KUNCI SANG PEMENANG

Kejadian 41:37-45, 37:18-28, 39,40,41

Pelajaran tentang memahami dan mengalami kemenangan kehidupan, salah satunya dapat kita peroleh dari kisah Yusuf, sang raja muda Mesir; seorang hamba yang kemudian menjadi penguasa. Hidup Yusuf itu seumpama gelombang yang naik turun secara drastis. Lahir dari keluarga berada, direncanakan untuk dibunuh, dibuang, dijual sebagai budak, menjadi hamba, diangkat jadi kepala pelayan, difitnah, dipenjarakan, diangkat jadi pengurus tahanan, dan … dilupakan! Kisah Yusuf berujung pada kemuliaan Tuhan, tapi kemenangan hidupnya sebenarnya telah terjadi jauh sebelum “happy ending” / kejayaan besar yang diraihnya..
Kunci kemenangan Yusuf dalam menjalani gejolak hidup adalah karena ia orang yang:

1. PERCAYA PADA RENCANA TUHAN YANG BAIK (Kej.45:8)
• Milikilah perspektif bahwa setiap pengalaman hidup kita, selalu ada peran Tuhan atasnya, maka penderitaan tidak bisa menyurutkan keyakinan kita pada rencana kebaikan Tuhan.
• Kej.45:1-4. Selama meyakini rencana Tuhan yang baik, tidak ada tempat bagi yang namanya “pahit hati”; tidak akan menyalahkan keadaan / orang lain / bahkan Tuhan.)

2. MENJAGA INTEGRITAS HIDUP (Kej.39:8-10, Ams.21:3, Tit.2:7, Ams.20:7)
• Jaga tingkah laku dan perkataan seumur hidup (Mzm.101:2).
• Integritas teruji saat diperhadapkan dengan suatu tantangan / situasi sulit; apa respons (langsung atau tidak langsung) yang ditunjukkan akan membuktikan “siapa kita”. Jangan sampai katanya “A” tapi faktanya “B”.
• Dalam segala kesusahannya, tidak tercatat perkataan negatif dari Yusuf, justru ia tetap “beraktualisasi” dengan maksimal, sehingga hidupnya selalu bermanfaat bagi orang lain, dan Tuhan percayakan hal-hal yang makin besar (Matius 25:21)

3. MISI HIDUPNYA MEMULIAKAN TUHAN (Kej.41:16,25,28,32)
• Kehidupan ini adalah untuk memuliakan nama Tuhan (Kol.3:23).
• Lupakan masa lalu dan hiduplah untuk masa depan (Ams.23:18).
• Introspeksi ketulusan hati (Yoh.3:30). Jangan curi kemuliaan Tuhan!

PENUTUP
Kita memang seringkali tidak mengerti alasan di balik segala peristiwa yang tidak menyenangkan, tapi percayalah bahwa Tuhan adalah Tuhan yang setia untuk menyertai, memulihkan, dan menyediakan kelimpahan. Betapa Tuhan sangat menghargai Yusuf dan juga setiap mereka yang berkarakter serupa dengannya. Pada dasarnya orang orang yang demikian, sudah memiliki “mental pemenang” dan mereka sedang mempersiapkan diri untuk kemenangan-kemenangan berikutnya. Tuhan pasti meninggikan mereka (1Ptr.5:6). Amin!

DENGKI MENGALAHKAN AKAL SEHAT

Markus 15:6-11

Dengki sama dengan iri hati. Dengki adalah emosi negative yang tidak senang atas keunggulan yang dimiliki oleh orang lain. Dengki lahir dari tindakan yang suka membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Demikian yang dialami oleh Tuhan Yesus, di mana orang-orang Farisi membenciNya dan merasa sangat terganggu dengan apa yang Tuhan Yesus buat kepada orang banyak, sehingga akhirnya mereka “menghasut” massa agar dapat membunuh Tuhan Yesus. Para pembenciNya akhirnya kehilangan akal sehat dan membebaskan seorang penjahat untuk ditukar dengan Yesus. Kedengkian adalah sifat yang sangat merusak, dan ia akan mengkakibatkan :

1. GODAAN TINDAKAN DOSA (Kejadian 4:7)
• Saat Kain iri terhadap Habel, dia menjadi sangat panas hati. Hati yang panas mengalahkan akal sehat dan berpotensi memikir-mikirkan hal yang layak.

