HATI YANG MELEKAT PADA TUHAN

Mazmur 91:14-16

Hari-hari yang kita hadapi di depan, situasi dan kondisinya nampak tak menentu. Kriminalitas, stabilitas politik, perekonomian, iklim / cuaca, wabah penyakit, bahkan bencana alam nampak menjadi ancaman serius sehingga bisa membuat orang jadi kuatir / gelisah / tidak tenang / takut. Bagaimana dengan hidupnya orang percaya? Janji Tuhan bagi yang hatinya melekat pada Dia adalah DILUPUTKAN…!!! Melekat = tidak terpisah dari Tuhan = terus berharap pada Tuhan = terus memikirkan Tuhan = terus ingin menyenangkan Tuhan. Berkat-berkat atas mereka yang hatinya melekat pada Tuhan:

1. PERLINDUNGAN TUHAN (ay.14)
• Orang percaya tetap bisa mendapatkan serangan dari kuasa gelap. Untuk itulah kita sangat membutuhkan perlindungan Tuhan. Ancaman bisa datang kapan saja tapi Tuhan lebih mampu untuk meluputkan dan melindungi.

2. PENYERTAAN TUHAN (ay.15)
• Masalah maupun penderitaan tetap bisa terjadi atas hidup orang percaya, namun karena disertai Tuhan, maka ia dimampukan melalui berbagai kesesakan hidup dan beroleh kemenangan dari Tuhan.

3. PENYEDIAAN TUHAN (ay.16)
• Bagi yang melekat pada Tuhan, Ia menjamin kehidupan seumur hidupnya. Berbahagilah karena Tuhan memelihara dan tidak akan membiarkan kekurangan.

PENUTUP
Mari introspeksi apakah hati kita melekat pada Tuhan? Kasihi Tuhan dengan segenap hati kita dan jadikan Dia yang terutama dari segalanya. Tinggikan dan muliakan Tuhan seumur hidup kita semua. Amin!

HIDUP DALAM KASIH

Matius 22:37-39

Hidup dalam kasih adalah perintah Tuhan Yesus kepada kita. Kasih merupakan perasaan yang dimiliki oleh setiap manusia yang ditunjukkan melalui perbuatan kita kepada orang lain. Melalui kasih, kita dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara diri sendiri dengan Tuhan, keluarga, teman, dan juga orang di sekitar kita (termasuk masyarakat). Berikut adalah upaya mewujudkan kasih:

1. TULUS DALAM PERBUATAN BAIK (Roma 12:9)
• Berbuat baik tanpa motivasi lain selain dari Kasih itu sendiri
• Berbuat baik dengan focus kepada Tuhan
2. MEMPERLAKUKAN SESAMA SEBAGAI SAUDARA (Roma 12:10)
• Mengasihi dengan kasih persaudaraan.
3. MENJADIKAN DIRI SEBAGAI PELAYAN BAGI SESAMA (Markus 10:45)
• Yesus yang adalah teladan kita dengan jelas menunjukan bahwa hidup kita haruslah untuk melayani, artinya berorientasi ke luar diri kita, bukan kepada diri kita.

PENUTUP
Tanpa kasih, kehidupan kita menjadi tidak berarti apa-apa bagi sesama, apalagi bagi Tuhan. Mari mewujudkan kasih dengan cara-cara yang benar. Berdoalah supaya Tuhan memampukan kita hidup dalam kasih yang tulus dan dengan segenap hati. Amin

JANGAN ADA KEPAHITAN

Efesus 4:31

Ahitofel adalah penasehat Raja Daud yang kemudian memberontak dan mengikuti Absalom, anak Daud yang memberontak terhadap Daud. Ahitofel memiliki kepahitan terhadap Daud sehingga ia berencana untuk mengejar Daud dan membunuhnya (2 Samuel 17:1), namun Tuhan menggagalkan rencana tersebut. Pada akhirnya Ahitofel lebih memilih untuk mati gantung diri karena nasehatnya tidak diikuti oleh Absalom (2 Samuel 17:24).

