JANGAN MENUNDA-NUNDA

Yakobus 4:17

Memasuki tahun yang baru biasanya orang-orang memiliki resolusi dalam hidupnya, dengan cara mengagendakan rencana-rencana baru, yang tentunya mendatangkan hal hal yang baik dalam hidupnya. Masalahnya adalah seringkali banyak orang gagal merealisasikannya karena menunda-nundanya (lebih suka melakukannya “besok”), sehingga ia gagal mewujudkan resolusi (=prokrastinasi; pro=maju/ke depan/lebih menyukai, crastinus=besok). Orang yang suka menunda-nunda artinya ia adalah orang yang:

1. MALAS (Ams.10:4,26:13-14)
• Jika mengalami kegagalan, hentikan menyalahkan Tuhan tidak menyertai atau menyalahkan kuasa gelap terlalu kuat, dll. Selagi bisa dilakukan hari ini, lakukanlah! (Ibr.4:7); jangan tunda sampai besok.

2. TIDAK MEMILIKI IMAN (Mat.25:1-13)
• Sama-sama menantikan Tuhan (berkat, pertolongan, kedatangan, dll), tapi ada bedanya, yaitu mengimani atau tidak. Yang mengimani, selalu berjaga jaga, tidak lalai / teledor / larut dalam kekecewaan / menunda-nunda rohnya menyala.

3. KEHILANGAN MOMENTUM (Yak.1:6-8)
• Dalam segala hal kita harus memiliki pertimbangan yang matang, tapi jika terus menerus berpikir untung-rugi, sampai kemudian tidak melangkah / mengambil keputusan / menunda-nunda, maka akhirnya pasti merugi juga.
• Penyebabnya bisa saja karena: Lambat dikerjakan / hilang kesempatan / semangat pudar / dll.

PENUTUP
Sebagai orang-orang yang disertai Tuhan, kita harus bertanggungjawab atas kewajiban, pekerjaan, dan pelayanan kita. Jangan menjadi pribadi yang suka mengulur-ulur waktu. Sesungguhnya penundaan adalah sikap yang tidak menghargai Tuhan dan sesama. Jangan menunda untuk bertobat. Jangan menunda untuk menyelesaikan masalah. Jangan menunda untuk minta maaf. Jangan menunda untuk memulai suatu hal yang positif. Amin!

IMAN YANG TAK BERGONCANG

Kolose 1:23

Dalam kehidupan ini banyak hal yang harus kita kerjakan dalam ketekunan dan kesabaran agar kita dapat memperoleh hasil yang diinginkan. Demikian juga saat menghadapi masalah, kita harus bertekun dalam iman, yang artinya terus percaya kepada Tuhan, sehingga kita bisa bersabar dalam menanti pertolongan Tuhan yang pasti datang tepat pada waktuNya. Iman yang tak bergoncang diperoleh dengan cara:

1. SETIA IKUT TUHAN (2 Timotius 3:12)

2. MATA YANG TERUS TERTUJU PADA TUHAN (Ibr.12:2)

3. JANGAN MENOLEH KE BELAKANG (Flp.3:13-14)

PENUTUP
Memang ada harga yang harus dibayar saat menjadi orang Kristen, yaitu harus menyangkal diri dan memikul salib (Mat.16:24), yang artinya harus menjalani proses kehidupan dalam jalan kebenaran agar bisa memperoleh kemenangan yang sempurna bersama Tuhan. Jadi janganlah berhenti untuk bertekun dalam iman kita kepada Tuhan, supaya saat Yesus datang kembali, Ia akan menemukan masih ada iman yang tak bergoncang dalam diri kita (Luk.18:8). Amin!

