Roma 8:6-7
Kegalauan adalah perasaan tertekan karena menghadapi situasi kehidupan yang belum bisa diatasi / belum ada solusinya. Bagi orang percaya, hal ini harus diwaspadai, karena jika terus menerus dibiarkan, kondisi rohnya bisa menjadi redup. Saat rohnya redup, orientasi kehidupannya cenderung mengutamakan kehendak daging. Saat kita menghadapi kegalauan, hanya ada dua pilihan atas situasi tersebut: Back to Bible atau Back to People. Resiko jika kita Back to People (mengandalkan manusia) adalah seperti yang tertulis dalam Yer.17:5-6, sedangkan resiko Back to Bible (mengandalkan Tuhan) adalah seperti yang tertulis dalam Yer.17:7-8. Tentu saja keputusan yang tepat adalah kita harus datang kepada Tuhan dan mengandalkan firmanNya.
Mengatasi kegalauan harus diawali dengan keyakinan iman sbb:
1. TUHAN ADALAH PENOLONG KITA.
Sadari bahwa pertolongan manusia itu terbatas (Yes.2:22). Sadari bahwa harta dunia setiap saat bisa meninggalkan kita (Ams.23:4-5). Pertolongan kita yang paling bisa diandalkan adalah hanya dari Tuhan (Yes.31:1).
2. TUHAN ADALAH PEMELIHARA KITA.
Hal yang paling menonjol dari Tuhan kita adalah kasihNya dan karena kasihNya maka Dia pasti pelihara kita (Mat.6:26). Dia penyedia kebutuhan kita (Flp.4:19). Jika kita sadar bahwa Dia pemelihara kita, seharusnya kita buang jauh kekuatiran (1Ptr.5:7).
3. TUHAN ADALAH SUMBER BERKAT KITA.
Tuhan sanggup sediakan hal yang terbaik (Mat.7:9-11). Prioritas hidup kepada Tuhan mendatangkan berkat berlimpah (Mat.6:33).
PENUTUP
Situasi dunia yang gelap, tidak bisa menahan terang Tuhan yang ada di dalam orang percaya, karena kemuliaan Tuhan bersinar melalui dirinya (2Kor.4:6). Orang yang memancarkan kemuliaan Tuhan, pasti bisa mengalahkan kegalauan. Orang yang tidak galau, adalah orang yang bisa tetap bersukacita sekalipun situasi kondisi tidak mendukung (1Tes.5:16-24).