PENCOBAAN ATAU UJIAN

Yakobus 1:13-15

Bagi setiap orang yang ingin meraih kemenangan, maka ia harus melakukan sesuatu untuk dapat memperolehnya. Jika belum mendapatkan, tanpa adanya kemauan yang kuat untuk maju / bangkit, maka ia akan tetap kalah. Dalam kehidupan orang percaya, kita dihadapkan dalam banyak ‘pertandingan hidup’, yang sering diistilahkan sebagai proses kehidupan. Dalam proses kehidupan, kita harus dapat membedakan antara ujian dan pencobaan, supaya kita memahami kebenaran firman Tuhan yang dapat menjadi kekuatan bagi kita untuk menang.

1. PENCOBAAN
• Bersumber dari iblis dan “kehendak daging” (Galatia 5:19), agar kita melakukan kesalahan dan jatuh dalam dosa
• Tujuan iblis memanglah agar manusia binasa (Yoh.10:10a).

2. UJIAN
• Bersumber dari Tuhan, untuk menguji iman kita ( Amsal 17:3)
• Iman yang ‘kecil’ sekalipun bahkan bisa ‘memindahkan gunung’ (Mat.17:20)

PENUTUP
Baik pencobaan maupun ujian, jika kita menghadapinya dengan kekuatan dari Tuhan, itu dapat membuat iman kita makin bertumbuh besar dan membuat kita semakin dewasa rohani. Jangan gentar atas ujian dan goncangan yang terjadi. Yang sedang merasakan kekalahan bahkan keterpurukan, mari bangkitkan imanmu lagi dan berjalanlah terus menuju kemenangan. Amin !

TERANG YANG TAK TERSEMBUNYI

Matius 5:14-15

Jika kita hidup dalam terang, maka hidup kita akan bertentangan dengan kegelapan. Hidup yang menyatakan terang akan semakin nyata saat kita berada dalam situasi yang gelap atau sukar (2Tim.3:1-5). Masa sukar (di ayat tersebut) bermakna masa yang berbahaya / mengerikan / menyedihkan / keras / garang / kejam; begitulah kondisi dunia tempat kita hidup saat ini. Karena itu dibutuhkan “terang” agar dunia jangan menjadi semakin gelap / jauh dari Tuhan. Karakter terang yang harus dihadirkan oleh orang percaya:

1. MENJADI TELADAN (MAT.5:16)
• Tingkahlakunya berbeda dengan tingkahlaku dosa orang dunia.
• Sekecil apapun terangnya, pastilah tetap memberi dampak bagi sekitar
• Senantiasa bersandar pada Sumber Terang (Firman Tuhan).
• Tidak “berisik” = Menunjukkan perbuatan dalam kebenaran dengan tulus (tanpa kepura-puraan) = Nampak rohani tanpa kepalsuan (palsu = tidak berdampak).

2. MEMBERIKAN ARAH (YEH.3:18-19)
• Jadilah seseorang yang seumpama lampu mercusuar / lampu lalulintas, yang menolong sesama untuk memberi arah dan petunjuk kehidupan
• Hidup kita punya tanggungjawab bagi mereka yang belum diselamatkan
• Hidup kita tidak boleh tersembunyi, tetapi harus terus berinteraksi / berhubungan dengan sesama (Kis.1:8b), terutama mereka yang masih berada dalam kegelapan.

3. MENARIK PERHATIAN (KISAH PARA RASUL 2:47)
• Terang hidup kita harus terus menyala (=jangan padam).
• Keteladanan dan integritas kita akan menarik perhatian orang lain, sebagai pembawa pesan keselamatan Kristus yang juga dapat mereka miliki.

PENUTUP
Semua orang percaya harus menjadi terang Kristus, karena pengaruh kita sangatlah besar bagi kondisi masyarakat yang sudah bobrok / menuju kebinasaan. Kehadiran orang percaya haruslah membawa terang di manapun ia berada (Yoh.8:12b, Ef.5:8-9), karena demikian pulalah teladan Yesus yang harus orang percaya ikuti (1Yoh.2:6).. Amin !