SUKSES SEPERTI KALEB

Kolose 3:23

Firman Tuhan mengingatkan kita untuk melakukan segala sesuatu dalam hidup ini dengan segenap hati kita, karena baik pekerjaan, pelayanan, pendidikan, hidup berkeluarga, beribadah dan lain sebagainya, jikalau dilakukan dengan motivasi demi kemuliaan Tuhan, maka pastilah kita melakukannya tidak dengan setengah hati. Jika kita melakukannya dengan setengah hati, pasti akan ada yang namanya gerutu, sungut-sungut, keluh kesah dll.
Hari ini kita akan belajar dari Kaleb, di mana ia termasuk orang sukses dalam menjalani kehidupannya karena ia melakukan semuanya dengan segenap hati, yang ditandai hal-hal sebagai berikut :

1. IMAN YANG SEJATI (Bil.13:30)
• Keyakinan pada keberhasilan, bukan pada kegagalan. Kekalahan bisa saja terjadi, tapi tetap akan selalu bangkit menuju pada kemenangan.
• Tidak bisa terintimidasi dengan provokasi / komentar negatif (Yos.14:7-8)
• Tidak lelah untuk terus berjuang dalam kehidupan (Yoh.14:12).

2. FOKUS YANG BENAR (Mzm.141:8)
• Fokus adalah pintu gerbang berpikir. Fokus yang keliru, menghasilkan cara berpikir yang keliru pula. Fokuslah pada firman Tuhan, bukan pada keadaan dunia, sehingga kita bisa mendalami pikiran serta rencana Tuhan yang dimanifestasikan melalui hidup kita.
• Jangan kehilangan fokus dari Tuhan, supaya kita tidak “tertinggal” dan agar kita selalu ada di bawah naunganNya.

3. KESETIAAN YANG TERUJI (Yos.14:9)
• Setialah pada Tuhan atas anugerah dan kasihNya yang selalu menopang.
• Bukti teruji: (1) Respon positif terhadap janji firman Tuhan. (2) Tidak pernah tawar hati, Ams.14:10. (3) Masalah tidak dihindari, tapi dihadapi.

PENUTUP
Badai kehidupan masih bisa terjadi kapan saja, kita harus selalu mempersiapkan diri menghadapi itu semua dengan iman yang kokoh. Jaga mata kita selalu terfokus pada firman Tuhan karena itu artinya kita menjaga mata rohani kita kepada janji-janji Tuhan. Jaga kesetiaan pada Tuhan, karena pasti ada berkat dan kekuatan yang baru dari Tuhan. Jangan terintimidasi dengan usia lanjut, tapi teruslah berjuang seperti Kaleb, karena ada “Hebron” yang menanti di depan (Yos.14:11,14).

JANGAN PERNAH MENYERAH

Amsal 18:14

Hidup adalah sebuah perjuangan, sebuah pertandingan dan sebuah petualangan. Kita memiliki kesempatan untuk menjalaninya dan melihat hasil akhirnya. Perjalanan iman Kekristenan adalah perjalanan yang penuh dengan tantangan yang jika dijalani tanpa sikap berserah penuh pada Tuhan, akan berpotensi membuat orang percaya menjadi mudah menyerah / mudah putus asa. Namun jikalau kita jalani dengan iman yang teguh maka kita berpotensi untuk melihat kemuliaan Tuhan yang Ajaib dinyatakan dengan tidak terbatas. Jadi kita perlu menanakan kuat-kuat dalam hati dan pikiran kita semua bahwa kita tidak boleh kehilangan semangat dan selalu ingin bangkit dari keterpurukan. Kita pasti bisa menanggung kesulitan / penderitaan apapun selama hati / iman kita melekat terus kepada Tuhan. Oleh karena itu jangan pernah menyerah!

