MENJAGA KESEHATAN ROHANI

1 Timotius 4:8

Pandemi Covid-19 benar-benar mengubah cara hidup masyarakat di seluruh dunia, di mana salah satunya adalah bagaimana menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan agar memiliki imunitas yang maksimal. Salah satu kegiatan yang menunjang hal tersebut adalah dengan melakukan olahraga, namun hendaknya kegiatan ini dilakukan dengan teratur dan konsisten, sehingga bisa menjadi salah satu gaya hidup sehat yang membuat kita bugar setiap waktu. Selain menjaga kesehatan jasmani, kita pun harus sangat memperhatikan kesehatan rohani. Sehat rohani bukan saja mendatangkan kekuatan bagi jiwa kita, tapi juga memampukan kita menjadi berkat bagi banyak orang.
Manfaat olahraga rohani menurut firman Tuhan, mendatangkan manfaat dalam segala hal, bahkan mendatangkan berkat untuk masa ini dan kelak untuk masa kekekalan. Marilah menjaga kesehatan rohani dalam bentuk:

1. MELIBATKAN TUHAN DI SEGALA SITUASI & KONDISI (Yak.4:15)
• Berdoalah di segala waktu, karena ini adalah tindakan yang mendatangkan tuntunan Tuhan yang paling tepat untuk kita mengambil keputusan dalam kehidupan.
• Sikap ini adalah suatu tanda kita memerlukan Tuhan lebih dari segalanya.

2. MENETAPKAN HATI UNTUK KOMITMEN DALAM TUHAN (Ezr.7:10)
• Untuk dapat berjalan dalam ketaatan dan mengalami pertumbuhan rohani yang sehat, dibutuhkan komitmen. Komitmen dan kesetiaan yang teruji, menjadikan kita sebagai umat yang layak bagi Tuhan.
• Berkomitmenlah untuk bersekutu tanpa henti dengan firman Tuhan dan jangan lupa untuk menjalankannya / mempraktekkannya. Kita disebutkan sebagai orang yang berbahagia jika melakukan hal ini (Luk.11:28)

PENUTUP
Orang yang senantiasa melibatkan Tuhan dan berkomitmen dalam Dia, pasti sanggup melewati berbagai tantangan hidup dengan disediakanNya hikmat dan terobosan dalam segala situasi. Orang yang setia menjaga kesehatan rohaninya akan memperoleh berkat besar (Ulangan 28:12). Di saat kesesakan ada perlindungan / kekuatan / pertolongan Tuhan atas hidupnya (Mazmur 46:1). Amin!

DIBERKATI UNTUK MEMBERKATI

Bilangan 6:24-26

Jika kita menggunakan sudut pandang dunia, maka kita mengartikan berkat hanya pada apa yang kita terima; sedangkan firman Tuhan berkata sebaliknya bahwa kita diberkati untuk menjadi berkat (1Petrus 3:9b).
Hakekat memberkati / memberi menurut Firman Tuhan adalah :

1. PENGELOLA BUKAN PEMILIK (Mat.25:14)
• Sebagai manusia yang masih memiliki kedagingan, jika kita bermental pemilik, kita bisa terjebak dalam egoisme (yang berujung pada keengganan atau bahkan sulit untuk memberi), namun mental pengelola adalah memberdayakan dengan efektif apa yang ia punya sehingga dirasakan manfaatnya bagi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Tuhanlah pemilik segalanya dan kitalah pengelolanya.

2. MANIFESTASI KASIH TUHAN (1Yoh.3:17-18).
• Orang memberi belum tentu memiliki kasih Tuhan, tapi orang yang mengasihi Tuhan pasti ingin memberi / memberkati / mengasihi sesama.
• Berkatilah sesama khususnya yang berkekurangan (Markus 14:7a, Matius 25:35-41) dan jadilah berkat juga bagi pekerjaan Tuhan (2 Korintus 9:12).

