DEWASA ROHANI

2 Timotius 2:3-6

Bertumbuh menjadi dewasa rohani, tidak bisa hanya mengandalkan pertumbuhan secara alami, namun harus ada tekad untuk bertumbuh. Menjadi dewasa rohani ditentukan oleh sejauh mana kedekatan kita dengan Bapa Surgawi. Inilah rahasia keberhasilan untuk menjadi dewasa secara rohani, yaitu jika seseorang bisa terus melekat dan taat pada apa yang Bapa inginkan dan menjadi semakin serupa dengan karakter Tuhan Yesus, yang dianalogikan seperti:

1. PRAJURIT (ayat 4)
• Selalu berjaga-jaga / tidak bersantai-santai.
• Selalu menjaga semangat.
• Tidak gampang menyerah.
• Selalu taat, setia dan mengutamakan Tuhan dalam hidupnya.
• Rela dan siap berjuang demi kebenaran, keadilan dan keselamatan jiwa jiwa.
• Hidup bukan sekedar untuk mencari kesenangan duniawi.

2. OLAHRAGAWAN (ayat 5)
• Tekun berlatih / disiplin rohani: sangkal diri / menguasai diri.
• Harus berjuang sebelum menerima mahkota.
• Taat pada ‘aturan’ agar tidak didiskualifikasi.

3. PETANI (ayat 6)
• Bekerja keras sebelum menikmati hasil / buahnya.
• Menabur benih-benih yang baik
• Merawat dengan tekun atas apa yang ditabur / dipercayakan.
• Tidak mudah jenuh melakukan rutinitas karena kelak pasti menuai.

PENUTUP
Inilah tiga gambaran karakter Kristus yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya jika hendak menjadi dewasa rohaninya. Setiap karakteristik memerlukan ketekunan dan tahan uji jika ingin berhasil. Semuanya melibatkan komitmen, usaha, kesabaran (termasuk penderitaan), yang pada akhirnya pasti akan menerima upah / pahala / mahkota yang abadi (1 Korintus 9:25).

KEKRISTENAN YANG DEWASA

Efesus 2:10, 1 Korintus 10:23-24

Anak kecil tidak memiliki tanggungjawab seperti orang dewasa. Dunianya seputar bermain, bersekolah, belajar hal-hal sosial secara sederhana (tata krama, etika, dll), dan terus mentaati apa yang menjadi ajaran / nasehat orangtuanya. Sedangkan orang dewasa ditandai dengan adanya tanggung jawab besar yang diembannya; misalnya bekerja / berkarir / memimpin / membiayai / menafkahi yang dibawahinya / dll.

Anak kecil terikat dengan pilihan-pilihan yang ditentukan orangtuanya (karena hal itu memang dibutuhkan demi membantu menghadapi masa depannya), sebaliknya orang dewasa memiliki “kebebasan memilih” demi membangun kehidupannya saat ini dan hari esok; tapi jika ia menggunakan kebebasan dengan tidak bertanggungjawab, itu justru akan merusak / menghancurkan kehidupan yang ia telah bangun.

Firman Tuhan memberikan parameter aktualisasi seorang kristen yang dewasa:

1. APAPUN BOLEH TAPI APAKAH ITU BERGUNA?!
• Apapun yang kita akan lakukan atau perbuat, kita perlu mengevaluasi singkat, “Apakah itu bergunauntuk dipikirkan / dilakukan / dikonsumsi / dilatih / dibiasakan / dibaca / didengar / dll ?”
• Jika tidak ada manfaatnya (bahkan jika merusak), tinggalkanlah / hentikanlah!
• Hidup ini sangat singkat, jangan sia-siakan waktu untuk hal yang sia-sia

2. APAPUN BOLEH TAPI APAKAH ITU MEMBANGUN?!
• Segala aktualisasi hidup kita seharusnya memberikan kemajuan, menambah nilai, dan semakin efektif; jika belum atau tidak, hentikan dan ganti aktualisasi, atau tetap dilakukan tapi ganti caranya.
• Hal-hal yang tidak berguna, pasti tidak akan membangun, malah meruntuhkan
• Tuhan sudah berikan “pekerjaan baik” atas setiap kita, tetapkan hati untuk melakukan segala sesuatunya untuk membangun diri dan sesama.

PENUTUP
Jadilah seorang Kristen yang dewasa, yang sekaligus bijak dalam menggunakan kebebasannya saat menentukan pilihan-pilihan dalam bertingkahlaku, berkata-kata, dan berkarya. Biarlah segala apa yang keluar dari hidup kita, mendatangkan kedamaian dan sukacita, baik bagi diri sendiri maupun untuk orang lain; supaya kita dapat dikenan Tuhan sekaligus mendapat respek dari sesama (Rom.14:17-18) serta memuliakan nama Tuhan (2Tes.1:12). Mari mengejar hal-hal yang berguna dan yang membangunn. Amin !