Kita dapat belajar dari 2 tokoh Alkitab yang tidak menyerah dan akhirnya menang :

1. ISHAK : TUHAN MEMBERI KELONGGARAN KEPADA KITA (Kejadian 26:18-22)
• Sekalipun ada keberhasilan / kesuksesan yang kemudian “diklai” orang lain, orang percaya tidak boleh menyerah, teruslah “menggali” karena REHOBOT pasti akan diinyatakan.
• Realita kehidupan menunjukan bahwa tantangan tidak pernah berhenti datang (dalam pekerjaan, usaha, karir, Pendidikan, pelayanan, rumah tangga, dll) Apa yang harus dilakukan? Tetap berusaha dan kerahkan segala daya – upaya dengan perbaikan-perbaikan yang bisa dilakukan. Itu artinya “tidak mau menyerah”. Kelak hasilnya pasti tidak akan mengecewakan. Berkat Tuhan pasti dinyatakan.

2. MUSA : TUHAN YANG BERPERANG BAGI KITA (Keluaran 14:13-14)
• Situasi kehidupan bisa saja menjadi sangat menegangkan, ketika kita merasa tengah menikmati berkat atau jawaban doa dan tiba-tiba Tuhan ijinkan sesuatu yang kita pikir buruk dan tidak pernah kita pikirkan akan terjadi, justru terjadi. Seolah-olah tidak ada solusi dan jalan keluar bagi kita.
• Bagi orang yang pikirannya tertuju kepada Tuhan maka ia akan mengarahkan pandangan imannya bukan pada situasi sulit tersebut, tetapi pada Kuasa Tuhan yang mampu menolong / melepaskan / memberi kemenangan. Pada titik ini, ia tidak akan lari menghindari masalah, berkecil hati dan menyerah, tapi ia tetap maju dan melakukan apa yang bisa dilakukan. Maka Tuhan pasti berikan jalan untuk kita untuk menang.

PENUTUP
Jangan takut menghadapi dinamika kehidupan ini. Masalah boleh ada, tapi kita tidak boleh patah semangat. Mari selalu percaya bahwa di dalam semua kesulitan selalu ada hal yang baik, selalu ada solusi. Di dalam setiap masalah ada Tuhan yang mengulurkan tanganNya untuk menolong kita. TIdak ada perkara yang tidak bisa kita tanggung bersama Tuhan yang ada di pihak kita (Filipi 4:13). Amin

BANGKIT DARI TITIK NADIR

1 Samuel 30:1-20

Titik Nadir adalah suatu gambaran tentang keadaan atau posisi kehidupan yang paling bawah dan umumnya setiap orang pernah mengalaminya. Kondisi tersebut adalah kondisi yang tentu tidak pernah kita harapkan atau inginkan, namun kalau ternnyata Tuhan ijinkan itu terjadi dalam kehidupan kita tentunya kita tidak bisa mengelak atau menolaknya. Itulah yang dialami oleh Raja Daud, dan ia yang adalah pahlawan besar Cuma bisa menangis menghadapi keadaan itu.
Namun kita tahu bahwa bagi kita anak2 Tuhan, titik nadir bukanlah sebuah akhir. Kita memiliki Tuhan yang sanggup mengubah keadaan, mejadikan kehidupan dari kematian, keberhasilan dari kegagalan. Marilah kita belajar dari apa yang Daud lakukan ketika ia mengalami titik nadir itu :

1. MENGUATKAN KEPERCAYAANNYA KEPADA TUHAN (ayat 6)
– Arahkan iman kita kepada janji-janji Tuhan, karena janjiNya tidak pernah salah dan Ia tidak pernah lalai untuk menggenapkan janjiNya.
– terkadang kita merasa lelah akan keadaan kita, itu adalah tanda bahwa kita menghadapinya hanya dengan keadaan kita sendiri. Kita memiliki Tuhan yang senantiasa menguatkan dan memampukan kita untuk menanggung apapun situasi yang terjadi saat ini.

