KALAH SEBELUM BERPERANG

Wahyu 17:14

Hidup adalah peperangan rohani, namun ada anak2 Tuhan yang justru sudah kalah sebelum berperang, atau dalam istilah sehari-hari disebut dengan “menyerah duluan” sebelum “perang” sesungguhnya dimulai. Seperti halnya bagi seorang Atlit, pertandingan yang sesungguhnya hanya berlangsung cepat dan singkat, namun persiapan yang dilakukan jauh lebih lama dan bahkan seumur hidup. Mereka yang “menyerah duluan” adalah mereka yang dalam masa persiapan ini justru menjadi malas / sungkan / suam dan kehilangan gairah, sehingga proses persiapannya tidak berjalan dengan baik, sehingga kalah bahkan sebelum berperang.
Seperti halnya Atlit, kehidupan kekristenan haruslah dijalani dengan gigih dan bersungguh-sungguh (2 Petrus 1:10). Kita harus teguh berkomitmen dan konsisten untuk :

1. UNTUK KELUAR DARI KEGELAPAN (1 Petrus 2:9 dan Galatia 5:13)
• Kita harus teguh berkomitmen untuk hidup dalam Terang dan dalam Kebenaran
2. UNTUK MENYAKSIKAN KABAR BAIK (1 Yohanes 5:7, Kisah Para Rasul 1:8, Roma 1:1 )
• Mengandalkan Firman dan Roh Kudus agar bisa dipakai jadi saksiNya.
3. UNTUK MENJADI SATU TUBUH KRISTUS (Kolose 3:15, Kisah Para Rasul 2:46-47)
• Memiliki Komunitas Rohani dan bertumbuh menjadi semakin dewasa rohani di dalamnya
4. UNTUK MENIRU KEHIDUPAN YESUS (1 Petrus 2:21, 1 Yohanes 2:6)
• Meneladani kehidupan Yesus dalam menggebalakan, mengajar, memuridkan dan membangun
5. UNTUK DIBERKATI (1 Petrus 3:8-12 dan Yeremia 29:11)
• Menjaga intergritas hidup (benar dalam perkataan, tingkah laku dan setia sebagai agen Kasih Tuhan). “Hari yang baik” dan “masa depan yang penuh pengharapan” bukan hanya berbicara mengenai berkat yang kita terima saat ini di dalam kehidupan kita di dunia, juga berbicara mengenai berkat kekekalan bersama dengan Tuhan.

PENUTUP
Sama halnya jika seorang atlet malas (atau bahkan berhenti) berlatih, tidaklah mungkin ia sampai kepada kemenangan. Mari kita jangan kalah sebelum berperang. Ingat, sadari, dan penuhilah panggilan Tuhan, maka perkenanan Tuhan pasti mendatangkan kemenangan dalam hidup ini. Jangan lupa juga untuk menekuni anugerah talenta dari Tuhan, lipatgandakanlah, dan jadilah berkat atas sesama.. Amin!

MENYIKAPI KEGAGALAN

Ayub 42:2

Semua orang tentunya mendambakan keberhasilan / kesuksesan di dalam hidupnya, tidak ada seorang pun yang dengan sengaja menghendaki kegagalan / keterpurukan. Untuk bisa mengalami keberhasilan / kemenangan, maka setiap orang tentu (suka atau tidak suka, terima atau tidak terima), harus menghadapi “pertandingan / tantangan kehidupan”. Namun kemenangan bukanlah suatu jaminan karena kita pun dapat gagal / kalah ketika kita menghadapi pertandingan kehidupan tersebut.
Bagaimanakah sikap yang benar saat kita mengalami kegagalan?

1. TETAP MEYAKINI RENCANA TUHAN ADALAH KEBAIKAN (Yer.29:11).
• Kegagalan ketika kita jalani bersama dengan Tuhan adalah bagian dari rencana Tuhan yang dashyat dan luar biasa, oleh karena itu pasti ada nilai2 kebaikan dalam kegagalan yang mungkin kita alami.
• Dalam sudut pandang Tuhan, tidak ada yang gagal dari kehidupan kita, karena rancangan Tuhan atas hidup kita tidak tergapai oleh pikiran kita.

2. TETAP MENGUCAP SYUKUR DALAM SITUASI TERSEBUT (1Tes.5:18)
• Mengucap syukur di saat kita tengah terpuruk atau dalam kegagalan bukanlah sebuah penyangkalan atas situasi yang terjadi, melainkan sebuah Langkah iman, bahwa kita percaya dalam kegagalan pun Tuhan tetap berdaulat dan tetap dapat menyatakan karyaNya yang luar biasa bagi kita, oleh karena itu kita mengucap syukur.

3. TETAP TIDAK BERUBAH PIKIRAN UNTUK MENGANDALKAN MANUSIA (Yer.17:5-6)
• Menguatkan iman kita kepada Tuhan agar tidak tergoda untuk mencari jalan sendiri dan bahkan mencoba mengandalkan kekuatan manusia.

4. TETAP MENJAGA KUALITAS KEINTIMAN BERSAMA TUHAN (Yoh.15:5)
• Walau mungkin ada pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab, ada hati yang gundah, tetaplah memelihara iman kita kepada Tuhan. Tetaplah jadikan Tuhan sebagai tempat kita mengadu, tempat kita meminta hikmat dan kebijaksanaan, jangan menjauh daripadaNya. JanjiNya, walau kita gagal dalam satu hal, selama kita melekat kepada pokok Anggur, kita akan tetap dapat berbuah banyak.

PENUTUP
Kita diijinkan Tuhan mengalami kegagalan, supaya kita tidak menjadi sombong, artinya kita harus terus bergantung sepenuhnya kepada Dia. Penderitaan Ayub adalah suatu bentuk kegagalan kehidupan yang luar biasa beratnya, tapi Tuhan tetap dapat memberikan jalan keluar dan pemulihan serta berkat besar atas Ayub (Ayb.42:10). Sampai saat ini pun Tuhan mampu melakukan hal yang sama atas setiap umatNya yang mau selalu melekat kepada Tuhan. Saat kita terus melekat dengan Tuhan, pasti ada hikmat ilahi yang Dia berikan agar kita kembali kepada jalan keberhasilan. Amin!