PRINSIP DOA

Kita sering mendengar istilah “Doa adalah nafas orang percaya”. Itu artinya setiap orang Kristen dalam hidupnya harus memiliki relasi / hubungan yang tiada putus-putusnya dengan Tuhan. Jadi prinsip doa bukanlah sekedar aktifitas dengan gestur tertentu, tetapi bagaimana / seperti apa relasi / koneksi seseorang dengan Tuhan. Kita harus mengganti anggapan yang keliru mengenai doa yang selalu dikaitkan dengan frekwensi, durasi, metode, pola dsb. Memiliki kehidupan doa yang baik adalah memiliki kualitas hubungan / relasi yang baik dengan Tuhan (keintiman, keterbukaan, keberserahan, kerelaan dll)

Bagaimanakah seharusnya kita berdoa ?

1. BERDOA DENGAN TENANG (1 Petrus 4:7)
• Bahkan dalam keadaan genting dan sulit kita dapat mengalami kondisi tenang untuk berdoa, jika kita memfokuskan perhatian kita sepenuhnya kepada Tuhan dan bukan kepada kekuatiran. Kekuatiran bisa menguasai pikiran kita ketika kita memiliki rasa ragu dan tidak percaya kepada Tuhan.
• Ketenangan lahir melalui penguasaan diri. Penguasaan diri akan muncul ketika kita memiliki pengalaman kehidupan iman bersama Tuhan sehingga kita tidak panik dan tetap tenang, yang akhirnya menjadi bagian dari karakter.
• Dalam ketenangan dan tidak tergesa-gesa Tuhan menyediakan hikmat untuk penyelesaian segala sesuatu.

2. BERDOA BUKAN DEMI KEDAGINGAN (Yakobus 4:3)
• Berdoa dengan motivasi yang salah tidak akan menghasilkan apapun, justru perkenanan Tuhan akan undur dari kita.
• Kita hidup memang masih membutuhkan hal-hal yang bersifat materi / jasmaniah, namun percayalah apa yang menjadi kebutuhan kita pasti akan Tuhan sediakan.
• Dengan demikian ketika kita berdoa prioritas doa kita bukan hanya kepada hal2 yang bersifat kepentingan pribadi, tetapi kepada hal-hal yang mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan.

3. BERDOA DENGAN IMAN (Yakobus 5:16b, Markus 11:24)
• Doa tanpa didasari kepercayaan kepada Kuasa Tuhan (hanya sekedar ucapan saja), tidak akan menghasilkan apa-apa.
• Doa dengan iman artinya meyakini yang akan terjadi / yang akan kita terima adalah sesuai dengan rencana Tuhan, bukan sesuai dengan keinginan / rencana kita.

PENUTUP
Hubungan yang Tuhan kehendaki antara diriNya dan kita adalah seperti Bapa dengan Anak (Yohanes 1:12). Bagaimanakah selama ini kita membangun relasi / hubungan kita dengan Tuhan? Apakah masih ada batas-batas atau jarak ? Apakah karena ada dosa yang belum dibereskan? Marilah kita bangun relasi kita dengan Tuhan agar kehidupan doa kita juga ikut terbangun dalam keintiman dengan Tuhan. Amin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.