MENYIKAPI KEGAGALAN

Mazmur 94:11-13

Setiap orang percaya pasti ingin juga hidupnya berkemenangan, berhasil, dan diberkati; tapi realitanya banyak juga yang mengalami keadaan yang sebaliknya. Awalnya mengimani keberhasilan, tapi yang terjadi kemudian adalah kegagalan, lalu merasa Tuhan tidak berpihak padanya, dan mengambil kesimpulan dirinya berdosa sehingga Tuhan tidak berkenan. Kita harus belajar memahami bahwa rencana Tuhan itu tidak dapat disetarakan dengan rencana kita (Yes.55:9). Rencana Tuhan tidak ditentukan dari suatu pencapaian keberhasilan manusia. Bisa saja Tuhan ijinkan umatNya mengalami kegagalan, dengan maksud menunjukkan pemeliharaan dan keilahianNya yang ajaib (1Ptr.5:10-11).

Apa yang harus dilakukan saat kita merasa gagal?:
1. PERCAYA DIDIKAN TUHAN DEMI KEBAIKAN KITA (Mzm.32:8).
• Didikan Tuhan bertujuan agar kita menerima yang terbaik, daripada permintaan yang menurut kita baik.
• Karena kasihNya bagi kita (karena Dia adalah Bapa yang sangat baik), Tuhan akan “menginterupsi” jika kita mulai “keluar jalur” dari rencana indahNya.

2. PERCAYA SELALU ADA PENGHARAPAN BERSAMA TUHAN (Roma 5:3-5)
• Ada proses yang harus dilalui (penderitaan – ketekunan – tahan uji – pengharapan), agar karakter rohani kita terbentuk, sehingga membuat kita dapat memiliki sikap yang sesuai kehendak Tuhan.

3. TIDAK MENGANDALKAN PENGERTIAN SENDIRI (Amsal 3:5-6)
• Bertindak berdasarkan pengertian dari hikmat Tuhan, membuat kita semakin mengenal Tuhan dan rencanaNya.
• Selain percaya pada janjiNya yang terbaik, kita juga harus belajar percaya pada “waktu penggenapan” janjiNya.

PENUTUP
Meskipun Tuhan bisa memberkati seseorang dengan keberhasilan, namun rencana Tuhan tidak sama dengan keberhasilan, apalagi keberhasilan oleh kekuatan manusia sendiri. Keberhasilan bukan final, kegagalan bukan fatal. Saat berhasil tetaplah rendah hati, saat gagal segeralah bangkit lagi sampai kita dijadikan pemenang olehNya. Amin!

JANGAN TAKUT DAN LEMAH HATI

Ulangan 20:8

Banyak orang yang mengatakan bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun yang berat dan sulit. Mereka memiliki berbagai macam alasan yang mendasari pemikiran tersebut. Prediksi terhadap keadaan dunia yang tidak semakin baik, harus disikapi oleh anak-anak Tuhan bukan dengan ketakutan, karena hal itu hanya akan melemahkan hati saja. Dan hati yang lemah pada akhirnya dapat mengundang rasa putus asa, depresi dan bahkan bisa membuat kita kehilangan iman percaya kita.
Bagaimanakah seharusnya kita sebagai anak-anak Tuhan bersikap dalam mengantisipasi ketakutan dan lemah hati?

1. KOKOHKAN IMAN DALAM TUHAN (Yakobus 4:15)
• Miliki gaya hidup yang sangat baik, yaitu suka bergaul dan bersekutu dengan Firman Tuhan (Yosua 1:8). Di saat situasi sulit, orang yang memiliki pergaulan intim dengan Tuhan akan dimampukan untuk bisa tetap tenang sehingga dapat berdoa dan berpikir dengan baik. (1 Samuel 30:6)
• Iman kita bisa menjadi goyah jika kita tidak memperhatikan pergaulan kita dalam kehidupan sehari-hari. Awasi dan batasi pergaulan yang berpotensi merusak hal-hal yang baik di dalam diri kita (1 Korintus 15:33). Bergaulah dengan orang2 yang juga beriman dan dapat memberikan motivasi positif.
• Salah satu cara untuk menguatkan kembali iman kita adalah dengan mengingat hal-hal hebat yang telah Tuhan lakukan di dalam hidup kita di masa-masa yang lalu, karena Tuhan yang kita sembah tidak akan pernah berubah, dulu, sekarang dan selamanya.

2. DAHULUKAN HIKMAT TUHAN SEBELUM BERTINDAK (Ulangan 20:2-4)
• Perhatikan secara khusus Daud. Berkali-kali Alkitab mencatat bahwa Daud bertanya dahulu kepada Tuhan sebelum ia mengambil keputusan dalam berperang (1 Samuel 23:2-4, 1 Samuel 30:8, 2 Samuel 2:1, 2 Samuel 5:19,23)
• Sekalipun Daud sangat berpengalaman dalam berperang ia selalu minta petunjuk Tuhan lebih dahulu. Inilah rahasia keberhasilan hidup Daud.
• Seringkali orang percaya terlambat untuk meminta hikmat Tuhan. Setelah ada masalah baru bahwa ia menyadari bahwa dirinya memerlukan Tuhan.