2. LAHIR NALURI MEMBUNUH (Kejadian 37:4-5, 11 dan 20)
• Saat saudara-saudara Yusuf dikuasai dengki terhadap Yusuf, timbul keinginan untuk membunuh Yusuf. Tidak ada lagi pikiran-pikiran yang sehat, apalagi pikiran pikiran yang dikuasai firman.

3. MENGANIAYA ORANG DI BAWAH KITA (1 Samuel 18:9-11)
• Saat Saul tidak bisa menerima bahwa Daud memang lebih unggul darinya, maka Saul merencanakan hal-hal yang jahat atas Daud. Jika kita menjadi atasan (orangtua/pimpinan/senior/dll) dari seseorang yang memiliki reputasi / prestasi yang lebih baik dari kita, kita justru harus bersyukur dan mendorongnya semakin maksimal lagi. Tugas kita me’manage’ mereka agar makin potensial.

4. MATI ROHANI DAN PENYAKIT JASMANI (Amsal 14:30)
• Pikiran yang negative akan memberikan pengaruh negative pula kepada kepada kerohanian kita, kita tidak akan bertumbuh, malah sebaliknya kita bisa “mati rohani”. Hal itu juga akan termanifestasikan di dalam Kesehatan jasmani kita.

PENUTUP
Jangan beri ruang bagi dengki / iri hati untuk tinggal dalam hidup kita. Jangan buka celah atas sifat ini sama sekali, karena hanya akan merusak bahkan menghancurkan hidup kita. Buka lebar-lebar mata hati kita untuk melihat segala kelebihan diri sendiri, bukan sekedar kelebihan orang lain, seolah hidup kita tidak bernilai dan tidak memiliki hal-hal yang positif. Belajarlah untuk selalu mengucap syukur. Amin!

LEBIH BAIK

Ulangan 28:13-14

Di tahun dimensi yang baru kita akan dibawa terus naik dan bukan turun. Ini aalah gambaran kehidupan yang lebih baik. Kita tentu mau mengalami hal-hal yang lebih baik lagi, dalam kesehatan, kehidupan, keluarga, usaha, karier, dan pelayanan. Hari ini kita belajar dari kehidupan Yusuf, seorang yang tadinya diistimewakan, lalu menjadi budak sampai akhirnya menjadi wakil raja. Walaupun dalam dinamika kehidupannya, Yusuf terlihat “turun” di awal, namun pada akhirnya ia mencapai kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, dan terlebih luarbiasanya lagi, Yusuf mencapai sebuah posisi di mana Tuhan sudah rencanakan dari awal. Hal-hal yang kita bisa teladani dari Yusuf :

  1. Menjaga mimpi (Kejadian 42:9)
  • Yusuf masih mengingat mimpi yang pernah ia terima. Sebuah mimpi yang berbicara kuat mengenai masa depannya karena tidak hanya sekali ia mimpikan.
  • Mimpi apakah yang kita pernah miliki? Mimpi yang dari Tuhan tidak berbicara mengenai harta dan materi, mimpi dari Tuhan berbicara mengenai “purpose”, tujuan. Kita semua diciptakan Tuhan dengan sebuah tujuan, dan terkadang Tuhan nyatakan lewat mimpi dan penglihatan.
  • Jagalah mimpi dengan memperkatakannya (Kejadian 37:5)
  1. Menjaga Kekudusan (Kejadian 39:8-9)
  • Apapun tujuan yang Tuhan sudah disiapkan Tuhan bagi kita, tidak akan terwujud kalau kita melanggar FirmanNya.
  • Orang yang menjaga kekudusan menyadari bahwa Tuhan ada di mana pun dan mengawasinya, sekalipun tidak seorangpun yang tahu jika ia akan berbuat dosa. Orang yang menjaga kekudusan memiliki sikap takut akan Tuhan lebih dari apapun.
  • Mari periksa hidup kita, apakah ada sesuatu yang masih disembunyikan di hadapan Tuhan? Sebab dosa adalah kejahatan dan itu membuat kita tidak mengalami hal yang lebih baik (Yeremia 5:25)
  • Cara menjaga kekudusan adalah dengan “berani menolak dosa”. Harus memiliki prinsip yang kuat dan tidak mudah terpengaruh.
  1. Menjaga hati (Kejadian 45:3-5)
  • Tidak ada sama sekali perasaan dendam atau sakit hati karena Yusuf tahu apa yang ia alami adalah bagian dari rencana besar Tuhan bagi dia dan bangsanya (Kejadian 50:20)
  • Kita pun harus memiliki hati yang mudah mengampuni supaya hidup kita lebih baik lagi. (1 Petrus 3:10-11)

Penutup

Apa yang Yusuf alami adalah proses untuk membuat dirinya lebih baik lagi. Jika di tahun ini kita pun diproses Tuhan, hadapilah dengan sukacita karena itu berarti Ia tengah menjadikan diri kita lebih baik lagi. Amin!

