DISIPLIN ROHANI

Roma 8:29

Di Tahun Dimensi Yang Baru Tuhan mau kita semakin lagi menjadi serupa dengan gambar Kristus. Semakin serupa kita dengan Dia, maka semakin besar kemuliaan yang Tuhan nyatakan di dalam hidup kita dan artiinya semakin lagi janji-janji Tuhan digenapkan dalam kehidupan kita. Kuncinya adalah : Kedisplinan Rohani
Kedisiplinan rohani dibutuhkan dalam hal-hal berikut ini :
1. Siap Berkorban (Matius 16:24)
• Kedisplinan selalu dimulai dengan pengorbanan. Kasih juga selalu berbicara mengenai pengorbanan. Menyangkal diri dan memikul salib adalah salah satu bentuk pengorbanan yang kita dapat lakukan. Pengorbanan tidaklah enak bagi daging kita, namun kita harus mendisiplinkan diri kita untuk senantiasa siap.
2. Punya Penguasaan Diri (2 Timotius 4:5)
• Disiplin dalam penguasaan diri, menjaga apa yang dipikirkan, dikatakan dan diperbuat supaya selaras dengan apa yang Tuhan inginkan. Salah satu bentuk penguasaan diri adalah kemampuan untuk bersyukur dalam segala situasi dan kondisi.
3. Memiliki tujuan hidup yang jelas (Filipi 3:13-14)
• Orang yang memiliki tujuan hidup yang jelas ditandai dengan aktivitas keseharian di mana jika ia memiliki pekerjaan / tugas, ia akan menyelesaikannya sampai tuntas dan tidak akan dikerjakan setengah-setengah.
• Demikian pula dalam perkara-perkara rohani, ia akan berfokus kepada apa yang telah Tuhan percayakan kepadanya dan tidak akan melenceng ke kanan atau ke kiri karena fokusnya jelas, yaitu untuk menyenangkan hati Tuhan.
PENUTUP
Semakin kita berupaya dan bertekun untuk menjadi serupa dengan gambaran Tuhan Yesus, maka semakin lagi Kemuliaan Tuhan nampak dari hidup kita. Itu semua dapat kita capai ketika kita memiliki kedisplinan rohani karena untuk menjadi serupa dengan Tuhan Yesus haruslah melalui proses kehidupan yang luar biasa, namun semakin luarbiasa juga Kemuliaan yang akan Tuhan nyatakan dalam hidup kita. Amin.

