GANTI YANG LAMA (HAPUS SEMUA)

2 Korintus 5:17b

Umumnya dalam memasuki perayaan-perayaan tertentu (tahun baru, hari raya keagamaan, dll), orang-orang memiliki kecenderungan untuk membeli / memiliki barang-barang baru bagi dirinya. Sebagai orang-orang percaya, kita pun mendambakan hal-hal yang baru, namun yang lebih dari sekedar barang-barang jasmani, yaitu berupa pengalaman-pengalaman spiritual yang baru bersama Tuhan, yang mana semuanya itu juga mendatangkan berkat dan kepuasan dalam hidup kita.
Hal-hal apa yang harus digantikan / dihapuskan?

1. MASA LALU (Filipi 3:13b)
• Kehidupan di masa lalu saat tidak mengenal Tuhan. Menjalani hidup tanpa tujuan. Hidup dengan ketidakpedulian dan hanya demi diri sendiri.

2. KEDAGINGAN (Daniel 1:8a)
• Tidak lagi hidup dikuasai amarah / sakit hati / benci / dendam. Tidak lagi hidup demi kepuasan jasmani saja, tapi mencari kepuasan rohani dengan cara mengarahkan diri kepada Tuhan dan hidup dalam kekudusan. Supaya tidak terperosok dalam kedagingan, kita perlu menjaga pergaulan dan memiliki komunitas yang sehat (1Kor.15:33).

3. KETIDAKTAATAN (Mazmur 24:4)
• Berkomitmen kepada Tuhan untuk setiap hari menjaga perkataan dan tindakan yang sesuai kebenaran. Hidup dalam ketaatan diawali oleh hati / pikiran sesuai Roh Kudus (Flp.4:8) serta menjaga keintiman melalui firmanNya.

PENUTUP
Gantilah hal-hal yang lama dengan yang baru, yang mendatangkan ketenangan dan sukacita melimpah. Hal ini hanya dapat terjadi bukan dengan mengganti hal-hal materi / jasmani, melainkan terus menerus membarui langkah-langkah kita untuk senantiasa dekat dengan Tuhan. Berkat berlimpah pasti tersedia bagi orang-orang yang melakukannya. Amin!

KUNCI SANG PEMENANG

Kejadian 41:37-45, 37:18-28, 39,40,41

Pelajaran tentang memahami dan mengalami kemenangan kehidupan, salah satunya dapat kita peroleh dari kisah Yusuf, sang raja muda Mesir; seorang hamba yang kemudian menjadi penguasa. Hidup Yusuf itu seumpama gelombang yang naik turun secara drastis. Lahir dari keluarga berada, direncanakan untuk dibunuh, dibuang, dijual sebagai budak, menjadi hamba, diangkat jadi kepala pelayan, difitnah, dipenjarakan, diangkat jadi pengurus tahanan, dan … dilupakan! Kisah Yusuf berujung pada kemuliaan Tuhan, tapi kemenangan hidupnya sebenarnya telah terjadi jauh sebelum “happy ending” / kejayaan besar yang diraihnya..
Kunci kemenangan Yusuf dalam menjalani gejolak hidup adalah karena ia orang yang:

1. PERCAYA PADA RENCANA TUHAN YANG BAIK (Kej.45:8)
• Milikilah perspektif bahwa setiap pengalaman hidup kita, selalu ada peran Tuhan atasnya, maka penderitaan tidak bisa menyurutkan keyakinan kita pada rencana kebaikan Tuhan.
• Kej.45:1-4. Selama meyakini rencana Tuhan yang baik, tidak ada tempat bagi yang namanya “pahit hati”; tidak akan menyalahkan keadaan / orang lain / bahkan Tuhan.)

2. MENJAGA INTEGRITAS HIDUP (Kej.39:8-10, Ams.21:3, Tit.2:7, Ams.20:7)
• Jaga tingkah laku dan perkataan seumur hidup (Mzm.101:2).
• Integritas teruji saat diperhadapkan dengan suatu tantangan / situasi sulit; apa respons (langsung atau tidak langsung) yang ditunjukkan akan membuktikan “siapa kita”. Jangan sampai katanya “A” tapi faktanya “B”.
• Dalam segala kesusahannya, tidak tercatat perkataan negatif dari Yusuf, justru ia tetap “beraktualisasi” dengan maksimal, sehingga hidupnya selalu bermanfaat bagi orang lain, dan Tuhan percayakan hal-hal yang makin besar (Matius 25:21)

3. MISI HIDUPNYA MEMULIAKAN TUHAN (Kej.41:16,25,28,32)
• Kehidupan ini adalah untuk memuliakan nama Tuhan (Kol.3:23).
• Lupakan masa lalu dan hiduplah untuk masa depan (Ams.23:18).
• Introspeksi ketulusan hati (Yoh.3:30). Jangan curi kemuliaan Tuhan!