SUDAH DEWASA BELUM?

Ibrani 5:11-14
Sebagai ciptaan yang baru, sejak kita bertobat kita menjalani proses kehidupan yang terus menerus supaya kita secara utuh menjadi manusia baru. Ketika kita lahir baru, kita menjadi kanak-kanak rohani, di mana dalam Firman Tuhan digunakan analogi makanan sebagai sebuah tolak ukur kedewasaan rohani seseorang. Orang yang masih kanak-kanan rohani masih memerlukan susu untuk bertumbuh, sedangkan orang yang sudah dewasa rohani mampu mencerna makanan yang lebih keras. Artinya orang-orang yang masih kanak-kanak rohani masih mencerna perkara-perkara yang mudah dan belum bisa mendapatkan teguran. Orang yang dewasa rohani mengkomsumsi makan rohani yang membuatnya semakin memahami nilai-nilai kebenaran yang hakiki yang terdapat pada Tuhan Yesus yang juga membuatnya terus bersikap menjadi semakin sama dengan Tuhan Yesus. Karena “kerasnya’ makanan rohani tersebut, terkadang orang dewasa rohani harus rela ditegur dan terus hidup dalam kekudusan dan pertobatan setiap harinya.
Untuk jelasnya, menjadi dewasa rohani ditandai oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Bisa (dan terbiasa) mengkomsumsi makanan keras (1 Korintus 3:1-3)
• Tidak terus menerus berkutan pada pengajaran dasar kekristenan, tetapi menyiapkan diri untuk menerima pemahaman doctrinal berupa visi / peringatan / teguran karena ia tahu itu baik dan akan menjaga Kesehatan rohaninya serta membuat kedewasaan rohaninya bertumbuh.
• Tidak mencari hal-hal yang sekedar menyenangkan telinganya (2 TImotius 4:3-4), melainkan mencari prinsip kebenaran, sekalipun itu bisa menggoncangkan apa yang selama ini dipahami / dipegang sebagai pengajaran.

2. Hidupnya terus bertumbuh ke arah Kristus ( Efesus 4:15)
• Walau belum sempurna seperti Tuhan Yesus, namun ada perubahan signifikan dalam karakter yang buahnya dengan jelas dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya, karena perubahan tersebut adalah sesuai dengan kehendak Bapa.
• Pertumbuhan identik dengan perubahan, dan perubahan pada umumnya tidak menyenangkan. Artinya jika kita saat ini dalam situasi yang tidak menyenangkan, itu adalah tanda bahwa kita tengah berada di dalam sebuah proses pendewasaan.

PENUTUP
Kekristenan bukanlah sesuatu yang statis, harus ada perubahan dan pertumbuhan. Yang anak-anak bertambah dewasa dan terus semakin dewasa sehingga siap untuk menjadi mempelai Kristus. Tidak ada anak-anak yang bisa menjadi mempelai, pernikahan hanyalah bagi orang yang dewasa. Marilah kita terus bertumbuh menuju kedewasaan rohani karena Tuhan Yesus Sang memperlai pria kita segera akan datang! Amin

MUJIZAT YANG TIDAK LAZIM

1 Korintus 2:9

Jika kita mendengar kata “mujizat”, tentu kita berpikir bahwa itu adalah hal yang ajaib dan luar biasa yang Tuhan lakukan karena keterbatasan manusia. Lalu, bagaimana dengan mujizat yang tidak lazim? Apakah itu?

Dalam Alkitab, Tuhan banyak melakukan “mujizat yang tidak lazim”, seperti membelah laut Teberau, mengeluarkan air dari batu karang, memberi makan Nabi Elia melalui burung gagak, dan masih banyak lagi. Jadi “mujizat yang tidak lazim” adalah hal ajaib dan luar biasa yang Tuhan lakukan bagi kita melampaui apa yang dapat kita bayangkan dan pikirkan. Tuhan nyatakan hal ini bagi umatNya karena Ia mengasihi kita dan Ia tengah mempersiapkan kita untuk menghadapi masa penuaian besar, Pentakosta yang ketiga. Padahal banyak orang mengatakan bahwa tahun 2018 adalah tahun yang sulit dan banyak masalah, tetapi bersama Tuhan, kita pasti bisa melewati semua tantangan ini dan keluar sebagai pemenang.