BERKAT DIMENSI YANG BARU

2 Korintus 3:18, Ulangan 28:13-14

Dua ayat di atas adalah penuntun bagi kita disaat kita memasuki dan menjalani tahun 2020, yaitu Tahun Dimensi yang Baru. Inilah yang akan Tuhan lakukan dalam kehidupan kita :
1. Kita diubah jadi serupa denganNya
• Perubahan kita menjadi serupa denganNya haruslah melalui proses kehidupan, dan perubahan tidak pernah terasa nyaman bagi kita.
2. Kita akan mengalami kemuliaan yang semakin besar
• Kemuliaan Orang Percaya, dimulai disaat kita lahir baru. Kemuliaan itu akan semakin bertambah besar seiring dengan proses kehidupan yang kita alami. Semakin kita melewatinya bersama dengan Roh Tuhan, maka semakin bertambahlah kemuliaan Tuhan di dalam kita.
3. Kita tidak akan menjadi ekor dan akan terus naik
• Menjadi kepala artinya kita berada di dalam posisi untuk dapat “mempengaruhi” atau “berdampak”. Untuk menjadi pribadi yang berdampak kita harus senantiasa taat dan mengikuti “tuntunanNya” serta tidak menyimpang dari jalan-jalanNya.
Hal – hal di atas adalah adalah hal-hal yang akan Tuhan lakukan dalam kehidupan kita, bagian yang harus kita lakukan adalah :
1. Menjaga hati (Amsal 4:23)
• Hati menentukan apa yang akan keluar dari perkataan. (Lukas 6:45) ingatlah bahwa tahun 2020 adalah tahun “Pey” di mana Tuhan akan sangat memperhatikan apa yang akan keluar dari mulut kita.
• Orang yang mau mendekat kepada Tuhan akan dengan sungguh-sungguh menjaga hatinya karena Tuhan memandang hati kita.
• Orang yang menjaga hatinya akan bersungguh-sungguh dalam membangun hubungan yang erat dan dekat denganNya. Ia akan sangat menyukai hadirat Tuhan dan selalu suka untuk berdoa, memuji dan menyembah Tuhan.
2. Menjadi Dewasa Rohani (Efesus 4:13-15)
• Untuk menjadi tua adalah sebuah kepastian, tetapi untuk menjadi dewasa adalah sebuah pilihan. Kehidupan Kekristenan seharusnya selalu bertumbuh menuju kedewasaan rohani (Ibrani 5:11-14)
• Untuk menjadi dewasa kita harus “memakan makanan yang keras”. Makanan yang keras dapat berbicara mengenai pengalaman rohani yang bertambah sulit, namun semakin membuat kita dewasa dan matang. (1 Korintus 1:1-3)
• Salah satu ciri orang yang belum dewasa rohani adalah masih suka iri hati, suka berselisih dan masih dominan akan hal-hal duniawi. Ketika mengalami proses kehidupan akan banyak mengeluh dan suka berontak terhadap nasihat / teguran.
• Orang yang dewasa rohani bukannya sengaja mencari masalah, namun sadar bahwa lewat masalahlah kita didewasakan lebih lagi dan semakin dibawa kepada dimensi yang baru dalam kehidupan.
• Orang yang dewasa rohani juga memiliki kesadaran untuk membangun dirinya dan juga orang lain. Ia akan rajin untuk menguarkan sesamanya.
PENUTUP
Situasi yang kita alami saat ini adalah situasi yang sangat tepat untuk bertumbuh dan menjadi dewasa rohani. Marilah kita lakukan apa yang menjadi bagian kita di Tahun Dimensi yang Baru ini dan lihatlah bagaimana Tuhan akan membawa kita semakin lagi diubah sepertiNya, mengalami kemuliaan yang lebih besar dan menjadi kepala, bukan ekor. Amin!

MEMAHAMI TUHAN

2 Korintus 3:18, Efesus 3:18-20

Elohim itu adalah Roh (Yohanes 4:24), maka untuk bisa memahami pikiran dan kedaulatan Elohim tidaklah cukup hanya dengan menggunakan Akal dan Pikiran saja. Tuhan kita adalah Tuhan yang Supranatural / Ilahi. Kita selaku manusia memiliki keterbatasan yang sangat besar dibandingkanNya, namun bukan berarti kita tidak bisa memahami pribadiNya karena Tuhan juga yang menginginkan kita untuk mengenalNya secara pribadi.
Dengan cara bagaimanakah kita bisa mengenal Tuhan?
1. Menggunakan Manusia Baru
• Efesus 4:23-24 menjelaskan bahwa kita yang percaya bahwa Yesus Tuhan dan menerima karya penebusanNya di salib untuk kita adalah manusia yang baru.
• Kolose 3:9-10 menjelaskan bagaimana kita adalah manusia baru yang harus terus menerus diperbaharui.
• Memahami Tuhan haruslah dengan intim / melekat kepada Tuhan. Di saat kita mendekatkan diri kita kepadaNya lewat Firman, Doa, Pujian dan Penyembahan maka kita akan berada dalam satu “gelombang” dengan Dia.
• Lihatlah Abraham, ia dapat memiliki iman yang luar biasa karena ia berjalan Bersama dengan Tuhan.

