka mengampuni (Amsal 17:9)

    Kasih mau menutupi kesalahan, artinya tidak mengungkit-ungkit apa yang sudah lalu, namun menerima dan melupakannya atas dasar kasih.

  2. Bukan pembuat masalah (Mazmur 52:3, Yeremia 4:22)

    Jangan jadi pembuat masalah / kejahatan / keonaran / keributan / kedurhakaan. Semuanya hanya akan menyebabkan hati yang tersakiti. Mulailah untuk melihat diri kita sebagai pemberi solusi, atau pembawa damai.

  3. Jadi “agen kebaikan” (Kisah Para Rasul 9:36)

    Jadilah seperti Dorkas yang mengisi hidupnya dengan berbuat baik dan bersedekah. Lakukanlah dengan hati yang tulus, bukan dengan mengharapkan balasan atau pamrih.

Penutup

Orang yang disukai Tuhan adalah mereka yang hidup berjalan melakukan Firman Tuhan. Ketika kita mengasihi Tuhan dan sesama dan hal itu dilakukan dalam hidup kita, maka hidup kita akan menjadi kesaksian dan membuka jalan bagi jiwa-jiwa untuk dimenangkan bagi Tuhan. Amin!

BERMAKNAKAH HIDUPMU

Roma 14:8

Setiap orang memiliki makna dan tujuan hidupnya masing-masing, namun bagi kita orang Kristen yang hidup untuk mengikuti Yesus Kristus, makna hidup kita adalah untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan karena hidup kita adalah milikNya. Peranan dan tugas kita masing-masing bisa saja berbeda, tetapi semuanya sama-sama akan dipakai Tuhan untuk tujuan dan rencanaNya, yaitu menjadikan berkat bagi orang lain.

Hidup yang bermakna adalah :

  1. Hidup memuliakan Tuhan (Yesaya 43:7)

    Kita dapat memuliakan Tuhan dengan apa yang kita miliki (Amsal 3:9), juga dengan waktu, potensi, ibadah dan doa – pujian – penyembahan kita (Roma 12:1) dan juga melalui kesaksian kita (Kisah Para Rasul 1:8)

  2. Hidup mengasihi Tuhan (Matius 22:37)

    Mengasihi Tuhan dengan taat pada perintah Tuhan dan melakukan kehendakNya (1 Tesalonika 5:18- selalu bersyukur dalam segala kondisi), hidup sebagaimana Tuhan hidup (1 Yohanes 2:6), mengasihi semua orang dan tidak menyimpan kekecewaan, sakit hati (Matius 6:15)

  3. Hidup setia sampai akhir

    Tekun mengisi hidup kita dengan “mengerjakan” keselamatan (Filipi 2:12), setia sampai mencapai garis akhir (Yakobus 1:12) dan setia mengasihi Tuhan (Ulangan 4:24) Karena kesetiaan juga buah Roh, maka kita harus mengandalkan Roh Kudus agar kita dapat setia dalam hidup dan limpah dalam pengharapan (Roma 15:13)

Penutup

Di saat hidup kita bermakna dengan menjalani ketiga hal di atas, maka Tuhan sedaiakan berkat jasmani dan rohani (Ulangan 30:16) bahkan sampai kepada kehidupan yang kekal di Surga. Selamat menjalani kehidupan yang bermakna Bersama Tuhan. Amin!

HARI DEPAN PENUH HARAPAN

Yeremia 29:11

Setiap orang yang hendak membangun rumah, haruslah membuat rancangannya terlebih dahulu sebagai acuan di saat membangun. Di Tahun yang baru ini, kita pun akan membangun kehidupan kita dan kita butuh acuan agar apa yang menjadi rancangan dan rencana Tuhan tergenapi dalam hidup kita. Satu hal yang pasti, rancangan Tuhan buat kita pastilah damai sejahtera dan bukan untuk mendatangkan kecelakaan, untuk memberikan kepada kita hari esok yang penuh pengharapan. Agar itu terjadi, kita perlu memperhatikan acuan-acuan berikut ini :

  1. Milikilah Perspektif yang benar

    Pola pikir dan cara pandang kita haruslah benar, karena kalau salah kita malah bisa menjadi putus asa dan menyerah. Lihatlah Daud ketika melihat masalah Goliat, ia tidak melihat Goliat dari sudut pandang manusia, tetapi ia melihat dari sudut kebenaran (1 Samuel 17:26). Demikian pula Timotius (1 Timotius 4:12), ia tidak melihat mudanya usia menjadi Batasan untuk menjadi saksi dan teladan bagi yang lain.