KEKRISTENAN YANG DEWASA

Efesus 2:10, 1 Korintus 10:23-24

Anak kecil tidak memiliki tanggungjawab seperti orang dewasa. Dunianya seputar bermain, bersekolah, belajar hal-hal sosial secara sederhana (tata krama, etika, dll), dan terus mentaati apa yang menjadi ajaran / nasehat orangtuanya. Sedangkan orang dewasa ditandai dengan adanya tanggung jawab besar yang diembannya; misalnya bekerja / berkarir / memimpin / membiayai / menafkahi yang dibawahinya / dll.

Anak kecil terikat dengan pilihan-pilihan yang ditentukan orangtuanya (karena hal itu memang dibutuhkan demi membantu menghadapi masa depannya), sebaliknya orang dewasa memiliki “kebebasan memilih” demi membangun kehidupannya saat ini dan hari esok; tapi jika ia menggunakan kebebasan dengan tidak bertanggungjawab, itu justru akan merusak / menghancurkan kehidupan yang ia telah bangun.

Firman Tuhan memberikan parameter aktualisasi seorang kristen yang dewasa:

1. APAPUN BOLEH TAPI APAKAH ITU BERGUNA?!
• Apapun yang kita akan lakukan atau perbuat, kita perlu mengevaluasi singkat, “Apakah itu bergunauntuk dipikirkan / dilakukan / dikonsumsi / dilatih / dibiasakan / dibaca / didengar / dll ?”
• Jika tidak ada manfaatnya (bahkan jika merusak), tinggalkanlah / hentikanlah!
• Hidup ini sangat singkat, jangan sia-siakan waktu untuk hal yang sia-sia

2. APAPUN BOLEH TAPI APAKAH ITU MEMBANGUN?!
• Segala aktualisasi hidup kita seharusnya memberikan kemajuan, menambah nilai, dan semakin efektif; jika belum atau tidak, hentikan dan ganti aktualisasi, atau tetap dilakukan tapi ganti caranya.
• Hal-hal yang tidak berguna, pasti tidak akan membangun, malah meruntuhkan
• Tuhan sudah berikan “pekerjaan baik” atas setiap kita, tetapkan hati untuk melakukan segala sesuatunya untuk membangun diri dan sesama.

PENUTUP
Jadilah seorang Kristen yang dewasa, yang sekaligus bijak dalam menggunakan kebebasannya saat menentukan pilihan-pilihan dalam bertingkahlaku, berkata-kata, dan berkarya. Biarlah segala apa yang keluar dari hidup kita, mendatangkan kedamaian dan sukacita, baik bagi diri sendiri maupun untuk orang lain; supaya kita dapat dikenan Tuhan sekaligus mendapat respek dari sesama (Rom.14:17-18) serta memuliakan nama Tuhan (2Tes.1:12). Mari mengejar hal-hal yang berguna dan yang membangunn. Amin !

KEMBALI PADA KASIH SEMULA

Wahyu 2:4-5

Hari-hari ini setelah kita melewati masa-masa sulit akibat pandemi, kita harus makin menjaga kondisi kesehatan kita masing-masing dan sedapatnya bahkan meningkatkan kualitasnya. Seperti halnya kesehatan secara jasmani, demikian pula kita harus terus memastikan agar kerohanian kita sehat (=tidak menjadi kering).
Kesehatan rohani terkait erat dengan apa yang Firman Tuhan ingatkan, tentang pentingnya kita memiliki kondisi “kasih mula-mula”, seberapa lama pun kita telah menjadi orang percaya. Dengan kondisi tersebut, kehidupan kekristenan kita (termasuk ibadah dan pelayanan kita) tidak akan terjebak dalam rutinitas, yang berpotensi membuat kita lelah / jenuh / pura-pura / dll.; tapi justru kita dapat melakukannya dengan ketulusan dan kasih yang menyala-nyala bagi Tuhan (Rom.12:9).
Hal-hal yang harus kita lakukan untuk menjaga kesehatan rohani (=kasih mula-mula):