2. Menggunakan Pola Pikir Tuhan
• Filipi 4:25 mengatakan bahwa kita harus menaruh pikiran dan perasaan yang sama dengan Kristus Yesus. Pikiran dan Perasaan Kristus dapat kita kenali dari Firman Tuhan, bagaimana Ia bertindak, berkata-kata dan bersikap.
• Sebagai ilustrasi, kita dapat melihat bagaimana lewat Filipi 2:6-11 sifat dari pribadi Kristus yang mau merendahkan diri, bahkan tidak menganggap kesetaraannya dengan Elohim sebagai milik yang harus dipertahankan. Kita juga dapat melihat dalam Injil bagaimana Ia mengajar supaya kita mendahulukan orang lain dibandingkan diri kita sendiri. Itulah pola pikir Tuhan, dan banyak lagi yang dapat kita pelajari dari Firman Tuhan mengenai Pola Pikir dan isi hatiNya.

PENUTUP
Cerminan kehidupan Kristus seharusnya tercermin dari kehidupan kita sebagai orang percaya. Kalau cermin dari kehidupan kita adalah Kristus, maka kita pasti akan berusaha untuk mengenal dan memahami Tuhan sepanjang kehidupan kita karena kita sadar, lewat kehidupan kita yang mencerminkan Kristulah maka orang-orang disekitar kita dapat menemukan jalan untuk mengenal Tuhan. Amin!

JADI KEPALA DAN BUKAN EKOR

Ulangan 28:13-14

Mengawali tahun dimensi yang baru, pesan Tuhan yang kuat bagi kita adalah Tuhan menyatakan dua pilihan: Jadi kepala atau jadi ekor!
Tentu semua kita akan memilih untuk menjadi kepala, tapi tahukan kita bahwa justru “kepala” berbicara mengenai berbagai macam makna :
1. Penyembahan
Wahyu 4 menggambarkan bahwa Surga penuh dengan penyembahan, para Tua-Tua menyembah Tuhan dengan tersungkur, dengan kepala menyentuh sampai ke lantai. Menjadi kepala adalah berarti mendedikasikan hidup kita sebagai penyembahan kepada Tuhan (Roma 12:1)

2. Pengurapan
Mazmur 133 berbicara bahwa pengurapan dimulai dari kepala. Menjadi kepala adalah mempersiapkan diri kita untuk menerima impartasi kuasa / pengurapan dari Tuhan dan juga dari otoritas yang ada di atas kita. Kita belajar untuk menghormati dan taat kepada otoritas yang ada di atas kita.

3. Pikiran Kristus
Kepala adalah tempat di mana otak berada dan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita berpikir. Menjadi kepala adalah memilih untuk memiliki pikiran Kristus dan tunduk serta taat kepada tuntunan Roh Kudus, hidup dalam pimpinan Roh.

4. Mahkota
Kepala adalah tempat di mana kita mengenakan mahkota. Dalam Kekristenan, ada 5 mahkota yang Tuhan sediakan bagi kita yaitu Mahkota Kehidupan (Wahyu 2:10c, Yakobus 1:12), Mahkota Kemuliaan (1 Petrus 5:2-4), Mahkota Kemegahan (1 Tesalonika 2:19-20), Mahkota Kebenaran (2 Timotius 4:8) dan Mahkota Abadi (1 Korintus 9:25). Menjadi kepala, berarti kita harus siap untuk dimahkotai oleh Tuhan, dan untuk dimahkotai oleh Tuhan maka kita harus menggenapkan ayat2 tadi dalam hidup kita.

PENUTUP
Marilah kita bercermin, apakah kehidupan kita saat ini sedang mengarah menuju menjadi Kepala atau menjadi ekor? Kuatkan dan teguhkanlah hati kita untuk secara tekun mengejar kehidupan yang intim dengan Tuhan, karena dengan demikian kita tengah memilih untuk menjadi Kepala dan bukan Ekor! Amin!