3. MEMBERI MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN (Kis.20:35b)
• Untuk mengalami hal ini, dibutuhkan iman keberanian untuk memberi, karena Tuhan tidak akan membiarkan kita kekurangan dan bahkan menyiapkan kelimpahan saat kita berani (dengan iman) untuk memberi bahkan di masa sulit (1Raja-raja 17:7-16).
• Jangan memiliki paradigma: Baru bisa memberi setelah diberkati

PENUTUP
Berkat kita datangnya dari Tuhan, karena Dia mengasihi kita dan Dia ingin umatNya berlimpah dengan damai dan sejahtera. Selamat memberkati, selamat memberi, selamat menabur, dan selamat berbahagia karena Tuhan. Amin

INTROSPEKSI PENGENALAN TUHAN

Hosea 4:6

Setiap orang percaya harus mengenal Tuhan secara mendalam. Pengenalan yang dalam / intim denganNya, mendatangkan kuasa dan kekuatan ilahi untuk dapat menghadapi segala tantangan jaman dan menjalani kehidupan sesuai dengan kehendak Tuhan. Marilah kita kenali ciri-ciri mereka yang tidak memiliki pengenalan akan Tuhan sehingga kita bisa introspeksi kehidupan kita dan menghindar dari jalan-jalan yang ditempuh oleh mereka.

1. MENOLAK BERSEKUTU DENGAN TUHAN (Yeremia 4:22)
• Menolak persekutuan dengan Tuhan (Yada; Ibrani) = berselingkuh dengan ilah lain / amoral / tidak beretika.
• Akibatnya adalah lebih menyukai hal-hal jahat daripada hal-hal baik. Jika tidak bertobat, hidupnya hanyalah berakhir pada kehancuran / kebinasaan.

2. TIDAK MELAKUKAN KETETAPAN TUHAN (2Taw.7:19-20, Dan.1:8)
• Tidak bersikap sebagai anak-anak pewaris Kerajaan Allah, dengan cara percaya Tuhan tapi sekaligus menomorduakan Tuhan.
• Melakukan ketetapan Tuhan ditunjukkan bukan dengan kegiatan agamawi, tapi dengan menjaga kekudusan (tingkahlaku & perkataan) dalam hidup sehari-hari.
• Jika tidak bertobat, ia bisa kehilangan berkat / kepercayaan dari Tuhan dan menjadi cemooh bagi orang dunia

3. TIDAK MENJADI TELADAN (Titus 1:16)
• Orang yang tidak mengenal Tuhan tidak mungkin bisa menjadi panutan moral bagi siapapun, karena tidak akan nampak adanya norma kebenaran darinya
• Contoh norma kebenaran bagi orang percaya: (1) Agama bukan sekedar kedok, karena kedok hanya bernilai kemunafikan, (2) Pelayanan bukan untuk kepentingan sendiri dan bukan demi materi, tapi demi kemuliaan dan kebenaran Allah.
• Jika orang percaya (terutama pemimpin rohani) tidak bisa hidup berintegritas, maka ia bisa mempelopori sesama untuk tidak mengenal Allah

PENUTUP
katkan diri kita kepada Tuhan lebih kuat lagi daripada sebelumnya. Tunjukkan komitmen yang semakin sungguh-sungguh sebagai umat yang mengenal Tuhan melalui perbuatan dalam kasih dan kebenaran, bukan dengan simbol agamawi. Pastikan untuk tidak menjadi sama dengan dunia ini, melainkan menjadi semakin serupa Kristus.

SKEPTIS IDENTIK DENGAN PECUNDANG

Filipi 3:13-14, Amsal 18:14

Kita dapat melihat dengan jelas perbedaan antara orang yang bersemangat dan orang yang skeptis (pesimis), terutama saat mereka diperhadapkan dalam proses / tantangan kehidupan. Mereka yang skeptis hanya akan sekedar pasrah dan tidak akan mendapatkan solusi yang maksimal (atau bahkan berujung pada hal buruk).
Ketidakpastian yang terjadi dalam kehidupan ini, haruslah kita hadapi dengan keputusan yang tepat, yaitu antara bersikap semangat atau pesimis; itu semua adalah pilihan kita. Kisah tentang Nabi Elia dapat menjadi pelajaran bagi kita tentang kontradiksi antara semangat (keperkasaan) ketika Elia melawan nabi-nabi Baal (1 Raja-Raja.18:20-40), dan sikap skeptis (depresi) yang dialaminya ketika Izebel mengancamnya (1 Raja-Raja 19:4).
Di musim / masa / tahun yang baru ini, marilah kita jalani dengan semangat yang baru, karena :

1. SELALU ADA PENGHARAPAN DI DALAM YESUS (Yesaya 40:31)
• Mereka yang berharap dan menanti-nantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan yang baru
• Tuhan itu setia, dapat dipercaya dan tidak pernah ingkar janji (Yosua 21:45), sehingga kita tidak akan dibuatNya kecewa.