PENUTUP
Janganlah menjadi orang yang dikuasai ketakutan atau lemah hati. Mari berjalan sebagai orang yang menang, karena Allah ada di pihak kita. Jika kita berteguh hati kepada Tuhan, maka Dia pasti menyertai dan bertindak bagi kita (Ul.31:6).Amin!

TIDAK MUDAH MENYERAH

Amsal 17:22

Ayat referensi di atas adalah ayat yang begitu terkenal dan seharusnya menjadi standar kesehatan rohani bagi setiap orang percaya. Hati yang bergembira artinya merasakan kebahagiaan, kesenangan, sukacita, bergairah, bersemangat, dan antusias. Segala prediksi negatif tentang masa depan, tetap harus disikapi oleh orang percaya dengan hal yang sama: Hati yang bergembira. Hati yang tak pernah mau menyerah oleh keadaan, karena yakin Tuhan beserta! Kita bisa selalu kuat dan tidak menyerah, karena Tuhan yang memampukan, tapi hal itu hanya bisa terjadi jika kita mengisi hati dengan:

1. KEBENARAN (Yoh.16:13)
• Menjaga keintiman rohani dengan sikap kebergantungan penuh pada Roh Kudus setiap waktu. Sikap ini menjaga agar kita tidak hidup dalam dosa (dan segera bertobat jika melakukannya). Roh Kudus pasti membimbing / menuntun langkah ke arah yang benar dalam jalan-jalan hidup kita.

2. FIRMAN (Yoh.1:1)
• Tekuni (baca / dengar dan renungkan) Firman Tuhan. Ini adalah sarana Tuhan berbicara langsung dengan kita. Dia berikan hikmat, penghiburan, kekuatan, dan semangat yang baru setiap kali kita bertekun dalam firmanNya.

3. DOA (Yak.5:15-16)
• Pastikan doa yang dinaikkan adalah doa dalam keyakinan (berteguh hati saat melakukannya). Doa yang dinyatakan bukan karena dasar kedagingan belaka, adalah doa yang berdampak besar sekali bagi terjadinya jawaban Tuhan.

4. DAMAI SEJAHTERA (Flp.4:7)
• Orang yang berdamai dengan Allah (menerima Kristus sebagai Juru Selamatnya), akan berubah jadi pembawa damai, yang berinisiatif untuk menciptakan damai / penghiburan / kesatuan / kerukunan / dll. Inilah sikap proaktif orang percaya, yang mendatangkan berkat Tuhan berupa damai sejahtera ilahi yang akan memelihara hatinya dengan ketenangan sejati dalam menghadapi segala situasi kehidupan (khususnya yang sulit).

PENUTUP
Goncangan / tantangan / kesulitan / pergumulan yang ada di depan, tidak akan membuat kita menyerah, karena kita tidak mengijinkan hati kita ‘kosong’. Kita akan tetap memiliki kekuatan Tuhan dan kita akan terus bersemangat menghadapi apapun juga. Kita akan selalu bangkit dan selalu jadi pemenang! Amin!!

BANGKIT, KUAT DAN MENANG

Mazmur 143:7

Hidup ini diumpamakan sebagai suatu gelanggang pertandingan, di mana kita melatih diri untuk bertanding demi meraih kemenangan (1Kor.9:24-27). Latihan kehidupan seolah memang melelahkan, tapi hal itu justru menjadikan kita semakin kuat dari hari ke hari, sehingga pada akhirnya kita bisa meraih kemenangan. Pelatih kita adalah Tuhan sendiri. Yang perlu kita lakukan adalah tekun mengikuti apa yang diarahkanNya dan selalu mengandalkan apa yang menjadi petunjuk-petunjukNya (Yer.17:7-8), maka janji kemenangan Tuhan pasti kita alami. Bagaimana kita bisa selalu kuat dalam pertandingan kehidupan ini?

1. PUNYA SEMANGAT
• Dasar semangat kita adalah adanya iman kepada Tuhan (Ibr.11:1-3). Iman yang membawa kita pada suatu keyakinan bahwa Tuhan sanggup memberikan kemenangan di setiap masa kehidupan ini.
• Keyakinan seperti ini membuat kita bisa terus bersemangat dalam setiap “latihan kehidupan” yang harus kita jalani, karena kita meyakini di ujungnya ada kemenangan sedang menantikan kita.