Supaya mujizat yang tidak lazim ini kita alami, ada beberapa hal yang Tuhan mau kita lakukan :

  • Perbarui kehidupan Rohani Kita (Efesus 4:17)
    • Marilah kita tinggalkan cara hidup kita yang masih tidak berkenan di hadapan Tuhan. Bangun kerohanian kita dengan semakin lagi dekat dan intim dengan Tuhan.
    • Bangsa Israel pun melalui perjalanan di Gurun “dipaksa” untuk memperbarui karakter dan kebiasaan mereka melalui proses yang panjang, supaya kerohanian mereka terbangun dan cara hidup lama mereka ditinggalkan, diganti dengan cara hidup yang baru, yang berkenan di hadapan Tuhan.
  • Tinggalkan Pikiran lama kita (Yesaya 43:18-19)
    • Kita tidak bisa mengalami kuasa dan mujizat Tuhan jika kita belum bisa berpaling dari hal-hal di masa lalu. Kita harus memilih untuk maju dan memikirkan hal-hal yang berada di depan.
    • Pikiran yang baru, selain memikirkan hal-hal yang di depan, juga haruslah pikiran-pikiran yang lahir dari tuntunan / inspirasi Roh Kudus, sehingga kita tidak lagi dikuasai oleh keraguan, namun dikuasai oleh Iman yang menakarkan hal-hal luar bisa dari Tuhan.

Penutup

Apapun keadaan hidup kita saat ini, percayalah bahwa Tuhan sanggup untuk mengubah dan memperbaharui hidup kita. Maju terus dalam Tuhan, lebih lagi fokus kepadaNya, semakin bertumbuh dalam kedewasaan rohani dan iman. Percayalah bahwa mujizat yang tidak lazim PASTI akan kita alami. Amin!

MENGALAMI PERTUMBUHAN IMAN

Matius 17:20

Setiap orang memiliki kondisi iman yang berbeda satu sama lain. Itulah mengapa walaupun ada dua orang yang sama-sama beribadah di satu tempat yang sama, pertumbuhan imannya berbeda, karena kondisi iman kita sangat bergantung kepada bagaimana kita meresponi Firman Tuhan, dan bagaimana cara kita meresponi Firman Tuhan bergantung kepada kondisi iman kita masing-masing.

Bukti bahwa ada beberapa kondisi iman yang berbeda :

  • Iman yang lemah (Roma 14:1 dan Iman yang kuat (1 Korintus 16:13)
  • Iman yang kecil (Matius 8:26) dan iman yang besar (Matius 15:28)
  • Iman kanak-kanak (1 Korintus 13:11, 14:20 dan Iman dewasa (Ibrani 5:14)
  • Kurang beriman (Matius 14:31) dan beriman sepenuhnya (Matius 21:21-22)

     

Bagaimana supaya kita mengalami pertumbuhan iman?

  1. Iman bertumbuh karena Firman Tuhan (Roma 10:7)

    Iman kita tumbuh karena kita mendengar Firman Tuhan. Oleh karena itu kita perlu mendengar Firman Tuhan setiap hari. Kita perlu untuk secara konsisten mengambil waktu untuk membaca / mendegar Firman Tuhan, merenungkannya dan melakukannya.

  • Iman bertumbuh karena pengujian (1 Petrus 1:6-7)

    Tuhan ijinkan masalah dan tantangan terjadi dalam hidup kita karena Ia tahu, lewat pengujian iman itu tumbuh, dengan syarat kita selalu meresponi setiap tantangan tersebut dengan benar dan dengan cara yang Tuhan kehendaki.

  • Iman bertumbuh dalam penganiayaan dan penderita

    Firman Tuhan dalam 1 Timotius 3:12 mengatakan bahwa setiap orang yang beribadah di dalam Yesus akan mengalami aniaya. Karena setiap penderitaan adalah karunia bagi kita dan alat yang untuk tepat bagi Tuhan untuk menumbuhkan dan meneguhkan iman kita. (Filipi 1:29)

  • Iman tumbuh karena persoalan

    Janganlah alergi dengan masalah dan persoalan, karena Tuhan memakain persoalan sebagai alatNya untuk kita bertumbuh dan berbuah. Ingatlah bahwa persoalan bukanlah sesuatu yang harus kita takuti, tetapi merupakan cara Tuhan untuk membawa kita ke level yang lebih tinggi.

     

Penutup

Akhir tahun adalah momen yang tepat bagi kita untuk mengevaluasi kembali hidup kita, apakah kita mengalami pertumbuhan iman atau sebaliknya. Ingatlah bahwa hidup kita seharusnya adalah karena percaya bukan karena melihat. Amin!

Menjadi Kepala dan Bukan Ekor

“Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kau lakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya.” (Ulangan 28; 13-14)

Berdasarkan ayat ini, banyak hamba Tuhan mendoakan kita seperti ini : “Saudara akan menjadi kepala dan bukan ekor”, lalu kita berteriak sekeras-kerasnya : “Amin!”, tanpa mengetahui arti doa ini. Kita tidak berpikir tentang bagaimana proses menjadi kepala, kita tidak berpikir tentang bagaimana tanggung jawab menjadi kepala, pokoknya teriak “amin” saja.
Continue reading “Menjadi Kepala dan Bukan Ekor”