2. MEMAKAI SELENDANG / BAJU EFOD (ayat 7)
– Baju Efod adalah baju keimaman yang biasanya digunakan oleh para Imam untukmasuk ke Bait Elohim. Daud menggunakan baju efod dan datang kepada Tuhan dalam doa. Ia mengambil sikap yang tepat, bertanya kepada Sang Maha Tahu, yaitu Tuhan dan tidak mencari petunjuk dari yang lain.
– Doa haruslah menjadi gaya hidup anak2 Tuhan karena tanpa doa hidup kita akan “kering”

3. MENGEJAR APA YANG SUDAH DIAMBIL ( Ayat 8)
– Setelah berdoa, ada hal yang harus Daud lakukan yaitu mengejar orang Amalek sesuai dengan petunjuk Tuhan.
– Ketika Daud melakukan apa yang Tuhan tuntunkan, ia tidak menyerah, walau Sebagian dari orang yang ikut dengan dia harus berhenti karena kecapean.

PENUTUP
Kita dapat melihat bahwa ketika Daud melakukan semua itu, ia bukan saja bangkit dari titik nadir, tetapi ia juga meraih berkat yang luar biasa, harta jarahan dari orang Amalek. Dalam hidup kia terkadang Cuma melihat apa yang buruk, apa yang kurang baik, namun Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang luar biasa, ia dapat menjadikan apa yang menurut kita tidak baik menjadi sebuah berkat luar biasa, semua karena kasihNya kepada kita. Amin!

KOKOH DAN LEKAT

Yeremia 17:5-8

Orang-orang yang sungguh mengandalkan Tuhan, kehidupan rohaninya tidak pernah bisa kering. Jiwanya selalu berpengharapan dan rohnya selalu menyala-nyala untuk melakukan kehendak Tuhan. Sekalipun dalam keadaan kehidupan yang bergoncang / kering /gersang, orang-orang yang demikian akan mampu bertahan di dalam sukacita dan damai sejahtera karena hatinya terpaut teguh hanya kepada Tuhan (Yesaya 26:3). Ia tidak akan mudah berkeluh kesat, bersungut-sungut, hatinya benar-benar melimpah dengan syukur (bukan hanya di bibir saja). Mengandalkan Tuhan artinya menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan. Mengandalkan Tuhan jauh lebih penting daripada mengandalkan harta, kedudukan, Pendidikan ataupun pengalaman.

Mengandalkan Tuhan artinya menjadi orang Kristen yang :

1. KOKOH
• Bagaikan mercusuar, keyakinan kepada Tuhan tidak dapat digoyahkan oleh terpaan ombak kehidupan (percaya 100% – Efesus 3:12), sehingga dalam berbagai situasi sulit pun, tidak akan tenggelam dalam bersusah hati / mengasihani diri sendiri.
• Jika salah melangkah, hampiri Tuhan dalam pertobatan dan Kembali ke dalam jalurNya. (1 Yohanes 1:9)
• Jika berada dalam situasi yang tidak diharapkan, akan segera mengingatkan dirinya tentang kuasa Tuhan yang sanggup melepaskan / meluputkan (Mazmur 91:14-15), sehingga kekuatiran tidak menguasainya (1 Petrus 5:7) karena sangat yakin bahwa Tuhan mampu mendatangkan hal-hal yang baik lewat kesukaran sekalipun (Roma 8:28).
• Iman yang kokoh harus disertai perbuatan yang nyata (Yakobus 2:17), artinya tetap berupaya, bekerja, berkarya, beraktivitas, melayani (pengkotbah 9:10). Ada integritas kehidupan yang Nampak / terbukti, jangan malas.(Amsal 21:25)

2. LEKAT
• Bagaikan lem super yang melekat sangat kuat (tidak mudah lepas), kita pun harus menempel terus pada Pokok Anggur kita (Yohanes 15:6) karena jika tidak kehidupan kita hanyala menuju Kesia-siaan / tidak akan berarti.
• Tidak mungkin kta bisa memancarkan kemuliaan Tuhan jika kita melekat pada hal-hal yang dari dunia (Yakobus 4:4)
• Melekat kepada Pokok Anggur artinya hidup intim dengan Firman Tuhan (Yohanes 15:7). Semakin dalam kita bertekun dalam FirmanNya, hati kita semakin mengenal Kristus dan kuasaNya.