TETAP KUAT APAPUN YANG TERJADI

Daniel 11:32b, Mazmur 37:5

Apa yang sedang terjadi saat ini dalam kehidupan kita, bukan hanya sebuah kejadian biasa, karena dialami bukan hanya oleh kita tapi juga oleh seluruh bangsa-bangsa di dunia. Terjadi sebuah perubahan situasi yang akhirnya harus membuat kita beradaptasi untuk mengantisipasi banyak hal, mulai dari soal kesehatan sampai soal perekonomian.
Pada dasarnya perubahan adalah sesuatu yang secara alamiah kita hadapi dalam hidup, karena hidup adalah perubahan. Sesuatu yang tidak berubah adalah mati. Oleh karena itu menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi saat ini kita harus siap, yaitu dengan memperkuat diri kita. Kita bisa tetap kuat jika Tuhanlah yang menjadi sumber kekuatan kita dan bukan yang lain.
Marilah kita melihat beberapa pemahaman berikut untuk dapat lebih mengerti mengenai situasi yang tengah kita hadapi sehingga kita bisa menjadi kuat Bersama Tuhan.

1. Tuhan sedang menarik perhatian kita (Habakuk 2:14)
Goncangan membuat kita yang percaya pada Tuhan semakin lagi bersungguh-sungguh dalam membangun hubungan dengan Tuhan serta membuat kita lebih siap untuk menghadapi “hari-hari akhir”. Sedangkan bagi mereka yang belum percaya, goncangan membuat mereka mencari jawaban dan pada akhirnya membuat mereka berpaling kepada Tuhan karena tidak ada lagi yang dapat diandalkan untuk dapat memberikan kepastian dan jawaban.

2. Tuhan rindu kesatuan umatNya tetap Nampak bagi dunia (Yohanes 17:21-22)
Kasih Tuhan bagi dunia yang terhilang adalah alas an Dia ingin Bersatu dengan kita. Segala perubahan dramatis yang diijinkan terjadi oleh Tuhan adalah sarana bagi umat Tuhan untuk bersaksi, memberikan kekuatan dan pengharapan bagi mereka yang membutuhkannya. Oleh karena itu kita harus memberikan reaksi yang berbeda dengan dunia dalam menyikap keaadan yang saat ini banyak mengintimidasi orang. Kita harus tetap ingat bahwa kita adalah saksi-saksi Kristus (Kisah Para Rasul 1:8) dan juga prajurit-prajurit Kristus ( 2 Timotius 2:3-4). Gereja harus unity dan memperlihatkan pada dunia bagaimana Kristus menginspirasikan kita untuk menjadi berkat bagi dunia.

3. Tuhan tetap janjikan hari esok yang lebih baik (Amsal 23:18, Yeremia 29:11)
Di tengah situasi yang tidak menentu ini, setiap kita mungkin memiliki pertanyaan yang sama, “Apa yang akan terjadi esok, satu minggu dan bahkan 1 bulan yang akan datang?” Semua orang ingin mengetahui apakah kondisi sekarang akan bertambah parah atau bertambah baik dan itu manusiawi. Tetapi kita harus ingat bahwa Tuhan tidak pernah menjanjikan akan menunjukan “peta” bagi kita, Firman Tuhan katakan, “Akulah Jalan, …” artinya kita tidap perlu mengetahui jalan-jalan yang akan kita tempuh seperti apa selama kita memiliki Yesus. Oleh karena itu berpeganglah pada Firman Tuhan, jadilah tenang dan jangan mau diintimidasi iblis lewat berita yang kita baca atau dengar. Carilah kehendakNya atas hidup kita, mintalah tuntunan daripadaNya (keluaran 33:14).

PENUTUP
Marilah kita memperkuat diri kita, dengan mendekat padaNya, bertekun dalam doa (Roma 12:12 dan 1 Korintus 15:58). Deklarasikan Iman, rontokan intimidasi! Perkatakan Firman Tuhan dan tetaplah bersekutu dengan orang percaya. Karena sesungguhnya masa depan sungguh ada dan harapan kita tidak akan pernah hilang! Amin!