1. SELALU MELEKAT PADA FIRMAN TUHAN (Yakobus 4:8)
• Melekat dengan Firman Tuhan berarti melekat dengan pribadi Elohim.

2. SELALU MAU DIAJAR TUHAN (2 Timotius 3:16)
• Menerima dengan besar hati ketika ditegur Tuhan.

3. SELALU TIDAK PERNAH LUPA BERSYUKUR (1Tes.5:18)
• Dalam segala situasi dan kondisi, apapun musim kehidupan yang kita sedang lalui, pastikan diri kita untuk selalu bersyukur.

PENUTUP
Mari menjaga kerohanian kita dalam kondisi “kasih mula-mula”, sehingga kita selalu menyala-nyala / memiliki kegairahan akan Tuhan (Rom.12:11). Berilah prioritas kepada Tuhan dalam segala rencana dan tindakan kita, maka perkenanan Tuhan pasti turun bagi kita. Amin!

TEKUN MENCARI TUHAN

Amsal 8:17

Ada kalimat bijak mengatakan bahwa “Tuhan itu hanya sejauh doa”. Artinya Tuhan pada dasarnya tidaklah jauh, bahkan teramat dekat dengan kita, karena yang perlu dilakukan untuk merasakan kedekatan denganNya adalah dengan tekun berdoa. Makna lain yang bisa kita tangkap adalah semakin jarang kita berdoa, Tuhan akan terasa jauh dari kehidupan kita. Berkat bagi yang bertekun mencari Tuhan :

1. . DIPERHATIKAN OLEH TUHAN (Mzm.33:18)
• Yang maksimal mencari dan melayaniNya pasti tidak akan mengalami yang sia-sia (1Kor.15:58). Tuhan adalah pribadi yang tahu membalas kasih.
• Pasti menemukan jalan keluar saat menghadapi masalah hidup, karena Dia adalah Jalan, Kebenaran, dan Kehidupan (Yoh.14:6).
• Hidupnya tidak akan berkekurangan (Mat.6:33, Ams.8:18).

2. SEMAKIN PAHAM KEHIDUPAN (Am.5:6)
• Orang yang menemukan Tuhan, akan menemukan arti hidup yang sesungguhnya, karena ia bertemu dengan Sang Pemilik Kehidupan.
Prioritasnya akan mengejar hal-hal surgawi yang kekal, bukan sekedar perkara-perkara duniawi yang sementara adanya

PENUTUP
Bertekunlah mencari Tuhan dan temuilah Dia setiap waktu. Lakukanlah itu dengan rajin / konsisten / sungguh-sungguh / kontinu / tanpa lelah. Miliki komitmen yang tinggi untuk dapat bertekun. Dalam upaya kita bertekun, jangan lupa untuk selalu memiliki hati yang bertobat jika ada hal-hal yang tidak berkenan bagi Tuhan (2Taw.7:14; lakukan introspeksi hati setiap saat). Kasihi Dia dengan segenap hati dan bersiaplah untuk menerima berkat-berkatNya yang bahkan tidak terpikirkan (1Kor.2:9). Amin

KITA HARUS BERDOA

Matius 18:19

Doa adalah senjata utama kita dalam menghadapi setiap persoalan dalam hidup ini. Melalui doa, hidup kita terhubung dengan Sumber Kehidupan yaitu Allah sendiri. Dalam doa kita menghadap dan menyampaikan sesuatu kepada Tuhan. Doa menjadi salah satu sarana bagi Tuhan untuk menyampaikan pesanNya kepada kita. Doa juga menjadi sarana bagi kita untuk mengalami kemuliaan, jawaban, mujizat, dan hal-hal ajaib dari Surga.
Mengapa kita perlu berdoa?