JADI ORANG SABAR

Amsal 16:32

 

Keberanian, Keperkasaan, Kerelaan Berkorban, dan Kesatriaan adalah sifat-sifat besar dari seorang PahlawanTapi dalam Amsal 16:32, ada sebuah sifatyang ternyata lebih besar dari kepahlawanan itu sendiri, yaitu sifat “Sabar”. Kalau kita lihat dari Tuhan Yesus sendiri, walaupun ia banyak melakukan mujizat, menyatakan kebaikan dan pertolongan bagi orang banyak dan tetap saja ia mengalami fitnah, cacian, ejekan, tetapi justru di kayu salib Tuhan Yesus melepaskan pengampunan bagi setiap orang yang sudah berlaku jahat padaNya. Itulah kesabaran yang luar biasa hebat.

Bagi kita orang Percaya, kesabaran adalah salah satu dari buah-buah Roh yang harus kita miliki (Galatia 5:22), oleh karena itu kita percaya oleh karena Roh Kudus kita bisa mejadi orang-orang yang sabart, yang dimampukan Tuhan untuk :

  1. Menjadikan “Kasih Karunia” sebagai dasar hidup kita. (Efesus 3:17, 1 Korintus 13:4-7)
  • Senantiasa melakukan perbuatan Kasih dalam setiap hal yang dilakukan.
  1. Melatih Kendali atas emosi (Efesus 4:2)
  • Kita harus bisa memiliki kendali atas emosi dan perasaan kita. Caranya adalah dengan terus belajar mempraktekan kasih dan sabar dalam setiap hari-hari kita.
  • Kita dapat melatih diri kita dalam hal apapun, baik rohani maupun jasmani. Selama kita melihat hidup sebagai kesempatan untuk melatih diri kita, maka kita akan terus memperbesar kapasitas kita.
  1. Meminta Kekuatan Roh Kudus setiap waktu (Efesus 3:16)
  • Ketika dalam situasi di mana kesabaran kita diuji, kita datang pada Roh Kudus dan meminta kekuatan serta kemampuanNya, pastilah Ia akan memberikannya kepada kita.

Penutup

Teladanilah kisah kehidupan Yesus dan Yusuf. Mereka benar-benar mengalami ujian kesabaran yang sangat sulit, namun pada akhirnya mereka menang. Sabar adalah masalah hati, berikanlah hati kita kepada Tuhan agar kita dapat diubahkan menjadi orang yang sabar. Amin!

JANJI PENYERTAAN TUHAN

Tahun yang baru selalu identik dengan harapan yang baru. Akan keadaan yang lebih baik dari tahun yang sebelumnya. Namun ada juga orang-orang yang pesimis dengan tahun yang baru, dan ada juga orang yang pasrah dan kehilangan gairahnya akan tahun yang baru.

Tuhan memberikan tema bagi Gereja kita, yaitu Tahun Permulaan yang Baru, dimana Tuhan berjanji untuk memberikan berkat, anugerah, penyertaan bahkan mujizat yang baru atas kita. Berikut ini adalah nasehat Tuhan bagi kita di Tahun yang baru :