PENUTUP
Hidup orang percaya tetap diijinkan Tuhan untuk mengalami datangnya “panas – terik” yang berpotensi untuk “mengeringkan”, tetapi karena ia punya keyakinan yang kokoh pada Tuhan hidup melekat kuat pada FirmanNya, maka ia akan tetap mampu berbuah dan menjadi berkat bagi orang di sekitarnya (Yeremia 17:8). Amin!

MENANG ATAS UJIAN PENDERITAAN

Ibrani 11:1
Iman adalah factor yang sangat penting dalam kehidupan kekristenan. Iman yang didasari oleh sikap yang percaya penuh kepada Tuhan akan menjadi dasar yang kokoh bagi pengharapan. Iman yang sejati ditunjukan oleh Abraham, dimana ketika Tuhan perintahkan dia untuk pergi ke tanah yang Tuhan janjikan, ia tidak memiliki dasar apapun selain bahwa IA PERCAYA! Dan akhirnya ia mendapatkan semua yang Tuhan janjikan padanya.
Pembuktian iman seringkali ditunjukan melalui ujian kehidupan di saat menghadapi masalah / problema / penderitaan.
Mengapa orang Kristen dapat mengalami penderitaan? Bisa saja akibat dosa, serangan iblis (Lukas 13:11), didikan Tuhan demi kebaikan (Ibrani 12:5-11), rencana kemuliaanNya (Yohanes 11:4) dan kasih karunia Tuhan (Filipi 1:29). Ujian penderitaan bisa kita lalui dan menangkan jika kita menghadapinya denga sikap :

1. TIDAK KECEWA
• Janganlah kecewa akan penderitaan kita, percayalah bahwa apa yang Tuhan ijinkan terjadi dalam kehidupan kita, termasuk pengujian dan pencobaan, tidak akan pernah melampaui kekuatan kita untuk menanggungnya.
• Orang yang tidak kecewa, tidak mungkin menjadi keras hati atau putus asa, bahkan menyerah
• Tanpa rasa kecewa akan membuahkan buah Roh kesabaran dan ketekunan.

2. BERSYUKUR DALAM SEGALA KEADAAN (1 Tesalonika 5:18)
• Segala situasi / peristiwa ada dalam pantauan Tuhan, karena itu Tuhan pasti tidak diam.
• Orang yang bisa bersyukur dalam seagala keadaanm pasti tahu bahwa Tuhan bekerja untuk mendatangkan kebaikan.
• Melalui penderitaan TUhan bisa membentuk dan meningkatkan pengenalan kita atasNya secara lebih pribadi (Ayub 42:5)

3. MENGUATKAN KEPERCAYAAN (1 Samuel 30:6)
• Kuatkan kepercayaan kita kepada Tuhan dan ingatkan diri kita akan kesetiaan Tuhan yang tidak pernah berubah
• Jika kepercayaan kita terhadap Tuhan tidak tergoyahkan, makai man kita tidak akan gugur dari apapun solusi yang ditawarkan dunia kepada kita.

PENUTUP
Kemenangan atas ujian penderitaan yang kita alami dimulai dari iman kita kepada Tuhan. Untuk dapat bertahan dan memenangkan pertempuran, kembangkanlah ketiga sikap tadi dan lihatlah bagaimana iman kita akan mengantarkan kita kepada kemenangan yang Tuhan janjikan. Amin!