  2. Milikilah ketekunan

    Ibrani 12:1 menggambarkan bagaimana kita harus melihat hidup seperti sebuah pertandingan / pelombaan yang harus kita jalani dengan tekun dan gigih. Seorang olahragawan mempersiapkan dirinya jauh sebelum perlombaan dimulai, dan seperti yang tertulis dalam Ibrani 10:36 ketekunan membuat kita memperoleh hasil dari apa yang Tuhan janjikan. Ketekunan juga pada akhirnya menghasilkan pengharapan yang akan membuat kita semakin kuat menghadapi hidup.

  3. Bekerjalah secara maksimal

    Kerjakanlah apapun yang harus kita kerjakan / lakukan dengan sepenuh hati, karena dengan demikian kita akan memperolah hasil yang maksimal (Pengkotbah 9:10). Apalagi jika mengerjakannya dengan mengandalkan hikmat dan inspirasi dari Tuhan, pastilah hasilnya akan menjadi luar biasa (Zakharia 4:6)

Penutup

Kita perlu dan harus mengisi keselamatan kita dengan melakukan kehendak Tuhan, oleh karena itu di perayaan Natal ini marilah kita kembali bersungguh-sungguh dalam melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan, karena Ia akan datang segera! Amin!

HIDUP MENURUT KEHENDAK TUHAN

Yehezkiel 36:26-27

Natal selalu mengingatkan kita tentang Kasih Tuhan yang teramat besar sehingga Tuhan Yesus dianugerahkan bagi dunia supaya setiap manusia dapat memiliki hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Setiap orang yang diselamatkan harus hidup menurut ketetapan Tuhan, menjauhkan diri dari hati yang keras dan memiliki hati yang taat. Ketetapan Tuhan adalah kehendak Tuhan, dan melakukan ketetapan Tuhan bagi orang percaya adalah perintah yang Tuhan berikan. Dalam Matius 7:21-23 tertulis bahwa mereka yang melakukan kehendak Tuhan akan diselamatkan.

Berbicara mengenai ketetapan Tuhan, ada banyak yang kita bisa lihat dalam FirmanNya. Namun beberapa yang penting untuk kita ingat adalah :

  1. Melakukan Baptisan (Matius 3:15)

    Mengapa baptisan penting? Karena ini adalah tanda kita mengakui bahwa kita berdosa dan butuh untuk diselamatkan. Baptisan juga adalah langkah awal dalam penggenapan janji-janji Tuhan di hidup kita.

  2. Mengucap Syukur (1 Tesalonika 5:18)

    Mengucapkan syukur dalam segala hal adalah perintah Tuhan bagi kita, bukan hanya sekedar ajakan atau himbauan. Oleh karena itu kita harus melakukannya.

  3. Mengasihi Tuhan dengan segenap hati (Matius 22:37-40)

    Mengasihi Tuhan dibuktikan dengan mengasihi sesame manusia. Mengasihi sesame manusia bisa dilakukan karena kita mengasihi Tuhan.

Penutup

Kita perlu dan harus mengisi keselamatan kita dengan melakukan kehendak Tuhan, oleh karena itu di perayaan Natal ini marilah kita kembali bersungguh-sungguh dalam melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan, karena Ia akan datang segera! Amin!

KELUARGA YANG BERBAHAGIA

Mazmur 128:1-6

Tuhan mau supaya semua anak-anakNya hidup berbahagia. Kenyataannya, banyak orang Kristen yang hidup tidak Bahagia, dan bahkan keluarga serta pernikahan mereka hacur karena perceraian. Data statistic Indonesia menunjukan bahwa setiap tahunnya angka perceraian selalu meningkat. Secara umum, penyebab perceraian adalah masalah ekonomi, perbedaan prinsip, perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga dan terlalu sibuk dengan media social.

Firman Tuhan menunjukan bahwa Ia membenci perceraian (Matius 19:6, Roma 7:1-3 dan 1 Korintus 7:10-11). Sejak masa penciptaan, Tuhan menghendaki manusia untuk berkeluarga dan mencurahkan KuasaNya turun atas rumah tangga.