PENUTUP
Kita memang seringkali tidak mengerti alasan di balik segala peristiwa yang tidak menyenangkan, tapi percayalah bahwa Tuhan adalah Tuhan yang setia untuk menyertai, memulihkan, dan menyediakan kelimpahan. Betapa Tuhan sangat menghargai Yusuf dan juga setiap mereka yang berkarakter serupa dengannya. Pada dasarnya orang orang yang demikian, sudah memiliki “mental pemenang” dan mereka sedang mempersiapkan diri untuk kemenangan-kemenangan berikutnya. Tuhan pasti meninggikan mereka (1Ptr.5:6). Amin!

MELANGKAH DENGAN PASTI

Mazmur 17:5-8

Daud seringkali memohon belaskasihan Tuhan dalam hidupnya. Pada dasarnya sama dengan hidup kita juga, Daud pun banyak mengalami ketakutan / tekanan / pergumulan / penderitaan / ancaman / dll, yang membebani fisik dan jiwanya. Karena itu ia perlu kekuatan senantiasa dari Tuhan agar langkah hidupnya pasti / kuat / tidak goyang. Kita pun bisa melangkah dengan pasti, namun harus diawali dengan adanya pertimbangan yang matang, yaitu pertimbangan berdasarkan hikmat dan ketetapan Tuhan yang harus menjadi acuan kita.
Melangkah dengan pasti maknanya adalah sbb:

1. JANGAN SALAH LANGKAH
• Perhatikan hidup kita dalam hal integritas, kejujuran intelektual, dan kekudusan.
• Jangan melangkah di “tanah yang lunak” (= mengikuti norma dunia)
• Jangan melangkah dalam kondisi tidak matang / tergesa-gesa / grusa-grusu.

2. TETAPLAH MELANGKAH
• Melangkahlah dalam terang firman Tuhan. Tanpa firmanNya, kita melangkah dalam kegelapan.
• Melangkahlah seumpama menjalani perlombaan, di mana jangan ada yang memberatkan langkah supaya bisa mencapai garis akhir (Ibr.12:1). Artinya jalani kehidupan dengan menanggalkan dosa / kedagingan.
• Jalani hidup sambil membawa misi sebagai murid Kristus (1Kor.11:1)

3. JAGALAH SETIAP LANGKAH
• Setiap langkah kehidupan kita itu saling terkait / saling mempengaruhi, karena itu jangan sembarangan dalam melangkah.
• Jaga langkah dari tindakan yang cemar. Jaga langkah dengan mengikuti kebenaran firman Tuhan.

PENUTUP
Tuhan tahu bagaimana atau seperti apa kita melangkahkan kaki dalam kehidupan ini. Berjuanglah melakukannya dalam kebenaran, karena hal itu tidak akan sia-sia. Kita dapat terus melangkah dengan pasti, jika kita memberikan jalan kita untuk Tuhan pimpin, karena Tuhanlah sesungguhnya pemilik kehidupan kita. Langkah kita pasti bersama Tuhan, karena Tuhan memelihara, menjaga, melindungi, dan menyelamatkan.

JALAN SALIB MENUJU KEMENANGAN

2 Korintus 12:1-10

Tuhan Yesus menjadi Sang Pemenang melalui “jalan salib”. Sebagai murid-muridNya, kita seharusnya hidup sama seperti hidup Kristus, melakukan hal yang sama agar bisa menjadi pemenang. Jalan salib bagi Kristus adalah jalan bagi keselamatan kita. Namun kitapun harus menempuh jalan salib, bukan supaya selamat, tetapi sebagai sebuah sarana untuk memurnikan dan menyucikan kita. Jalan salib adalah membuat Kristus semakin “besar” dan kita semakin “kecil”. Jalan salib adalah mematikan kedagingan kita dan menguatkan roh kita.
Mempraktekan jalan salib dapat dilakukan dengan mencontoh apa yang dilakukan oleh Rasul Paulus :