2. BISA FOKUS
• Jika awalnya sudah benar (semangat), maka kita bisa menjaga fokus, yaitu menjaga hati kita setiap saat (Ams.4:23). Kita tidak mudah moody / down / galau / emosional / dll.
• Tanda fokus terjaga, bisa dilihat secara kasat mata, yaitu tindakan dan mimik wajah yang berseri-seri / menyala-nyala / enerjik / antusias.

3. TIDAK SENDIRI
• Ingat, ada ‘pelatih’ yang siap menjadi tempat bagi kita mendapatkan tuntunan dan solusi (Rom.8:28-30, 1Kor.10:13). Jangan kita mencoba menjalaninya (latihan / tantangan / ujian) sendirian, melainkan datanglah ‘kepadanya’ setiap waktu (Flp.4:13).
• Dalam sebuah ‘training center’, ada ‘olahragawan-olahragawan lain’ yang juga sedang berlatih untuk tujuan yang sama yaitu kemenangan. Jalanilah “latihan” kita dalam kebersamaan “di komunitas tersebut”, karena hal itu bisa membantu untuk kita konsisten menjaga semangat dan fokus.

PENUTUP
Kita harus terus menerus menanamkan keyakinan kita dalam Tuhan, maka kita dimampukan melihat sisi positif / kebaikan di setiap masalah kehidupan yang muncul, bahwa di balik semuanya itu, Tuhan terus menerus membuat kita kuat (bahkan semakin kuat) dan membuat kita bisa selalu berkemenangan dalam hidup ini. Sekecil apa pun tugas kehidupan yang dipercayakan (pendidikan / rumah tangga / pekerjaan / pelayanan / dll), ada ‘upah kemenangan’ dari Tuhan, jika melakukannya dengan penuh kesungguhan, seolah itu dilakukan bukan untuk manusia tapi untuk Tuhan (Kol.3:23-24). Sambutlah tahun kebangkitan dan kemenangan!

BANGKIT DARI TITIK NADIR

1 Samuel 30:1-20

Titik Nadir adalah suatu gambaran tentang keadaan atau posisi kehidupan yang paling bawah dan umumnya setiap orang pernah mengalaminya. Kondisi tersebut adalah kondisi yang tentu tidak pernah kita harapkan atau inginkan, namun kalau ternnyata Tuhan ijinkan itu terjadi dalam kehidupan kita tentunya kita tidak bisa mengelak atau menolaknya. Itulah yang dialami oleh Raja Daud, dan ia yang adalah pahlawan besar Cuma bisa menangis menghadapi keadaan itu.
Namun kita tahu bahwa bagi kita anak2 Tuhan, titik nadir bukanlah sebuah akhir. Kita memiliki Tuhan yang sanggup mengubah keadaan, mejadikan kehidupan dari kematian, keberhasilan dari kegagalan. Marilah kita belajar dari apa yang Daud lakukan ketika ia mengalami titik nadir itu :

1. MENGUATKAN KEPERCAYAANNYA KEPADA TUHAN (ayat 6)
– Arahkan iman kita kepada janji-janji Tuhan, karena janjiNya tidak pernah salah dan Ia tidak pernah lalai untuk menggenapkan janjiNya.
– terkadang kita merasa lelah akan keadaan kita, itu adalah tanda bahwa kita menghadapinya hanya dengan keadaan kita sendiri. Kita memiliki Tuhan yang senantiasa menguatkan dan memampukan kita untuk menanggung apapun situasi yang terjadi saat ini.

2. MEMAKAI SELENDANG / BAJU EFOD (ayat 7)
– Baju Efod adalah baju keimaman yang biasanya digunakan oleh para Imam untukmasuk ke Bait Elohim. Daud menggunakan baju efod dan datang kepada Tuhan dalam doa. Ia mengambil sikap yang tepat, bertanya kepada Sang Maha Tahu, yaitu Tuhan dan tidak mencari petunjuk dari yang lain.
– Doa haruslah menjadi gaya hidup anak2 Tuhan karena tanpa doa hidup kita akan “kering”

3. MENGEJAR APA YANG SUDAH DIAMBIL ( Ayat 8)
– Setelah berdoa, ada hal yang harus Daud lakukan yaitu mengejar orang Amalek sesuai dengan petunjuk Tuhan.
– Ketika Daud melakukan apa yang Tuhan tuntunkan, ia tidak menyerah, walau Sebagian dari orang yang ikut dengan dia harus berhenti karena kecapean.

PENUTUP
Kita dapat melihat bahwa ketika Daud melakukan semua itu, ia bukan saja bangkit dari titik nadir, tetapi ia juga meraih berkat yang luar biasa, harta jarahan dari orang Amalek. Dalam hidup kia terkadang Cuma melihat apa yang buruk, apa yang kurang baik, namun Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang luar biasa, ia dapat menjadikan apa yang menurut kita tidak baik menjadi sebuah berkat luar biasa, semua karena kasihNya kepada kita. Amin!