2. SEMANGAT IDENTIK DENGAN PEMENANG, SKEPTIS IDENTIK DENGAN PECUNDANG (Mazmur 44:7a, Amsal 21:31)
• Kita bukanlah tidak memiliki dasar ketika memilih untuk bersemangat, karena Firman Tuhan adalah pengharapan kita.

PENUTUP
Mari kita awali tahun ini dengan memilih sikap yang tepat. Jangan pernah mau menjadi pecundang. Jangan buka pintu atas pesimisme. Selamat menjalani hari-hari yang bersemangat bersama Tuhan. Selamat melakukan perkara-perkara besar. Mari bangkit dan jadilah pemenang!

TIDAK MUDAH MENYERAH

Amsal 17:22

Ayat referensi di atas adalah ayat yang begitu terkenal dan seharusnya menjadi standar kesehatan rohani bagi setiap orang percaya. Hati yang bergembira artinya merasakan kebahagiaan, kesenangan, sukacita, bergairah, bersemangat, dan antusias. Segala prediksi negatif tentang masa depan, tetap harus disikapi oleh orang percaya dengan hal yang sama: Hati yang bergembira. Hati yang tak pernah mau menyerah oleh keadaan, karena yakin Tuhan beserta! Kita bisa selalu kuat dan tidak menyerah, karena Tuhan yang memampukan, tapi hal itu hanya bisa terjadi jika kita mengisi hati dengan:

1. KEBENARAN (Yoh.16:13)
• Menjaga keintiman rohani dengan sikap kebergantungan penuh pada Roh Kudus setiap waktu. Sikap ini menjaga agar kita tidak hidup dalam dosa (dan segera bertobat jika melakukannya). Roh Kudus pasti membimbing / menuntun langkah ke arah yang benar dalam jalan-jalan hidup kita.

2. FIRMAN (Yoh.1:1)
• Tekuni (baca / dengar dan renungkan) Firman Tuhan. Ini adalah sarana Tuhan berbicara langsung dengan kita. Dia berikan hikmat, penghiburan, kekuatan, dan semangat yang baru setiap kali kita bertekun dalam firmanNya.

3. DOA (Yak.5:15-16)
• Pastikan doa yang dinaikkan adalah doa dalam keyakinan (berteguh hati saat melakukannya). Doa yang dinyatakan bukan karena dasar kedagingan belaka, adalah doa yang berdampak besar sekali bagi terjadinya jawaban Tuhan.

4. DAMAI SEJAHTERA (Flp.4:7)
• Orang yang berdamai dengan Allah (menerima Kristus sebagai Juru Selamatnya), akan berubah jadi pembawa damai, yang berinisiatif untuk menciptakan damai / penghiburan / kesatuan / kerukunan / dll. Inilah sikap proaktif orang percaya, yang mendatangkan berkat Tuhan berupa damai sejahtera ilahi yang akan memelihara hatinya dengan ketenangan sejati dalam menghadapi segala situasi kehidupan (khususnya yang sulit).

PENUTUP
Goncangan / tantangan / kesulitan / pergumulan yang ada di depan, tidak akan membuat kita menyerah, karena kita tidak mengijinkan hati kita ‘kosong’. Kita akan tetap memiliki kekuatan Tuhan dan kita akan terus bersemangat menghadapi apapun juga. Kita akan selalu bangkit dan selalu jadi pemenang! Amin!!

BANGKIT, KUAT DAN MENANG

Mazmur 143:7

Hidup ini diumpamakan sebagai suatu gelanggang pertandingan, di mana kita melatih diri untuk bertanding demi meraih kemenangan (1Kor.9:24-27). Latihan kehidupan seolah memang melelahkan, tapi hal itu justru menjadikan kita semakin kuat dari hari ke hari, sehingga pada akhirnya kita bisa meraih kemenangan. Pelatih kita adalah Tuhan sendiri. Yang perlu kita lakukan adalah tekun mengikuti apa yang diarahkanNya dan selalu mengandalkan apa yang menjadi petunjuk-petunjukNya (Yer.17:7-8), maka janji kemenangan Tuhan pasti kita alami. Bagaimana kita bisa selalu kuat dalam pertandingan kehidupan ini?