TAHUN INI AKAN LEBIH BAIK

Kita sudah meninggalkan tahun 2020 dimana kita benar-benar merasakan “Tahun Dimensi yang Baru”. Tahun dimana kita mengalami sebuah situasi dan kondisi yang mungkin belum pernah kita alami sebelumnya. Kita mengalami pembatasan ruang gerak dalam usaha, pekerjaan, studi dan bahkan dalam pelayanan. Namun kita percaya bahwa tahun 2021 akan lebih baik. Harapan kita tentu kondisi dan situasi dunia menjadi lebih baik di 2021, tetapi kalaupun ternyata tidak menjadi lebih baik percayalah kehidupan kerohanian kita pasti tetap akan menjadi lebih baik dibandingkan tahun lalu.
Empat hal yang harus kita perhatikan dan lakukan untuk dapat mengalami hidup yang lebih baik di tahun 2021 adalah :

1. Berlimpah dengan kasih setia dan rahmat Tuhan setiap pagi
Bagaimanakah kita memulai hari kita? Tidak sedikit orang yang memulai harinya dengan kebingungan, keputusasaan, ketakutan, kebimbangan, keluh kesah dan hal negative lainnya berkaitan dengan situasi dan kondisi yang tidak menentu. Namun memasuki tahun yang baru ini marilah kita berpegang pada Firman Tuhan sesuai dengan Ratapan 3:22-23. Awalilah hari kita dengan mengalami kasih setia dan rahmat Tuhan setiap pagi lewat doa, pujian dan penyembahan dan bersekutu dengan Tuhan lewat FirmanNya. Perjumpaan dengan Tuhan setiap hari di saat teduh akan mengijinkan Dia melimpahi kita dengan rahmatNya.

2. Berharap hanya kepada Tuhan
Dalam Ratapan 3:24 dikatakan “Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepadaNya.” Oleh karena kita berharap kepada Tuhan maka kita berani berkata bahwa tahun 2021 akan lebih baik dibanding tahun 2020 seperti juga yang tertulis dalam Yesaya 40:30-31. Juga kita bisa mengingat apa yang tertulis di Yeremia 17:7-8.

3. Berlindung kepada Tuhan
Mazmur 118:8 yang juga adalah ayat tengah dalam Alkitab mengingatkan kita untuk berlindung kepada Tuhan dibandingkan percaya kepada manusia. Percayalah, kalaupun 2021 kita menghadapi saat yang sulit, lebih baik kita berlindung kepada Tuhan yang maha segalanya dibandingkan kepada manusia yang terbatas, karena pertolonganNya kepada kita sudah terbukti. Ingatlah juga Mazmur 91:1-16, lebih baik kita berlindung kepada Tuhan.

4. Berjalanlah sesuai dengan Langkah yang ditetapkan Tuhan
Ketika kita berharap kepada Tuhan, kita berkenan di hadapanNya, dan janjiNya Ia yang akan menetapkan setiap Langkah-langkah kita. (Mazmur 37:23-24) Kita bisa saja jatuh tersandung, tetapi kita tidak akan tergeletak.

PENUTUP
Banyak orang mengatakan 2021 keadaan akan semakin sulit, tantangan akan semakin besar dll. Biarlah keyakinan kita justru bertambah kuat, karena Bersama dengan Tuhan kita senantiasa dapat yakin dan percaya bahwa tahun 2021 akan menjadi tahun yang lebih baik! Amin!

BEBAS DARI KUATIR

Matius 6:25-34

Dalam masa pandemic yang belum dapat dipastikan kapan dapat berakhirnya, disertai juga dengan krisis yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, membuat tidak sedikit orang percaya yang pada saat ini hidupnya dikuasai oleh kekuatiran / kecemasan tentang bagaimana hidup mereka selanjutnya. Bilamana kekuatiran ini terus menerus ada di dalam dirinya, dapat dipastikan hidupnya tidak akan tenang dan bahkan kekuatiran dapat menghancurkan hidup seseorang Ketika menjelma menjadi ketakutan, stress dan depresi.
Untuk mengatasi kekuatiran, harus dimulai dengan menanamkan kuat di dalam diri kita sebagai orang percaya suatu kesadaran mengenai siapa diri kita di hadapan Bapa di Surga, yaitu Anak-Anak Elohim (Roma 8:15).