Keluarga yang berbahagia adalah jika suami (ayah) dan istri (ibu) dan anak-anak memiliki sikap takut akan Tuhan dan mengikuti jalan-jalanNya. Ketika semua anggota Keluarga belajar untuk menghormati Tuhan dan FirmanNya, maka sikap tersebut akan berpengaruh terhadap karakter setiap individu dan juga terhadap cara satu sama lain berinteraksi dalam keluarga.

Beberapa sikap yang menunjukan rasa tidak takut kepada Tuhan dalam sebuah keluarga :

  1. Suami (Ayah)

    Otoriter, menghakimi, tidak sabar, mudah menyalahkan, malas bekerja dan kasar.

  2. Istri (Ibu)

    Perkataannya pedas / menusuk, suka menghakimi, menyebalkan, tidak sabar, cerewet sehingga menimbulkan amarah dan perpecahan.

  3. Anak

    Menyakiti orang tua, memberontak /melawan orang tua, berbohong.

Penutup

Jadilah keluarga yang berbahagia sesuai dengan apa yang menjadi kerinduan Tuhan. Jadikanlah COOL sebagai sebuah tempat di mana kita bisa memperlihatkan dan meneladani keluarga yang berbahagia. Amin!

RAHASIA BERKAT DOA YABES

1 Tawarikh 4:9-10

Kita tentu sudah sering mendengar kisah Yabes, bagaimana doanya yang luar biasa menjadi sebuah contoh bagi kita. Kunci dan rahasia dari doa Yabes sebetulnya bukanlah dalam apa yang dia minta, namun di dalam iman Yabes yang menaikan doa ini kepada Tuhan. 4 Hal yang diminta Yabes :

  1. Minta Berkat Berlimpah

    Yabes berdoa dengan iman bahwa Tuhan sanggup memberkati dia. Kalau kita lihat dengan Bahasa aslinya, kata diberkati berlimpah-limpah memiliki makna sesuatu yang pasti. Dengan kata lain Yabes tahu bahwa ketika ia berdoa meminta berkat, pastilah Tuhan memberikannya, karena Ia sanggup.

  2. Minta perluasan daerah

    Gaya bahsa yang sama dalam Bahasa aslinya juga dipergunakan di sini, bahwa Yabes meminta perluasan daerah seola-olah Tuhan sudah melakukannya bagi dia. Perluasan daerah berbicara mengenai pengaruh, dampak dan kapasitas diri kita yang bertambah.

  3. Minta penyertaan Tuhan

    Yabes meyakini bahwa tangan Tuhanlah yang paling tepat untuk menyertai dia dalam kehidupannya sehari-hari sehingga baik itu berkat maupun perluasan daerah akan terjadi selama Tuhan Bersama dengan dia.

  4. Minta dijauhkan dari si Jahat

    Doa Yabes ini adalah bentuk kewaspadaan, jangan sampai ketika Tuhan sudah memberkati berlimpah, memberikan pengaruh yang lebih besar, kita malah beralih focus kepada hal-hal yang sifatnya berkat. Janganlah mengejar berkat, namun kejarlah Sang Pemberi Berkat.

Penutup

Iman Yabes untuk menaikan doa ini kepada Tuhan, membuat Tuhan menjawab doa ini dan mengalahkan arti dari nama Yabes itu sendiri. Artinya apapun masa lalu kita, Bersama Tuhan tidak ada yang mustahil, asalkan kita mau untuk beriman seperti biji sesawi, walau kecil namun padat dan tidak menyisakan keraguan sedikit pun! Amin!

HATI YANG TERJAGA

Yehezkiel 36:26, Amsal 4:23

Minggu lalu kita belajar mengenai mengenai kuasa dari perkataan, dan salah satunya supaya kita dapat senantiasa memperkatakan perkataan yang “memberikan hidup” adalah dengan mengisi hati kita dengan Firman Tuhan. Mengapa menjadi penting kaitan antara mulut dan hati? Karena apa yang diucapkan mulut kita meluap dari hati kita (Lukas 6:45). Oleh karena itu kita harus betul-betul memperhatikan apa yang ada di hati kita agar perkataan kita pun baik dan kita bisa mendapatkan penggenapan janji Firman Tuhan. Kalau kita tidak menjaga hati, maka kita bisa menjadi :

  1. Sombong

    Kesombongan adalah dosa pemberontakan terhadap Tuhan. Kita dapat melihat dalam Alkitab bagaimana Adan dan Hawa jatuh (Kejadian 3:5-6), pemberontakan Lucifer (Yesaya 14:11-15), perlawanan Babel (kejadian 11:2-4) dan arogansi Nebukadnezar (Daniel 4:28-33)