1. PUNYA SEMANGAT
• Dasar semangat kita adalah adanya iman kepada Tuhan (Ibr.11:1-3). Iman yang membawa kita pada suatu keyakinan bahwa Tuhan sanggup memberikan kemenangan di setiap masa kehidupan ini.
• Keyakinan seperti ini membuat kita bisa terus bersemangat dalam setiap “latihan kehidupan” yang harus kita jalani, karena kita meyakini di ujungnya ada kemenangan sedang menantikan kita.

2. BISA FOKUS
• Jika awalnya sudah benar (semangat), maka kita bisa menjaga fokus, yaitu menjaga hati kita setiap saat (Ams.4:23). Kita tidak mudah moody / down / galau / emosional / dll.
• Tanda fokus terjaga, bisa dilihat secara kasat mata, yaitu tindakan dan mimik wajah yang berseri-seri / menyala-nyala / enerjik / antusias.

3. TIDAK SENDIRI
• Ingat, ada ‘pelatih’ yang siap menjadi tempat bagi kita mendapatkan tuntunan dan solusi (Rom.8:28-30, 1Kor.10:13). Jangan kita mencoba menjalaninya (latihan / tantangan / ujian) sendirian, melainkan datanglah ‘kepadanya’ setiap waktu (Flp.4:13).
• Dalam sebuah ‘training center’, ada ‘olahragawan-olahragawan lain’ yang juga sedang berlatih untuk tujuan yang sama yaitu kemenangan. Jalanilah “latihan” kita dalam kebersamaan “di komunitas tersebut”, karena hal itu bisa membantu untuk kita konsisten menjaga semangat dan fokus.

PENUTUP
Kita harus terus menerus menanamkan keyakinan kita dalam Tuhan, maka kita dimampukan melihat sisi positif / kebaikan di setiap masalah kehidupan yang muncul, bahwa di balik semuanya itu, Tuhan terus menerus membuat kita kuat (bahkan semakin kuat) dan membuat kita bisa selalu berkemenangan dalam hidup ini. Sekecil apa pun tugas kehidupan yang dipercayakan (pendidikan / rumah tangga / pekerjaan / pelayanan / dll), ada ‘upah kemenangan’ dari Tuhan, jika melakukannya dengan penuh kesungguhan, seolah itu dilakukan bukan untuk manusia tapi untuk Tuhan (Kol.3:23-24). Sambutlah tahun kebangkitan dan kemenangan!

TANDA HIDUP DALAM TUJUAN ELOHIM

Kisah Para Rasul 20:24

Sebagian besar orang mungkin masih bertanya-tanya alasan mengapa ia ada di dunia ini dan apa tujuan kehidupan ini baginya. Ada yang bahkan sudah mencapai usia lanjut pun yang masih melakukan pencarian dan belum mendapatkannya. Hari ini kita dapat belajar tentang makna eksistensi dan tujuan kehidupan, dengan melihat contoh kehidupan Rasul Paulus yang bisa kita teladani. Sekalipun ia mengalami banyak sekali kesulitan / tantangan dalam hidupnya (terlebih dalam pelayanannya), ia terus melangkah maju dengan penuh keberanian, karena ia mengandalkan pimpinan Roh Kudus. Berikut adalah tiga indikator orang yang hidup dalam tujuan Elohim:

1. RELA BERKORBAN BAGI TUHAN
• Bersedia mengorbankan hal-hal yang berharga bagi Tuhan dan pekerjaanNya (waktu / harta / tenaga / daya / talenta / karunia / dll)
• Kesediaan ini berasal dari rasa syukur yang teramat besar, karena Tuhan sudah tebus kita dari maut. Seberapa besar rasa syukur itulah yang akan menentukan sejauh mana kita mau mengikuti Tuhan dan mendedikasikan hidup bagiNya (Luk.9:23)

2. FOKUS MENYELESAIKAN TUGAS PANGGILAN TUHAN
• Panggilan Tuhan atas hidup kita semua adalah untuk menyelesaikan Amanat Agung, dan hal itu direalisasikan melalui pelayanan / profesi / pekerjaan kita masing-masing, baik di market place maupun di tempat kita bersekutu antar orang percayaMengambil bagian dalam penyelesaian Amanat Agung (Matius 28:19-20).
• Prinsip Kol.3:23-24 akan menolong kita agar dapat menyelesaikan tugas / tanggungjawab dengan sebaik-baiknya, baik dalam kegiatan rohani maupun kegiatan jasmani. Lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan nama TuhanMemberi harapan kepada sesama tentang Tuhan (1Petrus 3:15).