1. BERDOA ADALAH PERINTAH TUHAN (1Tes.5:17)
• Berdoa bukanlah pilihan atau himbauan, tapi adalah kehendak Tuhan
• Doa bukanlah jalan terakhir, tapi justru langkah utama dan pertama. Artinya jangan sampai baru berdoa setelah keadaan kepepet / terdesak / terjepit, atau usaha-usaha lain sudah tidak berhasil.

2. BERDOA ADALAH TANDA KITA MENGANDALKAN TUHAN (Yeremia 17:5)
• Orang yang mengandalkan Tuhan artinya membutuhkan Tuhan, karena sangatlah berbahaya jika kita berjalan di dunia ini tanpa Tuhan.
• Yang mengandalkan diri sendiri, akan menjadi sasaran empuk iblis (Yoh.10:10a). Banyak orang jatuh dan gagal dalam hidupnya karena tidak berdoa (=tidak mengandalkan Tuhan).

3. BERDOA ADALAH SARANA UNTUK BERTEMU TUHAN (Yeremia 55:6)
• Kita harus mencari Tuhan sungguh-sungguh selama masih ada kesempatan.
• Jangan jemu-jemu untuk berdoa / berseru kepada kepadaNya karena Tuhan begitu dekat dan siap mendengarkan /menjawab doa-doa kita.

PENUTUP
Orang yang suka berdoa bukan berarti tidak memiliki masalah, tapi ia pasti diberikan kekuatan untuk menghadapi masalah dan mendapatkan kemenangan dari Tuhan. Doa mengubah segala sesuatu dari yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dari yang tidak ada menjadi ada. Berdoa adalah aktivitas rohani yang berdampak pada kekekalan. Jangan biarkan diri kita malas berdoa, karena iblis selalu berusaha dengan segala cara agar kita tidak berdoa, karena ia tahu jika kita melakukannya, kita sedang memanifestasikan kuasa Allah; karena itu berdoalah…!!!

APA PRIORITAS HIDUPMU ?

Lukas 10:39-42

Kita diberikan kehendak bebas oleh Tuhan, karena itu kita selalu memiliki pilihan dalam kehidupan yang kita jalani ini. Manusia pertama jatuh dalam dosa karena mengambil pilihan yang salah. Mereka tidak menetapkan hati untuk memprioritaskan tindakan yang seharusnya mereka pilih. Definisi prioritas adalah keadaan ketika seseorang atau sesuatu dianggap / diperlakukan lebih penting daripada yang lainnya. Prioritas hidup kita akan menentukan di mana / seperti apa hati kita (Luk.12:34).
Prioritas hidup dalam sudut pandang firman Tuhan:

1. PRIORITAS YANG BENAR
• Mengasihi Tuhan dan sesama (Mat.22:37-38, Luk.10:27)
• Mendahulukan Kerajaan Allah (Mat.6:33): Membaca, merenungkan, dan melakukan firman Tuhan (Mzm.1:2)
• Menjaga hidup benar (Mzm.26:3): Jaga perilaku dan perkataan.

2. DAMPAK PRIORITAS YANG SALAH (Luk.10:41)
• Hidup dikuasai kekuatiran (Mat.6:34)
• Hidup dibebani dengan hal-hal yang menyusahkan diri (Mzm.127:2, Ams.11:28)

PENUTUP
Prioritas yang keliru dapat membuat kita “lupa” mengutamakan Allah (Yer.17:5-6). Sebaliknya prioritas yang benar (yang dijalani bersama Tuhan), menjadikan hidup kita berkualitas dan kita selalu dapat bersemangat. Kita akan memandang segala sesuatu dengan cara ilahi karena Roh Kudus ada dalam kita. Prioritaskan untuk melakukan hal hal demi kebenaran bukan ketenaran, dan bersandarlah pada kebenaran firman Tuhan, bukan pada kenyataan hidup; maka kita akan menerima apa yang kita doakan / harapkan. Amin!