HATI-HATI DENGAN LIDAH

AMSAL 18:21

Dalam penanggalan Ibrani, saat ini kita berada di tahun Pey (5780) yang menggambarkan mengenai “mulut”, artinya Tuhan akan memperhatikan perkataan mulut kita lebih daripada sebelumnya. Kita juga dapat melihat bagaimana Tuhan merancang manusia, dengan 2 mata, 2 telinga, 2 lubang hidung, namun satu mulut. Namun walaupun Cuma satu, mulut dapat menimbulkan banyak masalah dibandingkan organ tubuh lainnya. Dengan mulut kita dapat dengan mudah jatuh ke dalam dosa / pelanggaran. Perkataan kita bias menimbulkan masalah baik untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain. Karena itu kit aharus berhati-hati dengan perkataan kita.

Menurut Yakobus 3:1-2, penting sekali bagi kita untuk mengendalikan lidah, karena :

  1. Lidah memiliki kuasa (Yakobus 3:3-5)

    Lidah digambarkan seperti kekang pada Kuda. Kuda adalah hewan yang sangat kuat, namun kemana kuda berjalan dikendalikan oleh kekang. Demikian pula dengan kita, mulut kita memiliki kuasa yang besar, harus dikendalikan agar memperkatakan hal-hal yang positif dan membangun dan bukannya memperkatakan hal yang negative yang justru menghancurkan.

    Lidah juga digambarkan seperti kemudi pada kapal, artinya dapat mengendalikan arah kapal yang sangat besar. Artinya, masa depan kita juga ditentukan apa yang akan kita perkatakan.

  2. Lidah sulit dikontrol (Yakobus 3:7-8)

    Binatang buas dapat kita kendalikan, namun lidah terkadang sulit untuk kita kendalikan. Perkataan yang sembarangan dapat memabngun dan dapat juga menjatuhkan serta menghancurkan diri kita dan orang lain.

PENUTUP

Berhati-hatilah atas setiap perkataan kita. Kita dapat membangun diri kita dan juga orang-orang di sekitar kita lewat perkataan kita dengan memperkatakan Firman Tuhan dan juga memperkatakan hal-hal yang positif. Disiplinkan diri kita untuk menjaga mulut dan lidah kita, hanya untuk mempermuliakan Tuhan. Amin

ANDALKAN TUHAN SAJA

Mazmur 118:8-9, Yeremia 17:7-8

Semua orang Kristen pasti akan belajar bahwa dalam hidup ini hanyalah Tuhan yang dapat diandalkan. Berharap kepada hal-hal di luar Tuhan berpotensi membuat diri kita kecewa. Tetapi Tuhan senantiasa dapat diandalkan, dan pengharapan kepadaNya tidak pernah sia-sia.

Tanda-tanda orang yang mengandalkan Tuhan adalah :

  1. Selalu berharap pada Tuhan
  • Gantungkan pengharapan kita kepada Tuhan, Ia tidak akan mengecewakan kita. Walaupun situasi yang terjadi di luar apa yang kita harapkan dan bayangkan, Ia senantiasa lakukan apa yang baik bagi kita anak-anakNya dan tidak pernah mempermalukan orang yang berharap penuh kepadaNya. (Roma 10:11)
  1. Tidak Khawatir dengan segala keadaan
  • Khawatir adalah sifat manusiawi yang wajar timbul di hati dan pikiran kita, namun kita tidak boleh dikuasai oleh kekhawatiran.
  • Orang yang dikuasai kekhawatiran akan panik dan mulai kehilangan pengharapan. Sebaliknya, orang yang berharap pada Tuhan, yang menyerahkan kekhawatirannya kepada Tuhan, akan senantiasa melihat pertolongan Tuhan yang tak pernah terlambat (1 Petrus 5:7)
  1. Hidupnya akan terus menghasilkan buah
  • Ketika mengandalkan Tuhan, maka hidup kita akan menghasilkan buah, yaitu buah-buah yang bisa dirasakan dan dinikmati oleh orang-orang di sekitar kita, dan juga buah-buah Roh. (Galatia 5:22)

Penutup

Ketika kita mengandalkan Tuhan, maka takaran yang kita berikan kepada Dia menjadi “tak terhingga” dan Tuhan yang akan menggenapkan “ukuran” baru itu dalam hidup kita, agar hidup kita mejadi kesaksian bagi banyak orang, dan lebih banyak lagi orang-orang yang diselamatkan. Amin!