Berikut adalah hal-hal yang dapat menjauhkan kita dari kekuatiran :
1. Mengingat akan penyertaan Tuhan dalam hidup kita sampai saat ini.
2. Mempercayai janji-janji Tuhan dalam FirmanNya (Ibrani 13:5c, Yesaya 46:4)
3. Mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan (Yeremia 17:7-8)

Ada beberapa nasehat khusus dari Firman Tuhan mengenai kekuatiran :
a. Jangan suka kuatir (Filipi 4:6)
b. Kekuatiran itu tidak berguna (Matius 6:27)
c. Kekuatiran harus diserahkan kepada Tuhan (1 Petrus 5:7)
d. Kekuatiran menyusahkan diri kita (Lukas 10:41)
PENUTUP
Marilah saat ini kita membuat keputusan dan pilihan yang tepat, yaitu memiliki untuk percaya kepada Tuhan dan FirmanNya agar kekuatiran tidak menguasai hidup kita. Amin!

MUJIZAT DI MASA SULIT

Bilangan 22:28

Mujizat adalah sesuatu hal / pekerjaan / perbuatan yang ajaib dan mengandung kuasa Ilahi yang tidak dapat dikerjakan oleh manusia atau oleh hukum alam. Di ayat tadi kita melihat bagaimana seekor keledai dapat berbicara, siapakah yang dapat melatih keledai supaya dapat berbicara? Hanya Tuhan yang sanggup melakukannya.
Demikian pula di tengah situasi wabah yang kita hadapi saat ini dimana banyak yang menjadi korban (bahkan sampai meninggal) dan banyak kegiatan yang terganggu (khususnya di bidang ekonomi) sehingga menimbulkan masalah bagi banyak orang. Hanya Tuhan yang sanggup menyatakan mujizatnya untuk menolong kita di tengah situasi ini. Kita harus ingat bahwa mujizat Tuhan selalu terjadi di tengah masa / keadaan sulit.
Apa yang membuat mujizat dapat terjadi di masa sulit? :

1. BERANI MENGHADAPI HIDUP DAN TETAP PERCAYA (Markus 5:25-34)
• Perempuan yang sudah 12 tahun pendarahan ini tidak putus asa dan tidak menyerah. Dalam kelemahannya ia tetap berusaha dan berjuang untuk sembuh (ayat 26). Ia mendengar tentang Yesus dan percaya (ayat 27-29) dan setelah 12 tahun menderita ia mendapatkan mujizat.
• Jangan seperti pemakai narkoba, untuk menghindari kenyataan / masalah mereka berani melakukan sesuatu yang melanggar hukum. Akan lebih luar biasa kalua keberanian tersebut disalurkan ke hal yang tepat seperti perempuan yang pendarahan tadi.

2. BERANI MELAKUKAN TUNTUNAN TUHAN (1 Raja-raja 17:7-14))
• Kisah mengenai janda di Sarfat dan Elia menggambarkan sebuah masalah yan sangat serius, yaitu terjadinya kekeringan, kesulitan dan kelaparan. Sang Janda dan anaknya tengah mempersiapkan diri untuk makanan terakhirnya dan sekaligus kematiannya. Saat tuntunan Tuhan turun melalui Elia, apa yang Tuhan minta adalah hal yang tidak masuk akal namun ia berani melakukan tuntunan tersebut dan mujizat terjadi. Apa yang serba sedikit bisa Tuhan pakai jadi berkat berkelimpahan.
• Jaga pikiran dan hati kita dengan mengandalkan Tuhan senantiasa. Apa yang menjadi tuntunan Tuhan belakangan ini? Apakah kita percaya? Apakah kita melakukannya?

PENUTUP
Di masa sulit ini kita harus semakin percaya dan melangkah dalam iman. Keyakinan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan bisa menggerakan kuasa mujizatNya terjadi. Janganlah takut, Tuhan pasti sanggup mengubah masalah menjadi mujizat. Ingatlah dan perkatakanlah FIlipi 4:19.