TAK GENTAR HADAPI TANTANGAN

1 Samuel 17:10-40

Untuk dapat menjadi seorang pemenang di setiap perlombaan, peserta lomba harus terus menerus berkompetisi dan harus selalu siap menghadapi tantangan. Ia juga harus terus melanjutkan perjuangannya ke babak-babak berikutnya demi menjadi pemenang utama. Demikian pula halnya kehidupan yang kita jalani. Tantangan kehidupan pada dasarnya adalah hal yang baik, karena itu bisa membuat seseorang semakin maju, semakin berhasil, dan semakin dewasa. Keberhasilan Daud bermula karena ia menyukai tantangan.
Bagaimana menjadi pemenang di setiap tantangan kehidupan ini?

1. JANGAN MENYERAH (ay.32)
• Sikap tidak menyerah ditandai dengan tidak menjadi lemah hati saat orang lain meragukan kemampuan kita (ay.33). Sikap dunia: Tidak memperhitungkan kita, tidak mempedulikan kita, merendahkan kita, mencemooh kita. Sikap Tuhan: Menganggap kita berharga. Meyakinkan kita bahwa kita mampu. Mengangkat dan memuliakan kita..

2. PERHATIKAN TUNTUNAN TUHAN (ay.40)
• Goliat dikalahkan bukan dengan perlengkapan perang Daud yang hebat, melainkan hanya dengan “umban dan batu”. Tuhan memakai kita dengan apa yang ada pada kita
• Jangan memaksakan diri untuk menjadi sama dengan orang lain (ay.38-39) demi menjadi berhasil dalam suatu tantangan. Tuhan berdayakan diri kita dengan apa yang ada pada kita.

3. ANDALKAN TUHAN (ay.37,46)
• Orang yang bisa mengandalkan Tuhan adalah orang yang tidak melupakan peran Tuhan dan yang sama sekali tidak meragukan kuasa Tuhan, yang telah menolongnya di masa lalu. Tuhan yang sama pasti menolong juga di masa ini.

PENUTUP
Tantangan bukan untuk membuat kita jatuh, tetapi supaya kita lebih maju, lebih kuat, lebih berhasil. Jangan gentar dan jangan menghindar dari tantangan, tetapi hadapilah dengan lapang dada. Tuhan pasti memberikan jalan keluar. Amin!

GANTI YANG LAMA (HAPUS SEMUA)

2 Korintus 5:17b

Umumnya dalam memasuki perayaan-perayaan tertentu (tahun baru, hari raya keagamaan, dll), orang-orang memiliki kecenderungan untuk membeli / memiliki barang-barang baru bagi dirinya. Sebagai orang-orang percaya, kita pun mendambakan hal-hal yang baru, namun yang lebih dari sekedar barang-barang jasmani, yaitu berupa pengalaman-pengalaman spiritual yang baru bersama Tuhan, yang mana semuanya itu juga mendatangkan berkat dan kepuasan dalam hidup kita.
Hal-hal apa yang harus digantikan / dihapuskan?

1. MASA LALU (Filipi 3:13b)
• Kehidupan di masa lalu saat tidak mengenal Tuhan. Menjalani hidup tanpa tujuan. Hidup dengan ketidakpedulian dan hanya demi diri sendiri.

2. KEDAGINGAN (Daniel 1:8a)
• Tidak lagi hidup dikuasai amarah / sakit hati / benci / dendam. Tidak lagi hidup demi kepuasan jasmani saja, tapi mencari kepuasan rohani dengan cara mengarahkan diri kepada Tuhan dan hidup dalam kekudusan. Supaya tidak terperosok dalam kedagingan, kita perlu menjaga pergaulan dan memiliki komunitas yang sehat (1Kor.15:33).