  2. Memiliki motivasi yang salah

    Menjadi orang Kristen artinya menjadi orang yang memiliki tujuan-tujuan surgawi dan bukan duniawi. Kehidupan sehari-hari dan bahkan sampai ke pelayanan semuanya harus terfokuskan kepada Tuhan dan bukan kepada tujuan2 pribadi seperti mencari popularitas dan kekayaan. (Roma 16:17-18)

  3. Mudah menyimpan kesalahan orang lain (Kolose 3:12-13)

    Hati yang tidak dijaga akan mudah tersinggung, sensitive, sulit untuk melupakan kesalahan orang lain. Janganlah lupa, ketidakmampuan kita untuk mengampuni orang lain dapat membuat kita tidak masuk Surga! (Matius 6:14-15)

  4. Tidak bisa Unity

    Untuk unity perlu kerendahan hati. Untuk memiliki kerendahan hati kita harus menjaga hati kita dari kesombongan dan motivasi-motivasi pribadi dan mau mendahulukan orang lain (Filipi 2:1-4)

  5. Perkataannya Negatif

    Perkataan negative (kasar, tidak sopan, mengandung kutuk, sumpah serapah dan caci maki) adalah hal-hal yang tidak boleh ada pada seorang Kristen, dan kalau itu masih ada di mulut kita maka kita harus cek hati kita. (Lujas 6:45)

  6. Mudah jatuh dalam dosa

    Hati yang tak terjaga akan membuat kita mudah jatuh ke dalam berbagai dosa. Pikiran jahat, keinginan mata, nafsu dan kehendak daging bersumber dari hati yang tidak terjaga. (Matius 15:18-19)

Penutup

Mari kita periksa keadaan hati kita, can periksa juga perkataan / ucapan mulut kita. Segeralah bertobat kalau Tuhan membukakan ada hal-hal yang tidak berkenan di hadapanNya, jangan buang waktu karena sekarang masih ada kesempatan! Amin!

PENENTU HIDUP DAN MATI

Amsal 18:21

Dekade “pey” dilambangkan dengan “mulut”. Tuntunan Tuhan di musim ini adalah agar kita lebih lagi memperhatikan setiap kata yang jeluar dari mulut kita, karena kehidupan dan kematian dipengaruhi oleh apa yang kita ucapkan. Minggu lalu kita belajar mengenai lidah / mulut sebagai senjata yang ampuh. Hari ini kita akan mempelajari bagaimana agar perkataan kita bekenan kepada Tuhan.

  1. Mengisi hati dengan Firman Tuhan setiap hari (Lukas 6:45)

    Apa yang keluar dari mulut, meluap dari hati. Jika hati kita senantiasa diisi hal yang baik, bahkan Firman Tuhan, maka yang akan meluap keluar dari perkataan kita adalah Firman Tuhan. Sebaliknya, jika hati kita penuh dengan iri hati, dendam, kepahitan, sakit hati, caci maki dan lain sebagainya, maka yang akan meluap keluar adalah hal-hal yang negative. Oleh karena itu, jikalau kita mau berkenan di mata Tuhan, kita harus selalu membaca dan merenungkan Firman Tuhan setiap hari.

  2. Membiasakan diri memperkatakan hal-hal yang baik / membangun (Efesus 4:29)

    Segala sesuatu yang dilakukan dengan konsisten akan menjadi kebiasaan yang akhirnya akan menjadi bagian dari karakter kita. Jika kita konsisten memperkatakan hal-hal yang baik, maka kita akan memiliki karakter yang baik dan menjadi berkat bagi orang lain. Namun perkataan kotor, sia-sia harus kita buang jauh-jauh karena akan mendatangkan penghakiman atas diri kita (Matius 12:36).

  3. Memiliki pergaulan yang baik (Mazmur 1:1 dan 1 Korintus 15:33)

    Dengan siapa kita bergaul akan mempengaruhi keberadaan diri kita. Apakah akibatnya jika kita bergaul dengan penggosip / pemarah dll? Berhati-hatilah dalam memilih komunitas karena itu akan sangat mempengaruhi masa depan kita.

Penutup

Pilihan ada pada kita apakah kita akan menggunakan mulut dan lidah kita untuk hal-hal yang positif sehingga kita nantinya akan mendapatkan hasil yang positif, atau sebaliknya. Marilah kita pilih kehidupan sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan! Amin!