PENUTUP
Pastikan kita hidup dalam tujuan Allah. Jika selama ini sudah melenceng dan hanya ditujukan demi kepentingan pribadi, kita harus minta ampun pada Tuhan dan jangan pernah mengabaikanNya lagi. Selama Tuhan masih beri nafas kehidupan, marilah kita terus berjalan dalam tujuan Allah, sehingga pada akhir hidup, kita dapat mengalami kemenangan seperti halnya Rasul Paulus (2Tim.4:7). Amin !

PENGHARAPAN AKAN KEMULIAAN

Kolose 1:27

Situasi yang Maria hadapi sungguhlah berat. Menerima pesan ilahi yang ia sebenarnya tidak mengerti dan benar-benar terdengar mustahil. Mengandung dalam kondisi belum bersuami, yang itu artinya harus menerima konsekuensi dicemooh / dipermalukan / dihakimi / dihukum oleh keluarga, kerabat, dan masyarakat (bahkan bisa dialami seumur hidupnya). Terpaksa menempuh perjalanan jauh dalam kondisi hamil tua. Melahirkan di tempat yang benar-benar tidak layak. Membesarkan anak dalam situasi krisis mengerikan (ancaman pembunuhan massal). Hidup Maria tidaklah mudah dijalani, tapi Maria ternyata memiliki sikap yang terpuji, karena ia “menyimpan semuanya itu dalam hatinya” sebagai tanda ia tidak memprotes Tuhan / keadaan / orang lain (Luk.2:19,51), dan itu artinya Maria memiliki “pengharapan akan kemuliaan”, yaitu kesadaran bahwa kini dan nanti, ada Sumber Pengharapan Abadi dalam hidupnya. Orang yang memiliki pengharapan akan kemuliaan artinya:

1. BUKAN MANUSIA BIASA LAGI
• Memiliki Tuhan di dalam hidupnya (Galatia 2:20, Lukas 1:35)
• Menjalani hidup bahagia karena meyakini penggenapan janji Tuhan (Lukas 1:45)
• Berkemampuan mengalah dunia dengan imannya (1 Yohanes 5:4)
• Mempercayai Tuhan lebih dari mempercayai keadaan

2. MENGARAHKAN DIRI KEPADA HAL-HAL MULIA
• Hidup bertujuan, bukan hidup kebetulan (Efesus 2:10, Filipi 4:8)
• Mengambil bagian dalam penyelesaian Amanat Agung (Matius 28:19-20).
• Memperlengkapi / memperkuat diri bagi rencana-rencana Tuhan (Amsal 21:31).
• Memberi harapan kepada sesama tentang Tuhan (1Petrus 3:15).
• Pastikan kebaikan kita nampak dan kehadiran kita berdampak.

PENUTUP
Saat kita ada dalam situasi di mana masalah kita nampaknya mustahil ada jalan keluarnya, ingat / perhatikan rentetan situasi sulit Maria saat natal pertama. Maria mengalami kemuliaan Tuhan karena ia meyakini bahwa bagi Elohim tidak ada yang mustahil (Luk.1:37). Sama seperti Maria, kita harus selalu mempercayai Tuhan saat demi saat dan hari demi hari, maka rasa cemas / takut pasti akan terurai saat kita benar benar berserah diri ke tangan Tuhan. Biarlah jiwa kita terus memuliakan Tuhan (Mzm.103) dan hati kita senantiasa bergembira di dalam Tuhan (Mzm.37:4). Bersyukurlah karena kehadiran Yesus membuka jalan bagi pengharapan kita akan kemuliaan. Pengharapan selalu ada. Bintang itu masih bersinar. Selamat Natal!

