Minggu malam kalau ngga salah, gue nonton bola di TV7, Bolton Wanderers lawan Middlesborough (ejaannya salah ya?).
Rame sekali, biar ngga serame partai MU lawan Arsenal dua minggu lalu. Hasil pertandingannya itu kalau ngga salah 1-1. Sambil nonton, gue belajar beberapa hal….
Yang pertama mengenai sukses…..Gue lupa bolton apa Midds yang menggolkan terlebih dahulu. Tapi di saat gol itu terjadi, kelihatan sekali ekspresi kebahagian terpancar dari si pencetak gol dan rekan2 setimnya. Tampangnya puas sekali …. sukses! Tim yang tertinggal ngga putus asa, dia lakukan segala cara untuk menyamakan kedudukan …… dan berhasil! Dan tampang mereka lebih puas dibandingkan tim yang duluan menggolkan!
Lalu gue coba berpikir, apa yang menyebabkan kita bisa puas dalam meraih sesuatu di dalam hidup ini…..Kayanya ngga semua keberhasilan membuat kita puas. Gue reflkesikan ke dalam pengalaman pribadi, dan memang betul….ngga semua keberhasilan membuat gue puas….
Sebagai contoh …. gue berhasil menyelesaikan sebuah proyek pelaksanaan, dan hasilnya cukup baik. Tapi gue ngga puas karena gue tahu bahwa secara disain hasilnya tidak optimal….ada beberapa hal yang sebetulnya jika dipikirkan lebih matang, tentu hasilnya akan lebih baik. Nah gue tau tidak dipikirkannya disain ini secara matang adalah karena memang gue ngga punya cukup waktu untuk memikirkan semua aspek, sehingga disainnya menjadi optimal. Dengan kata lain dalam proses gue mengerjakan pekerjaan ini, gue tidak mengerjakannya secara sungguh-sungguh, sehingga, walapun berhasil gue ngga puas….plain …… biasa aja.
Gue coba cari pengalaman hidup gue yang rasa puasnya paling berkesan, dan gue inget waktu gue lagi Ujian Saringan Masuk ke Unpar.
Masuk ke arsitek Unpar sudah menjadi cita2 gue dari SMP, penyebabnya karena abang gue yang kuliah di sana, entah apanya yang membuat gue tertarik. Dari SMA gue mulai rajin sketsas-sketsa, tapi sketsa gue banyakan gambar-gambar bangunan. Dari SMS juga gue sudah bisa menggambar perspektif, sesuatu yang sulit untuk teman-teman sepantaran waktu itu.
Lulus SMA tujuan gue pasti, Arsitektur Unpar. Konon katanya yang terbaik se Asia Tenggara hi hi hi..:D Gue mulai cari les, dan mendalami sketsa perspektif lebih dalam lagi, karena memang syarat utama buat masuk ke arsitektur Unpar adalah kemampuan gambar dan renderingnya. Abang gue ikut bantu dan kasih tips, gue juga beberapa kali ikut Puslatmekar yang diadain himpunan jurusan arsitektur Unpar. Pokoknya gue lakukan apa yang bisa gue lakukan untuk lulus USM ini. Bahkan gue, yang biasanya bandel berat, mendadak jadi anak baik, semuanya dengan tujuan agar Tuhan juga mau membantu gue…..ngejilat Tuhan hi hi hi..:D
Pas lagi USM, gue PD berat, apalagi soalnya ngga berapa asing buat gue. Kalau ngga salah ada lima soal menggambar yang semuanya gue selesaikan dengan baik, tanpa cacat. Sehabis ujian gambar, kita ujian Matematika dan Bahasa Inggris, tapi ada waktu istirahat dulu beberapa jam. Sambil makan siang, gue tuker pikiran dengan teman2 gue yang ikutan juga USM Arsitek Unpar. Dan ternyata gue kaget banget, ada satu soal yang gue salah jawabnya! Gue ngga inget banget, tapi jawaban gue melenceng dari maksud soalnya. Sejak itu gue ngga PD lagi, bahkan gue sudah siap-siap untuk menghadapi kenyataan untuk coba lagi ke Universitas lain, padahal hasil USMnya belum diumumkan.
Di hari pengumuman, dengan deg-deg kan gue datang ke kampus Unpar…..semaleman gue berdoa….tegang juga. Di Unpar, sudah banyak orang yang berkerumun di papan pengumuman, ada yang mukanya lesu, ada yang girang … duh, gue jadi tambah tegang aja…..
Satu-satu gue baca, baris demi baris nama peserta USM yang masuk, dan akhirnya gue temukan juga nama gue di sana, lengkap .. David Hotary Pangaribuan ……
Nyesssss gila, itu yang namanya gembira, Pure Joy, sukacita besar langsung mengalir dan memenuhi hati……tak terkatakan betapa gembiranya hati gue …….Puasssss banget. Benar2 mimpi jadi kenyataan.
Itu salah satu momen dalam hidup yang ngga akan pernah gue lupakan. Kegembiraan dan Kepuasaan seperti itu ngga selalu gue alamin…..Di sinilah gue belajar,… yang membuat gue puas adalah jika gue melakukan sesuatu dengan segenap usaha dan tenaga…..mencoba untuk giving my best …..dan jikalau segenap usaha tersebut pada akhirnya membuahkan keberhasilan ….. itulah kepuasan. Bukan berarti kita harus selalu mengandalkan kekuatan kita, justru di saat kita percaya bahwa kita telah memberikan yang terbaik, itu menambah rasa percaya kita bahwa itu pasti akan berhasil, bahwa Tuhan juga akan memberikan kepada kita buah dari benih yang sudah kita tabur. Proses kita mengerjakan sesuatu tersebut, itulah yang menentukan kepuasan kita.
Gue bertekad, untuk mempersembkan yang terbaik selalu, dalam apapun….pekerjaan, hubungan satu dengan yang lain, pelayanan …..