  • Jangan terikat masa lalu (Filipi 3:12-14)
    • Jika kita lihat kembali kepada Alkitab, kita dapat melihat bagaimana bangsa Israel disaat keluar dari Mesir, walaupun mereka sudah dijanjikan kondisi dan keadaan yang lebih baik di tanah perjanjian, mereka terus membandingkan dengan keadaan mereka sebelumnya di Mesir. Ikatan masa lalu mereka lebih kiat dibandingkan harapan mereka akan masa depan.
    • Istri Lot, ketika meninggalkan Sodom hatinya masih terikat dengan apa yang ia miliki sehingga ia menoleh ke belakang dan akhirnya menjadi tiang garam.
    • Yusuf, ketika melewati semua proses mulai dari dijual sebagai budak sampai ia keluar dari penjara, ia memilih untuk tidak tinggal di masa lalu, ia memilih untuk maju dan berharap pada masa depan yang lebih baik sesuai apa yang Tuhan janjikan bagi dia.
    • Paulus, sebelumnya adalah seorang penganiaya Jemaat, namun ketia Tuhan “memanggilnya”, ia menolak untuk tinggal di masa lalu dan meresponi dengan benar panggilan Tuhan.
  • Arahkan pandangan kepada Tuhan (Kolose 3:1-2)
    • Kalau kita memandang Tuhan, maka kita tidak akan takut akan masa depan kita, karena Tuhan menjanjikan penyertaanNya bagi kita. Kita tidak sendirian!
    • Ketakutan adalah musuh dari iman dan tanpa iman kita tidak akan mendapatkan apa yang sudah Tuhan janjikan bagi kita. Bahkan dalam Ibrani 11:6a tertulis bahwa tanpa iman kita tidak berkenan di hadapanNya.
    • Ketika pandangan kita terarah kepada Tuhan, kita mendapatkan kekuatan yang baru. Oleh karena itu janganlah melihat ke masa lalu, janganlah khwatir dan terfokuskan kepada masa depan, mulailah bersama-sama dengan Tuhan maka Ia akan membawa kita melalui Tuhan ini dengan dashyat!

Penutup

Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita, oleh karena itu arahkanlah pandangan kita kepada Tuhan dan yakinlah bahwa Ia akan membawa kita melalui 2018 dengan luar biasa. Amin!

MENGAMPUNI ITU MUTLAK

Matius 6:14

Kita tahu bahwa mengampuni adalah suatu tindakan yang sangat penting untuk dilakukan bagi orang Kristen karena Alkitab dengan jelas mengatakan minimal ada 3 akibat yang sangat merugikan bagi mereka yang tidak mau mengampuni, yaitu :

  1. Ia adalah seorang pembunuh (1 Yohanes 3:15)
  2. Doanya tidak akan dijawab (Markus 11:24-25)
  3. Bapa di Surga tidak akan mengampuni kesalahannya (Matius 6:14)

Mungkin kita sudah tahu kerugian tersebut, namun belum mengerti bagaimana caranya kita melepaskan pengampunan sehingga kita masih menyimpan kecewa dan dendam. Hari ini kita bisa melihat dari kehidupan Yusuf bagaimana ia dapat mengampuni.

  • Tidak Mempublikasikan kesalahan orang lain

    Biasanya kita sulit mengampuni karena orang lain melakukan sesuatu yang kita anggap “salah” terhadap diri kita. Langkah awal menuju mengampuni adalah dengan tidak menceritakan kesalahan tersebut kepada orang lain.

  • Tidak mengungkit-ungkit kesalahan orang lain

    Ketika saudara-saudara Yusuf tahu tentang Yusuf, mereka semua ketakutan karena apa yang telah mereka perbuat terhadap Yusuf (Kejadian 45:3-5). Tetapi Yusuf menghibur mereka dan tidakmengungkit-ungkit lagi kesalahan mereka. Kalau Tuhan saja tidak lagi mengingat dosa kita ( Yesaya 43:25) maka seharusnya kita juga berhenti mengungkit-ungkit kesalahan orang lain.

  • Melepaskan pengampunan yang tulus

    Yusuf pada akhirnya mengerti bahwa dibalik apa yang terlihat jahat, ternyata Tuhan punya rencana yang besar bagi Yusuf dan saudara-saudaranya (Kejadian 45:5). Kita harus memahami bahwa semua yang terjadi dalam kehidupan kita adalah atas seijinNya, sebab Ia turut bekerja dalam segala perkara ( bahkan hal yang menurut kita salah pun ) untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8:28). Jika kita benar-benar memahami hal ini, maka kita akan lebih mudah untuk mengampuni dengan tulus, sadar bahwa semua adalah bagian dari rencana Tuhan.

Penutup

Mengampuni membutuhkan sebuah tekad yang kuat dari kita, lebih dari sekedar perkataan yang keluar dari mulut. Oleh karena itu dengan melakukan ketiga hal di atas, kita pasti akan lebih mudah untuk mengampuni dan mengasihi orang lain khususnya mereka yang sudah mengecewakan hati kita. Amin!