ORANG YANG TAAT TUHAN

Matius 2:12

Kisah orang Majus yang turut datang dari tempat yang jauh untuk menyembah Yesus adalah salah satu kisah yang menarik dalam perayaan Natal. Bagaimana mereka mencari dengan melihat bintangNya di Timur, sampai ketika mereka hendak pulang kembali ke negerinya, mereka mentaati tuntunan Tuhan untuk melewati jalan lain sehingga luput dari Herodes. Sebuah perenungan bagi kita di akhir tahun 2022 ini, sejauh manakah kita berjalan dalam ketaatan kepada Tuhan di 2022?
Untuk dapat menilai setiap kehidupan kita, kita dapat melihat dari ukuran ketaatan sebagaimana berikut :

1. MENCARI TUHAN – DENGAN SEPENUH HATI (Matius 2:2, Yesaya 55:6, Yeremia 29:13a)
• Mereka yang mentaati Tuhan harus terlebih dahulu mencariNya, mencari kehendakNya, mencari tuntunanNya, baru dapat mentaatiNya.

2. MENYEMBAH TUHAN – TANPA HENTI (Matius 2:11a, Lukas 4:8)
• Mereka yang mentaati Tuhan pastilah juga menyembah Dia. Karena ketaatan kepada kehendak Tuhan adalah bentuk penyembahan (Roma 12:1)

3. MEMBERI SESUATU KEPADA TUHAN – KINI DAN NANTI (Matius 2:11b, Roma 12:1)
• Mereka yang mentaati Tuhan pasti rindu ketika dapat “memberikan” sesuatu untuk Tuhan, terutama dedikasi untuk hidup Kudus bagi Tuhan.

PENUTUP
Mari introspeksi kualitas ketaatan kita kepada Tuhan di sepanjang tahun ini, sehingga itu bisa jadi modal berharga menghadapi tahun depan yang sekalipun kita belum bisa lihat apa yang akan terjadi, namun kita meyakini pemeliharaan Tuhan yang selalu ajaib di masa-masa yang akan datang tersebut. Amin!

SUKSES SEPERTI KALEB

Kolose 3:23

Firman Tuhan mengingatkan kita untuk melakukan segala sesuatu dalam hidup ini dengan segenap hati kita, karena baik pekerjaan, pelayanan, pendidikan, hidup berkeluarga, beribadah dan lain sebagainya, jikalau dilakukan dengan motivasi demi kemuliaan Tuhan, maka pastilah kita melakukannya tidak dengan setengah hati. Jika kita melakukannya dengan setengah hati, pasti akan ada yang namanya gerutu, sungut-sungut, keluh kesah dll.
Hari ini kita akan belajar dari Kaleb, di mana ia termasuk orang sukses dalam menjalani kehidupannya karena ia melakukan semuanya dengan segenap hati, yang ditandai hal-hal sebagai berikut :

1. IMAN YANG SEJATI (Bil.13:30)
• Keyakinan pada keberhasilan, bukan pada kegagalan. Kekalahan bisa saja terjadi, tapi tetap akan selalu bangkit menuju pada kemenangan.
• Tidak bisa terintimidasi dengan provokasi / komentar negatif (Yos.14:7-8)
• Tidak lelah untuk terus berjuang dalam kehidupan (Yoh.14:12).

2. FOKUS YANG BENAR (Mzm.141:8)
• Fokus adalah pintu gerbang berpikir. Fokus yang keliru, menghasilkan cara berpikir yang keliru pula. Fokuslah pada firman Tuhan, bukan pada keadaan dunia, sehingga kita bisa mendalami pikiran serta rencana Tuhan yang dimanifestasikan melalui hidup kita.
• Jangan kehilangan fokus dari Tuhan, supaya kita tidak “tertinggal” dan agar kita selalu ada di bawah naunganNya.

3. KESETIAAN YANG TERUJI (Yos.14:9)
• Setialah pada Tuhan atas anugerah dan kasihNya yang selalu menopang.
• Bukti teruji: (1) Respon positif terhadap janji firman Tuhan. (2) Tidak pernah tawar hati, Ams.14:10. (3) Masalah tidak dihindari, tapi dihadapi.

PENUTUP
Badai kehidupan masih bisa terjadi kapan saja, kita harus selalu mempersiapkan diri menghadapi itu semua dengan iman yang kokoh. Jaga mata kita selalu terfokus pada firman Tuhan karena itu artinya kita menjaga mata rohani kita kepada janji-janji Tuhan. Jaga kesetiaan pada Tuhan, karena pasti ada berkat dan kekuatan yang baru dari Tuhan. Jangan terintimidasi dengan usia lanjut, tapi teruslah berjuang seperti Kaleb, karena ada “Hebron” yang menanti di depan (Yos.14:11,14).