1. TIDAK MENINGGIKAN DIRI (ayat 7a)
• Seberapa pun tingkat kerohanian seseorang, tidak menjaminnya bisa tetap menjadi pribadi yang rendah hati. Kesombongan bisa tetap terjadi.
• Jangan berbangga diri dengan segala pengalaman rohani maupun pelayanan di ladang Tuhan selama ini, karena itu semua hanya karena anugerah Tuhan saja

2. MERELAKAN DURI DALAM DAGING (7b)
• Duri dalam daging bentuknya bermacam-macam, bisa kelemahan tubuh, kekurangan fisik, atau rintangan / kesusahan / dll, tapi intinya adalah suatu kondisi yang membuat seseorang terhindar dari dosa kesombongan / tinggi hati.
• Dalam kondisi tersebut, ia akan selalu bergantung / berharap pada Tuhan saja.

3. BERMEGAH ATAS KELEMAHAN (9)
• Kelemahan yang dimaksud bukan kelemahan berbentuk dosa, karena jika kita berdosa, kita harus segera bertobat, bukan bermegah.
• Kelemahan dalam konteks jalan salib, berbentuk penderitaan, penganiayaan, dan kesusahan yang dialami demi Kristus (terkait status kita sebagai Kristen).
• Kelemahan-kelemahan demikian, akan diubahkan menjadi hal-hal mulia, karena Tuhan punya tujuan baik dan punya cara mengatasi situasi tersebut.

PENUTUP
Tuhan Yesus mengalami jalan salib yang teramat sangat menderita melalui berbagai penyiksaan yang berujung pada kematianNya di Golgota, tapi apa yang dilakukanNya justru menjadi kemenangan teramat besar bagi kita semua yang percaya kepadaNya. Jalan salib membawa kita menjadi pemenang atas dosa dan atas maut; iblis sudah dikalahkan! Amin!

MASA DEPAN YANG AMAN

Amsal 23:18

Begitu banyak keadaan dunia saat ini yang semakin tidak terduga, sehingga wajar apabila banyak orang mengalami ketakutan / kekuatiran tentang hidup mereka di masa yang akan datang. Bagi anak-anak Tuhan, hendaklah kita bisa tetap optimis di tengah segala situasi yang nampaknya buruk, sebab kita berpegang pada janji firman Tuhan bahwa masa depan kita aman di tangan Tuhan. Jaminan Tuhan membuat kita dapat memiliki harapan pada rencanaNya yang baik atas kita semua. Masa depan kita aman bersama Tuhan, karena :

1. TUHAN SELALU PUNYA RENCANA YANG BAIK (Yeremia 29:11)
• Sekalipun jalan-jalanNya tidak bisa kita mengerti, tidak sesuai keinginan kita, dan bahkan harus melintasi lembah kekelaman.

2. TUHAN TIDAK MENGENAL KEMUSTAHILAN (Ayub 42:2, Lukas 1:37, Yosua 3:5)
• Tuhan bukan saja punya rencana yang baik, tapi bahkan ketika Dia merencanakan sesuatu, rencanaNya tersebut tidak bisa digagalkan oleh apapun juga, ditambah lagi Dia adalah Allah yang menembus kemustahilan. Dia Allah Sumber Keajaiban

3. TUHAN MEMBERIKAN APA YANG DIMINTA UMATNYA (Yohanes 15:7, Matius 7:7)
• Tuhan pelihara umatNya dengan cara memenuhi permintaan atas kebutuhan hidup yang memang sesuai keperluan umatNya. Tuhan dengar doa umatNya yang meminta bukan sekedar untuk memuaskan ego pribadinya atau pada permintaan yang tanpa disadari bukan mendatangkan berkat (malah mencelakakan)

PENUTUP
Masa depan yang penuh harapan, bukanlah ilusi atau angan-angan kosong. Sementara kita menanti-nantikan Tuhan dan pertolonganNya, tugas kita selama hidup adalah terus memperhatikan tuntunanNya (Yes.48:18) dan terus melakukan kehendakNya (Mat.7:21). Miliki jiwa yang lapar / haus akan Tuhan (Mzm.73:25). Jangan biarkan kekuatiran menguasai jiwa kita, tapi percayalah senantiasa pada Allah kita yang ajaib (Yes.51:10). Amin!