LEBIH BAIK

Ulangan 28:13-14

Di tahun dimensi yang baru kita akan dibawa terus naik dan bukan turun. Ini aalah gambaran kehidupan yang lebih baik. Kita tentu mau mengalami hal-hal yang lebih baik lagi, dalam kesehatan, kehidupan, keluarga, usaha, karier, dan pelayanan. Hari ini kita belajar dari kehidupan Yusuf, seorang yang tadinya diistimewakan, lalu menjadi budak sampai akhirnya menjadi wakil raja. Walaupun dalam dinamika kehidupannya, Yusuf terlihat “turun” di awal, namun pada akhirnya ia mencapai kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, dan terlebih luarbiasanya lagi, Yusuf mencapai sebuah posisi di mana Tuhan sudah rencanakan dari awal. Hal-hal yang kita bisa teladani dari Yusuf :

  1. Menjaga mimpi (Kejadian 42:9)
  • Yusuf masih mengingat mimpi yang pernah ia terima. Sebuah mimpi yang berbicara kuat mengenai masa depannya karena tidak hanya sekali ia mimpikan.
  • Mimpi apakah yang kita pernah miliki? Mimpi yang dari Tuhan tidak berbicara mengenai harta dan materi, mimpi dari Tuhan berbicara mengenai “purpose”, tujuan. Kita semua diciptakan Tuhan dengan sebuah tujuan, dan terkadang Tuhan nyatakan lewat mimpi dan penglihatan.
  • Jagalah mimpi dengan memperkatakannya (Kejadian 37:5)
  1. Menjaga Kekudusan (Kejadian 39:8-9)
  • Apapun tujuan yang Tuhan sudah disiapkan Tuhan bagi kita, tidak akan terwujud kalau kita melanggar FirmanNya.
  • Orang yang menjaga kekudusan menyadari bahwa Tuhan ada di mana pun dan mengawasinya, sekalipun tidak seorangpun yang tahu jika ia akan berbuat dosa. Orang yang menjaga kekudusan memiliki sikap takut akan Tuhan lebih dari apapun.
  • Mari periksa hidup kita, apakah ada sesuatu yang masih disembunyikan di hadapan Tuhan? Sebab dosa adalah kejahatan dan itu membuat kita tidak mengalami hal yang lebih baik (Yeremia 5:25)
  • Cara menjaga kekudusan adalah dengan “berani menolak dosa”. Harus memiliki prinsip yang kuat dan tidak mudah terpengaruh.
  1. Menjaga hati (Kejadian 45:3-5)
  • Tidak ada sama sekali perasaan dendam atau sakit hati karena Yusuf tahu apa yang ia alami adalah bagian dari rencana besar Tuhan bagi dia dan bangsanya (Kejadian 50:20)
  • Kita pun harus memiliki hati yang mudah mengampuni supaya hidup kita lebih baik lagi. (1 Petrus 3:10-11)

Penutup

Apa yang Yusuf alami adalah proses untuk membuat dirinya lebih baik lagi. Jika di tahun ini kita pun diproses Tuhan, hadapilah dengan sukacita karena itu berarti Ia tengah menjadikan diri kita lebih baik lagi. Amin!

SIKAP BENAR DALAM PENANTIAN

Saat ini kita tengah berada di masa yang baru, di mana biasanya kita menanti-nantikan rencana Tuhan dalam kehidupan kita digenapi. Di waktu yang dahulu, mungkin kita mengalami hal-hal yang tidak kita harapkan. Ada hal-hal yang sudah kita rencanakan dan kita atur dengan baik menurut pikiran kita, dan kita memperkirakan mendatangkan hasil yang baik, namun ternyata realitasnya tidak seturut dengan apa yang kita cita-citakan.

Bagaimanakah sikap yang benar di saat kita menanti-nantikan janji Tuhan digenapi dalam hidup?