Kepahitan biasanya diakibatkan oleh kebencian kepada orang lain yang disebabkan oleh perbuatan atau perkataan orang lainkepada dirinya. Ketika kebencian itu tidak dibereskan, ia mengakar dalam ke dalam jiwa dan batin, mecemarkan setiap perbuatan dan perkataan orang tersebut.

Efesus 4:31 dengan jelas mengajarkan kepada kita untuk membuang segala macam bentuk kegeraman, kepahitan, pertikaian dan lain-lain. Di ayat yang ke 32 Paulus menjabarkan gaya hidup yang sehat yang harus dimiliki oleh semuaorang Kristen agar kita jauh dari kepahitan, yaitu :

1. RAMAH DAN PENUH KASIH MESRA (1 Korintus 13:1-8)
• Lakukanlah pengertian kasih yang terdapat di dalam Firman ini agar hidup kita penuh dengan kasih mesra.

2. SALING MENGAMPUNI (Matius 6:14-15 dan Kolose 3:13)
• Cepat untuk mengampuni harus menjadi sebuah kebiasaan yang dibangun oleh anak-anak Tuhan, karena kita tidak tahu kapan dan siapa yang akan mengecewakan dan bahkan menyakiti hati kita.

PENUTUP
Tuhan Yesus akan segera datang kembali. Jangan menyimpan kepahitan, karena hal itu akan menghalangi kita bertemu Tuhan / masuk Surga. Jangan pernah ada kepahitan dan jagalah hati dalam kekudusan, agar kita layak bertemu Tuhan (Ibr.12:14). Amin!

MENGAMPUNI ITU MUTLAK

Matius 6:14

Kita tahu bahwa mengampuni adalah suatu tindakan yang sangat penting untuk dilakukan bagi orang Kristen karena Alkitab dengan jelas mengatakan minimal ada 3 akibat yang sangat merugikan bagi mereka yang tidak mau mengampuni, yaitu :

  1. Ia adalah seorang pembunuh (1 Yohanes 3:15)
  2. Doanya tidak akan dijawab (Markus 11:24-25)
  3. Bapa di Surga tidak akan mengampuni kesalahannya (Matius 6:14)

Mungkin kita sudah tahu kerugian tersebut, namun belum mengerti bagaimana caranya kita melepaskan pengampunan sehingga kita masih menyimpan kecewa dan dendam. Hari ini kita bisa melihat dari kehidupan Yusuf bagaimana ia dapat mengampuni.

  • Tidak Mempublikasikan kesalahan orang lain

    Biasanya kita sulit mengampuni karena orang lain melakukan sesuatu yang kita anggap “salah” terhadap diri kita. Langkah awal menuju mengampuni adalah dengan tidak menceritakan kesalahan tersebut kepada orang lain.

  • Tidak mengungkit-ungkit kesalahan orang lain

    Ketika saudara-saudara Yusuf tahu tentang Yusuf, mereka semua ketakutan karena apa yang telah mereka perbuat terhadap Yusuf (Kejadian 45:3-5). Tetapi Yusuf menghibur mereka dan tidakmengungkit-ungkit lagi kesalahan mereka. Kalau Tuhan saja tidak lagi mengingat dosa kita ( Yesaya 43:25) maka seharusnya kita juga berhenti mengungkit-ungkit kesalahan orang lain.

  • Melepaskan pengampunan yang tulus

    Yusuf pada akhirnya mengerti bahwa dibalik apa yang terlihat jahat, ternyata Tuhan punya rencana yang besar bagi Yusuf dan saudara-saudaranya (Kejadian 45:5). Kita harus memahami bahwa semua yang terjadi dalam kehidupan kita adalah atas seijinNya, sebab Ia turut bekerja dalam segala perkara ( bahkan hal yang menurut kita salah pun ) untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8:28). Jika kita benar-benar memahami hal ini, maka kita akan lebih mudah untuk mengampuni dengan tulus, sadar bahwa semua adalah bagian dari rencana Tuhan.

Penutup

Mengampuni membutuhkan sebuah tekad yang kuat dari kita, lebih dari sekedar perkataan yang keluar dari mulut. Oleh karena itu dengan melakukan ketiga hal di atas, kita pasti akan lebih mudah untuk mengampuni dan mengasihi orang lain khususnya mereka yang sudah mengecewakan hati kita. Amin!