JALAN MENUJU KEMENANGAN

2 Korintus 2:14

Kehidupan ini seumpama pertandingan, dan dalam pertandingan kita bisa menang atau kalah. Firman Tuhan memberikan jaminan jika kehidupan kita dijalani dalam tuntunan Tuhan, maka “pertandingan kehidupan” ini bisa dimenangkan. Masalahnya manusia seringkali berjalan dalam kehendaknya sendiri, maka ia sering salah dan kalah (Ams.14:12). Kita selalu perlu tuntunan Tuhan demi kebaikan hidup kita (Pkh.7:14). Biarlah kita memiliki iman seperti Rasul Paulus, di mana sekalipun menjalani situasi yang sulit / menderita, kita tetap dapat meyakini Tuhan akan membuat kita menang.
Supaya dapat berjalan di jalan kemenangan Tuhan, maka kita :

1. HARUS SELALU BERGANTUNG PADA TUHAN (Yoh.15:1-5)
• Intim dengan Tuhan dan firmanNya, seumpama bayi bergantung pada ibunya (1Ptr.2:2)
• BerkatNya: Diluputkan, dibentengi, disertai, diberkati (Mzm.91:14-16)

2. HARUS SELALU PERCAYA PADA KUASA TUHAN (Bil.13:25-33).)
• Realita kondisi dunia bisa mengakibatkan rasa takut. Rasa takut yang tidak dikuasai / terkendali, bisa mengikis harapan kita kepada Tuhan, tapi sebaliknya jika mata iman kita tetap tertuju pada kuasa Tuhan, maka kita bisa mengalami mujizat (Yos.3:14-17).
• Pilihlah untuk percaya pada kuasaNya, maka jalan kemenangan pasti kita peroleh. Karena pikiran dan perasaan kita mudah dipengaruhi apa yang kita lihat / dengar, maka kita harus bergantung pada hikmat Tuhan supaya kita menjadi bijaksana (Amsal 3:7)
• Jika kita “berperang” dalam kuasa Tuhan, sekalipun “perlengkapan perang” kita terbatas, kita tetap dapat mengalami kemenangan (Hakim-hakim 7). Yang mustahil bagi manusia, tidaklah mustahil sama sekali bagi Tuhan.

PENUTUP
Untuk dapat berjalan di jalan kemenangan Tuhan, kita tidak boleh sekali-kali tidak melekat dan tidak percaya kepadaNya. Tuhan bukan saja ingin kita menang, tapi bahkan mengalami “lebih dari pada orang yang menang” (Roma 8:37). Singkirkanlah ketakutan / kebimbangan, karena Tuhan janjikan kemenangan (Yesaya 41:10). Bangkitlah dan jadilah pemenang! Amin!

MENYIKAPI KEGAGALAN

Mazmur 94:11-13

Setiap orang percaya pasti ingin juga hidupnya berkemenangan, berhasil, dan diberkati; tapi realitanya banyak juga yang mengalami keadaan yang sebaliknya. Awalnya mengimani keberhasilan, tapi yang terjadi kemudian adalah kegagalan, lalu merasa Tuhan tidak berpihak padanya, dan mengambil kesimpulan dirinya berdosa sehingga Tuhan tidak berkenan. Kita harus belajar memahami bahwa rencana Tuhan itu tidak dapat disetarakan dengan rencana kita (Yes.55:9). Rencana Tuhan tidak ditentukan dari suatu pencapaian keberhasilan manusia. Bisa saja Tuhan ijinkan umatNya mengalami kegagalan, dengan maksud menunjukkan pemeliharaan dan keilahianNya yang ajaib (1Ptr.5:10-11).

Apa yang harus dilakukan saat kita merasa gagal?:
1. PERCAYA DIDIKAN TUHAN DEMI KEBAIKAN KITA (Mzm.32:8).
• Didikan Tuhan bertujuan agar kita menerima yang terbaik, daripada permintaan yang menurut kita baik.
• Karena kasihNya bagi kita (karena Dia adalah Bapa yang sangat baik), Tuhan akan “menginterupsi” jika kita mulai “keluar jalur” dari rencana indahNya.