SENJATA AMPUH

Yakobus 3:5

Pisau adalah alat yang berguna, namun dapat menjadi alat yang berbahaya. Demikian pula dengan lidah manusia yang bisa mendatangkan hal-hal positif, namun juga sebaliknya. Dalam Matius 12:37 tertulis bahwa apa yang kita ucapkan dapat membenarkan kita atau malah mendatangkan hukuman bagi kita. Pilihan itu ada di tangan kita, apakah kita menjadikan lidah sebagai alat dan senjata yang ampuh dan bermanfaat, atau malah menjadi alat yang mematikan bagi kita. Jika kita hendak menggunakan lidah kita untuk hal-hal yang bermanfaat, maka lidah kita seharusnya dipakai untuk :

  1. Menghibur / Menasihati / Menguatkan (Efesus 4:29 dan Amsal 16:24)

    Perkataan yang baik adalah seperti “obat” bagi orang-orang yang sedang menghadapi masalah, dan perkaatan kita seharusnya dapat membangun dan dapat menjadi berkat bagi mereka.

  2. Memberitakan Injil (Markus 16:15-16)

    Lidah kita dapat digunakan untuk bersaksi dan bahkan mengabarkan Injil. Dengan mengabarkan Injil, maka kita sudah melakukan Amanat Agung. Janji Tuhan, Ia akan mengaruniakan kepada Kuasa kepada mereka yang setia melakukan Amanat dan PerintahNya. (Wahyu 2:26)

  3. Memuji dan Memuliakan Elohim (Mazmur 103:1-5)

    Dengan memuji dan memuliakan nama Tuhan, kita tengah membawa hidup kita mendekat kepadaNya, apalagi kalau kita bertekun dalam doa, pujian dan penyembahan.

Penutup

Marilah kita melatih lebih lagi kedisiplinan kita dengan benar-benar menjaga setiap perkataan mulut kita. Jangan gunakan itu untuk hal-hal yang sia-sia, namun gunakan untuk mendatangkan berkat bagi kita dan orang-orang di sekitar kita. Amin!

ANDA ORANG YANG TEKUN?

Ibrani 10:36

Ketekunan adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya. Orang percaya artinya adalah orang beriman, dan orang beriman harus bisa bertekun dalam segala keadaanya, khususnya dengan imannya. Semakin kita tekun, semakin kita bertumbuh dalam pengenalan kita pada Kristus. Di jaman now yang serba instan, makin banyak orang tidak tahan untuk bertekun, tidak tahan untuk menghadapi tantangan dan pergumulan hidup dan akhirnya lebih memilih zona nyaman atau cari aman. Ini bukanlah cara Tuhan, Tuhan pasti beri kita kemampuan untuk kita bertekun. Kita harus mengetahui bahwa :

  1. Ketekunan dihasilkan melalui kesengsaraan / problematika / masalah kehidupan (Roma 5:3-5)

    Orang yang takut dan menghormati Tuhan akan taat pada pimpinan Roh Kudus, ia akan menjadikan hidupnya sebagai saksi Kristus (Kisah Para Rasul 1:8)

  2. Ketekunan dalam iman menghasilkan kekuatan / pertolongan dan bahkan mujizat dari Tuhan (Filipi 4:13, 1 Korintus 10:13)

    Tindakan kita untuk bertekun dalam iman kita kepada Tuhan dan berserah sepenuhnya kepadaNya pada akhirnya akan membawa kita kepada pertolongan yang kita butuhkan.

  3. Ketekunan bisa dilakukan dengan konsisten jika kita menyadari bahwa Elohim tidak tinggal diam dalam segala situasi kehidupan kita (Roma 8:28)

    Ketika kita menyadari dengan penuh bahwa Tuhan pun ada di dalam ketidaknyamanan dan penderitaan yang kita rasakan, maka kita akan memiliki kekuatan untuk bertahan (ketekunan) sampai kita mendapatkan apa yang kita nantikan dari Tuhan.

Penutup

Ketekunan berkaitan erat dengan kesetiaan dan kesetiaan adalah salah satu dari Buah Roh Kudus (Galatia 5:22-23). Orang yang tidak bisa bertekun artinya orang yang tidak setia dan orang percaya yang tidak setia tidak akan bertahan dalam kehidupan ini. Amin!