Kita harus meneguhkan iman kita kepada Tuhan, dengan cara :

  1. Selalu sabar menantikanNya (Roma 12:12, 1 Korintus 13:7, Galatia 5:22 dan Ibrani 6:15)

    Sabar artinya kita mau tetap menantikan Janji Tuhan dan tidak berusaha mencari jalan pintas untuk membuat kita menerima apa yang kita nantikan. Sabar juga adalah keputusan untuk tetap bertahan dalam apa yang kita Imani.

  2. Senantiasa percaya pada JanjiNya (Amsal 3:5 dan Ibrani 11:8-11)

    Percaya kepada Tuhan artinya kita yakin bahwa apa yang Tuhan rancangkan pasti baik dan pasti digenapi, walau pikiran mengatakan itu tidak mungkin. Percaya bukan hanya sekedar taat, tetapi sebuah keputusan.

  3. Melakukan dengan setia apayang dipercayakanNya (Lukas 16:10-13, 1 Timotius 6:11)

    Proses penantian bukanlah masa yang pasif, justru dalam penantian lah kita harus lebih rajin lagi untuk melakukan apa yang sudah Tuhan percayakan kepada kita anak-anakNya.

Penutup

Berjalan Bersama Tuhan tidak ada yang instan dan langsung jadi, setiap proses akan kita alami semata-mata karena Tuhan mau melihat kita diubahkan dalam masa penantian tersebut, sehingga kita semakin lagi serupa dan segambar dengan Tuhan Yesus. Amin!

TETAP TEGUH DI SEGALA KEADAAN

Mazmur 103:1-22

Kehidupan orang percaya tidak akan lepas dari tantangan. Terkadang ada goncangan yang terjadi, di mana hal itu akan menguji imannnya. Ada yang bertahan dan bertambah kuat iman serta pengharapan dan pengenalannya akan Tuhan, ada juga yang tak sanggup bertahan dan goyah, sehingga mencari pertolongan dari cara-cara yang dunia tawarkan dan pada akhirnya hatinya menjauh dari Tuhan. Jika tidak segera bertobat, orang tersebut dapat melupakan Tuhan dan bahkan kembali kepada kehidpannya yang lama.

Kita harus meneguhkan iman kita kepada Tuhan, dengan cara :

  1. Jangan melupakan segala kebaikan Tuhan (ayat 3-6)

    Di saat menghadapi tantangan, kita perlu mengingatkan diri kita akan apa yang Tuhan sudah perbuat dalam hidup kita agar kita semakin percaya dan yakin bahwa Ia yang sudah menolong kita di hari-hari yang lalu juga akan menolong kita di hari-hari yang tengah kita hadapi.

  2. Jangan pernah lupa untuk membalas Kasih Tuhan

    Sesungguhnya kita tidak akan bisa membalas Kasih Tuhan bagi kita, namun kita dapat melakukan apa yang menjadi kehendakNya sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Tuhan. Karena KasihNya tidak pernah habis dan lepas dari hidup kita, maka kita akan selalu bersyukur kepadaNya bahkan di tengah-tengah situasi dan kondisi yang sulit sekalipun, sehingga iman kita semakin teguh kepadaNya.

  3. Jangan lupa siapa diri kita (ayat 14-16)

    Sadari dan ingat bahwa kita semua ada karena semata-mata kasih karunia dan kemurahanNya, bukan karena kuat dan gagah kita. Sadari bahwa kita tidak ada apa-apanya dibandingkan Tuhan, dan kekuatan kita terbatas. Sadari bahwa tanpa Tuhan kita tidak akan dapat bertahan dan berdaya.

Penutup

Untuk bisa teguh dalam segala keadaan, tidak ada acara yang paling baik selain terus menerus bersekutu dan intim dengan Tuhan. Hubungan yang intim dan dekat dengan Tuhan membuat kita memiliki akses kepada Kekuatan, penghiburan dan tuntunanNya sehingga dalam segala keadaan kita akan senantiasa kuat dan teguh di dalam Iman kita kepadaNya. Amin!