2. PERCAYA SELALU ADA PENGHARAPAN BERSAMA TUHAN (Roma 5:3-5)
• Ada proses yang harus dilalui (penderitaan – ketekunan – tahan uji – pengharapan), agar karakter rohani kita terbentuk, sehingga membuat kita dapat memiliki sikap yang sesuai kehendak Tuhan.

3. TIDAK MENGANDALKAN PENGERTIAN SENDIRI (Amsal 3:5-6)
• Bertindak berdasarkan pengertian dari hikmat Tuhan, membuat kita semakin mengenal Tuhan dan rencanaNya.
• Selain percaya pada janjiNya yang terbaik, kita juga harus belajar percaya pada “waktu penggenapan” janjiNya.

PENUTUP
Meskipun Tuhan bisa memberkati seseorang dengan keberhasilan, namun rencana Tuhan tidak sama dengan keberhasilan, apalagi keberhasilan oleh kekuatan manusia sendiri. Keberhasilan bukan final, kegagalan bukan fatal. Saat berhasil tetaplah rendah hati, saat gagal segeralah bangkit lagi sampai kita dijadikan pemenang olehNya. Amin!

JANGAN TAKUT DAN LEMAH HATI

Ulangan 20:8

Banyak orang yang mengatakan bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun yang berat dan sulit. Mereka memiliki berbagai macam alasan yang mendasari pemikiran tersebut. Prediksi terhadap keadaan dunia yang tidak semakin baik, harus disikapi oleh anak-anak Tuhan bukan dengan ketakutan, karena hal itu hanya akan melemahkan hati saja. Dan hati yang lemah pada akhirnya dapat mengundang rasa putus asa, depresi dan bahkan bisa membuat kita kehilangan iman percaya kita.
Bagaimanakah seharusnya kita sebagai anak-anak Tuhan bersikap dalam mengantisipasi ketakutan dan lemah hati?

1. KOKOHKAN IMAN DALAM TUHAN (Yakobus 4:15)
• Miliki gaya hidup yang sangat baik, yaitu suka bergaul dan bersekutu dengan Firman Tuhan (Yosua 1:8). Di saat situasi sulit, orang yang memiliki pergaulan intim dengan Tuhan akan dimampukan untuk bisa tetap tenang sehingga dapat berdoa dan berpikir dengan baik. (1 Samuel 30:6)
• Iman kita bisa menjadi goyah jika kita tidak memperhatikan pergaulan kita dalam kehidupan sehari-hari. Awasi dan batasi pergaulan yang berpotensi merusak hal-hal yang baik di dalam diri kita (1 Korintus 15:33). Bergaulah dengan orang2 yang juga beriman dan dapat memberikan motivasi positif.
• Salah satu cara untuk menguatkan kembali iman kita adalah dengan mengingat hal-hal hebat yang telah Tuhan lakukan di dalam hidup kita di masa-masa yang lalu, karena Tuhan yang kita sembah tidak akan pernah berubah, dulu, sekarang dan selamanya.

2. DAHULUKAN HIKMAT TUHAN SEBELUM BERTINDAK (Ulangan 20:2-4)
• Perhatikan secara khusus Daud. Berkali-kali Alkitab mencatat bahwa Daud bertanya dahulu kepada Tuhan sebelum ia mengambil keputusan dalam berperang (1 Samuel 23:2-4, 1 Samuel 30:8, 2 Samuel 2:1, 2 Samuel 5:19,23)
• Sekalipun Daud sangat berpengalaman dalam berperang ia selalu minta petunjuk Tuhan lebih dahulu. Inilah rahasia keberhasilan hidup Daud.
• Seringkali orang percaya terlambat untuk meminta hikmat Tuhan. Setelah ada masalah baru bahwa ia menyadari bahwa dirinya memerlukan Tuhan.

PENUTUP
Janganlah menjadi orang yang dikuasai ketakutan atau lemah hati. Mari berjalan sebagai orang yang menang, karena Allah ada di pihak kita. Jika kita berteguh hati kepada Tuhan, maka Dia pasti menyertai dan bertindak bagi kita (Ul.31:6).Amin!