3. KETIDAKTAATAN (Mazmur 24:4)
• Berkomitmen kepada Tuhan untuk setiap hari menjaga perkataan dan tindakan yang sesuai kebenaran. Hidup dalam ketaatan diawali oleh hati / pikiran sesuai Roh Kudus (Flp.4:8) serta menjaga keintiman melalui firmanNya.

PENUTUP
Gantilah hal-hal yang lama dengan yang baru, yang mendatangkan ketenangan dan sukacita melimpah. Hal ini hanya dapat terjadi bukan dengan mengganti hal-hal materi / jasmani, melainkan terus menerus membarui langkah-langkah kita untuk senantiasa dekat dengan Tuhan. Berkat berlimpah pasti tersedia bagi orang-orang yang melakukannya. Amin!

KUNCI SANG PEMENANG

Kejadian 41:37-45, 37:18-28, 39,40,41

Pelajaran tentang memahami dan mengalami kemenangan kehidupan, salah satunya dapat kita peroleh dari kisah Yusuf, sang raja muda Mesir; seorang hamba yang kemudian menjadi penguasa. Hidup Yusuf itu seumpama gelombang yang naik turun secara drastis. Lahir dari keluarga berada, direncanakan untuk dibunuh, dibuang, dijual sebagai budak, menjadi hamba, diangkat jadi kepala pelayan, difitnah, dipenjarakan, diangkat jadi pengurus tahanan, dan … dilupakan! Kisah Yusuf berujung pada kemuliaan Tuhan, tapi kemenangan hidupnya sebenarnya telah terjadi jauh sebelum “happy ending” / kejayaan besar yang diraihnya..
Kunci kemenangan Yusuf dalam menjalani gejolak hidup adalah karena ia orang yang:

1. PERCAYA PADA RENCANA TUHAN YANG BAIK (Kej.45:8)
• Milikilah perspektif bahwa setiap pengalaman hidup kita, selalu ada peran Tuhan atasnya, maka penderitaan tidak bisa menyurutkan keyakinan kita pada rencana kebaikan Tuhan.
• Kej.45:1-4. Selama meyakini rencana Tuhan yang baik, tidak ada tempat bagi yang namanya “pahit hati”; tidak akan menyalahkan keadaan / orang lain / bahkan Tuhan.)

2. MENJAGA INTEGRITAS HIDUP (Kej.39:8-10, Ams.21:3, Tit.2:7, Ams.20:7)
• Jaga tingkah laku dan perkataan seumur hidup (Mzm.101:2).
• Integritas teruji saat diperhadapkan dengan suatu tantangan / situasi sulit; apa respons (langsung atau tidak langsung) yang ditunjukkan akan membuktikan “siapa kita”. Jangan sampai katanya “A” tapi faktanya “B”.
• Dalam segala kesusahannya, tidak tercatat perkataan negatif dari Yusuf, justru ia tetap “beraktualisasi” dengan maksimal, sehingga hidupnya selalu bermanfaat bagi orang lain, dan Tuhan percayakan hal-hal yang makin besar (Matius 25:21)

3. MISI HIDUPNYA MEMULIAKAN TUHAN (Kej.41:16,25,28,32)
• Kehidupan ini adalah untuk memuliakan nama Tuhan (Kol.3:23).
• Lupakan masa lalu dan hiduplah untuk masa depan (Ams.23:18).
• Introspeksi ketulusan hati (Yoh.3:30). Jangan curi kemuliaan Tuhan!

PENUTUP
Kita memang seringkali tidak mengerti alasan di balik segala peristiwa yang tidak menyenangkan, tapi percayalah bahwa Tuhan adalah Tuhan yang setia untuk menyertai, memulihkan, dan menyediakan kelimpahan. Betapa Tuhan sangat menghargai Yusuf dan juga setiap mereka yang berkarakter serupa dengannya. Pada dasarnya orang orang yang demikian, sudah memiliki “mental pemenang” dan mereka sedang mempersiapkan diri untuk kemenangan-kemenangan berikutnya. Tuhan pasti meninggikan mereka (1Ptr.5:6). Amin!