MENJAGA KESEHATAN ROHANI

1 Timotius 4:8

Pandemi Covid-19 benar-benar mengubah cara hidup masyarakat di seluruh dunia, di mana salah satunya adalah bagaimana menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan agar memiliki imunitas yang maksimal. Salah satu kegiatan yang menunjang hal tersebut adalah dengan melakukan olahraga, namun hendaknya kegiatan ini dilakukan dengan teratur dan konsisten, sehingga bisa menjadi salah satu gaya hidup sehat yang membuat kita bugar setiap waktu. Selain menjaga kesehatan jasmani, kita pun harus sangat memperhatikan kesehatan rohani. Sehat rohani bukan saja mendatangkan kekuatan bagi jiwa kita, tapi juga memampukan kita menjadi berkat bagi banyak orang.
Manfaat olahraga rohani menurut firman Tuhan, mendatangkan manfaat dalam segala hal, bahkan mendatangkan berkat untuk masa ini dan kelak untuk masa kekekalan. Marilah menjaga kesehatan rohani dalam bentuk:

1. MELIBATKAN TUHAN DI SEGALA SITUASI & KONDISI (Yak.4:15)
• Berdoalah di segala waktu, karena ini adalah tindakan yang mendatangkan tuntunan Tuhan yang paling tepat untuk kita mengambil keputusan dalam kehidupan.
• Sikap ini adalah suatu tanda kita memerlukan Tuhan lebih dari segalanya.

2. MENETAPKAN HATI UNTUK KOMITMEN DALAM TUHAN (Ezr.7:10)
• Untuk dapat berjalan dalam ketaatan dan mengalami pertumbuhan rohani yang sehat, dibutuhkan komitmen. Komitmen dan kesetiaan yang teruji, menjadikan kita sebagai umat yang layak bagi Tuhan.
• Berkomitmenlah untuk bersekutu tanpa henti dengan firman Tuhan dan jangan lupa untuk menjalankannya / mempraktekkannya. Kita disebutkan sebagai orang yang berbahagia jika melakukan hal ini (Luk.11:28)

PENUTUP
Orang yang senantiasa melibatkan Tuhan dan berkomitmen dalam Dia, pasti sanggup melewati berbagai tantangan hidup dengan disediakanNya hikmat dan terobosan dalam segala situasi. Orang yang setia menjaga kesehatan rohaninya akan memperoleh berkat besar (Ulangan 28:12). Di saat kesesakan ada perlindungan / kekuatan / pertolongan Tuhan atas hidupnya (Mazmur 46:1). Amin!

DIBERKATI UNTUK MEMBERKATI

Bilangan 6:24-26

Jika kita menggunakan sudut pandang dunia, maka kita mengartikan berkat hanya pada apa yang kita terima; sedangkan firman Tuhan berkata sebaliknya bahwa kita diberkati untuk menjadi berkat (1Petrus 3:9b).
Hakekat memberkati / memberi menurut Firman Tuhan adalah :

1. PENGELOLA BUKAN PEMILIK (Mat.25:14)
• Sebagai manusia yang masih memiliki kedagingan, jika kita bermental pemilik, kita bisa terjebak dalam egoisme (yang berujung pada keengganan atau bahkan sulit untuk memberi), namun mental pengelola adalah memberdayakan dengan efektif apa yang ia punya sehingga dirasakan manfaatnya bagi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Tuhanlah pemilik segalanya dan kitalah pengelolanya.

2. MANIFESTASI KASIH TUHAN (1Yoh.3:17-18).
• Orang memberi belum tentu memiliki kasih Tuhan, tapi orang yang mengasihi Tuhan pasti ingin memberi / memberkati / mengasihi sesama.
• Berkatilah sesama khususnya yang berkekurangan (Markus 14:7a, Matius 25:35-41) dan jadilah berkat juga bagi pekerjaan Tuhan (2 Korintus 9:12).

3. MEMBERI MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN (Kis.20:35b)
• Untuk mengalami hal ini, dibutuhkan iman keberanian untuk memberi, karena Tuhan tidak akan membiarkan kita kekurangan dan bahkan menyiapkan kelimpahan saat kita berani (dengan iman) untuk memberi bahkan di masa sulit (1Raja-raja 17:7-16).
• Jangan memiliki paradigma: Baru bisa memberi setelah diberkati

PENUTUP
Berkat kita datangnya dari Tuhan, karena Dia mengasihi kita dan Dia ingin umatNya berlimpah dengan damai dan sejahtera. Selamat memberkati, selamat memberi, selamat menabur, dan selamat berbahagia karena Tuhan. Amin